Tari Seblang, Ritual Mistis Penolak Bala Suku Osing Banyuwangi
Dengan mata terpejam dan kerasukan, gadis bernama Diah ini lihai berlenggak-lenggok menggerakkan selendang merahnya. Sebagai penari seblang nantinya, Ia akan menari setiap hari selama enam jam dan tujuh hari berturut-turut. Ritual kekuatan magis yang mampu membuatnya tak merasa lelah.
Dengan mata terpejam dan kerasukan, gadis bernama Diah ini lihai berlenggak-lenggok menggerakkan selendang merahnya. Ia menari mengikuti iringan musik angklung pagak yang mengalun pelan. Di belakangnya seorang pawang menjaga sambil ikut menari.
Usia Diah memang masih muda, baru menginjak 10 tahun. Namun gadis cilik ini sudah 2 kali menjadi penari Seblang. Bukan tanpa alasan, sebab penari Seblang memang tak bisa dilakukan sembarang orang. Di Desa Olehsari, sang penari harus masih satu garis keturunan dengan penari Seblang sebelumnya. Ia juga seorang perempuan belia yang terpilih melalui prosesi kejiman (Supranatural).
-
Di mana tradisi Seblang di Banyuwangi dirayakan? Ritual adat Seblang Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, digelar selama satu pekan, sejak 15 April - 21 April.
-
Apa itu tradisi Endog-Endogan di Banyuwangi? Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki tradisi unik untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Mereka melakukan arak-arakan telur yang digantung pada pohon pisang. Telur ini dihias menggunakan bungkus warna-warni sehingga tampak memikat.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Mengapa tradisi Seblang di Banyuwangi dirayakan? Seblang merupakan salah satu tradisi adat masyarakat Osing dalam mengejawantahkan rasa syukurnya.
-
Di mana pertunjukan wayang kulit di Banyuwangi digelar? Setiap malam ditampilkan pertunjukan wayang yang digelar di Lapangan RTH Karetan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi.
-
Apa yang dimaksud dengan santet Banyuwangi? Santet Banyuwangi punya sejarah panjang sejak zaman kerajaan. Banyuwangi dikenal dengan julukan kota santet. Kini santet sering hanya dipahami sebagai sesuatu yang buruk, padahal tidak demikian.
Ya, Tari Seblang memang bukanlah tarian biasa. Di Desa Olehsari, Banyuwangi tarian leluhur ini merupakan sebuah ritual adat. Upacara bersih desa untuk menolak bala sekaligus wujud syukur.
©2021 Merdeka.com/Yuniawan Setyono
Ritual ini diawali dari Gending Lukito ditabuh, penanda pemanggil arwah untuk datang ke ritual Seblang. Asap mengepul dari tungku kecil di tangan pawang. Sambil mengucap mantra, pawang mulai mengasapi Diah agar loh leluhur masuk ke dalam tubuhnya.
Sebuah nampan bambu di tangan Diah terjatuh, sebagai penanda roh leluhur telah menguasai tubuhnya. Dalam keadaan tak sadari, sang penari mengikuti arahan pawang sambil menggerakkan selendangnya. Diiringi dengan 28 lantunan gending dimainkan selama 7 hari berturut-turut.
Ya, penari seblang nantinya menari setiap hari selama enam jam dan tujuh hari berturut-turut. Ritual kekuatan magis yang mampu membuatnya menari terus menerus tanpa rasa lelah.
©2021 Merdeka.com/Yuniawan Setyono
Mahkota atau yang disebut omprok yang tersemat di kepala sang penari memang punya bentuk yang unik. Omprok terdiri dari pelepah pisang yang disuwir-suwir layaknya rambut. Bagian atasnya berhias bunga-bunga yang diambil dari kebun atau area sekitar pemakaman. Meski tak terlihat, sebuah kaca kecil diletakkan di bagian tengah mahkota.
Mahkota ini berbeda dengan Desa Bakungan, desa yang juga masih melakukan ritual Seblang. Omprok di Desa Bakungan menyerupai pertunjukan Gandrung dengan kain putih dan beberapa bunga. Jika penari Desa Olehsari adalah wanita belia, di Desa Bakungan penari haruslah wanita berusia 50 tahun ke atas, atau yang telah menopause. Wanita yang belum akil balik dan menopouse dianggap suci.
Pelaksanaannya pun berbeda, Seblang Olehsari setelah perayaan hari raya Idul Fitri selama tujuh hari berturut-turut. Sedangkan Seblang Bakungan setelah Idul Adha.
©2021 Merdeka.com/Yuniawan Setyono
Di pertengah ritual, Diah melemparkan selendang ke arah penonton secara acak. Seorang pria paruh baya menangkap selendang Diah. Pria tersebut wajib menari bersama dengan penari seblang selama beberapa waktu.
Dalam ritual ini, penonton yang mendapat lemparan selendang wajib menari bersama. Jika tidak ikut, Ia akan dikejar-kejar oleh penari seblang sampai mau ikut menari. Konon, penonton yang ikut menari bersama sang penari dipercaya akan mendapat keberuntungan.
Ya, penari seblang nantinya menari setiap hari selama enam jam dan tujuh hari berturut-turut. Ritual kekuatan magis yang mampu membuatnya menari terus menerus tanpa rasa lelah.
©2021 Merdeka.com/Yuniawan Setyono
Dalam ritual seblang terdapat prosesi gendhing Kembang Dermo atau seblang menjual bunga. Di prosesi tersebut hampir semua masyarakat desa dan para penonton berebut untuk mendapatkan bunga itu dengan tebusan atau mahar.
Kembang Dermo dipercaya oleh masyarakat desa sebagai tolak bala, mengusir pengaruh-pengaruh jahat, bala penyakit, keselamatan maupun keberuntungan. Pada akhir ritual, nantinya penari Seblang akan mengelilingi desa.
Tari Seblang merupakan salah satu budaya tertua di Banyuwangi. Tarian yang lekat dengan hal mistis ini mampu bertahan di tengah zaman.
(mdk/Tys)