6 Kondisi Cuaca di Indonesia yang Beriklim Tropis, Ketahui Faktor Pengaruhnya
Iklim di Indonesia sebagian besar tropis.
Kondisi cuaca di Indonesia ada beragam, mulai dari cuaca cerah, panas, berawan, hujan, hingga berangin. Lain halnya dengan iklim, yang dipengaruhi oleh garis lintang, ketinggian, medan, dan badan air di sekitar serta arusnya.
Iklim di Indonesia sebagian besar tropis. Selain itu, suhunya tidak berbeda jauh dari musim ke musim. Variabel iklim termasuk kelembaban, curah hujan, kekeruhan, visibilitas dan, angin.
Sedangkan cuaca sendiri dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yakni cahaya atau radiasi matahari, uap air atau kelembaban lingkungan dan suhu.
-
Mengapa perubahan cuaca bisa dibilang sebagai efek dari perubahan iklim? Perubahan cuaca merupakan efek dari perubahan iklim yang terjadi karena perubahan lingkungan.
-
Apa saja dampak cuaca panas ekstrem bagi lingkungan? Kondisi cuaca panas ekstrem dapat menyebabkan beberapa dampak seperti sumber daya air yang semakin berkurang, peningkatan risiko hama, hingga kerusakan ekosistem.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Kapan dampak cuaca panas ekstrem mulai terasa bagi lingkungan? Tidak heran, jika kegagalan panen menjadi ancaman serius yang dapat terjadi ketika cuaca panas ekstrem.
-
Bagaimana cuaca terbentuk? Fenomena cuaca melibatkan interaksi kompleks antara atmosfer, lautan, dan daratan, menciptakan kondisi yang terus berubah sepanjang waktu.
-
Apa saja dampak buruk dari cuaca panas dan kelembapan udara tinggi bagi kesehatan? Dilansir dari Health, berikut sejumlah dampak kesehatan yang bisa muncul akibat udara panas dan kelembapan udara tinggi: Dehidrasi Kelembapan tinggi membuat proses penguapan keringat dari kulit menjadi lambat, menyebabkan keringat bertahan di permukaan tubuh. Akibatnya, tubuh kehilangan air lebih banyak daripada yang dapat digantikan, menyebabkan dehidrasi. Gejala dehidrasi meliputi pusing, kelelahan, sakit kepala, dan kurangnya buang air kecil. Dehidrasi yang parah dapat mengancam jiwa dan memerlukan perhatian medis segera. Kram Otot Keringat yang berlebihan dalam kelembapan tinggi dapat menyebabkan hilangnya elektrolit, yang diperlukan untuk fungsi otot yang normal. Kekurangan elektrolit ini dapat menyebabkan kram otot, terutama selama atau setelah aktivitas fisik yang intens. Kelelahan Pingsan Pembuluh darah yang melebar dalam respons terhadap panas dan kelembapan tinggi dapat menyebabkan penurunan tekanan darah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan pingsan atau rasa pusing. Kelelahan bisa terjadi ketika tubuh kehilangan kemampuan untuk mengatur suhu intinya. Hal ini menyebabkan gejala seperti pusing, lemah, dan detak jantung yang meningkat. Heat Stroke Heat stroke terjadi ketika tubuh tidak lagi mampu mendinginkan diri sendiri dan suhu inti tubuh naik secara signifikan. Ini adalah kondisi darurat medis yang memerlukan perawatan segera. Ruam Panas Keringat yang terperangkap di bawah kulit dalam kelembapan tinggi dapat menyebabkan iritasi dan ruam pada kulit. Kondisi ini biasanya terasa gatal dan tidak nyaman.
Kelembaban relatif berkisar antara 70% dan 90%. Meskipun suhu udara berubah sedikit dari musim ke musim, atau dari satu daerah ke daerah yang lain. Tapi suhu yang lebih dingin biasanya terjadi di wilayah ketinggian.
Secara umum, suhu turun sekitar 1°C per peningkatan ketinggian 90 meter dari permukaan laut. Hal ini ikut mempengaruhi kondisi cuaca di Indonesia.
Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia tidak memiliki musim semi, musim panas, musim gugur, atau musim dingin. Melainkan hanya dua musim hujan dan kemarau. Sayangnya akibat pemanasan global, musim jadi kurang dapat diprediksi.
Berikut ini beberapa kondisi cuaca di Indonesia yang patut diketahui, seperti dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (7/9).
Cuaca Panas
©2012 Shutterstock/VladisChern
Kondisi cuaca di Indonesia yang pertama ialah panas. Cuaca panas kerap disalahartikan sebagai cuaca cerah. Bahkan sebenarnya, kedua cuaca tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda.
Cuaca panas biasanya terjadi saat musim kemarau. Ditandai dengan sinar matahari yang sangat tinggi di siang hari. Udara akan terasa sangat panas saat posisi matahari berada lurus di atas permukaan bumi.
Apalagi jika di wilayah yang dekat dengan laut. Ketika cuaca panas di musim kemarau ini, suhu akan semakin tinggi dan terasa lebih panas.
Terjadi kala daerah tertentu mendapatkan intensitas penyinaran matahari yang lebih, dibandingkan daerah lain. Terlebih lagi tempat yang mendapat penyinaran matahari tinggi ini, umumnya jauh dari lapisan atmosfer yang bersuhu dingin dengan partikel udara yang rapat.
Cuaca Cerah
©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Pakhnyushcha
Kondisi cuaca di Indonesia selanjutnya adalah cuaca cerah. Wilayah dengan cuara cerah ditandai dengan sinar matahari yang terlihat jelas dan terang.
Ditambah lagi dengan awan yang berwarna biru terang, disertai sejumlah awan putih tipis yang berada disekitarnya.
Meski sinar matahari terlihat terang, namun udara tidak terasa panas. Umumnya, cuaca cerah akan diiringi dengan udara yang berhembus perlahan.
Kemudian ditandai dengan sore hari yang indah. Biasanya langit berwarna oranye kemerahan. Sementara di kala malam hari, terlihat bintang dan bulan yang terang dan jelas.
Cuaca Dingin
©stemjobs.com
Kondisi cuaca di Indonesia yang berkebalikan dengan sebelumnya, yaitu cuaca dingin. Ketika terjadi cuaca dingin, kelembapan udara biasanya mencapai angka lebih tinggi dan angin akan bertiup lebih kencang. Suhu udara pada cuaca ini pun cenderung berada pada angka rendah.
Cuaca dingin banyak terjadi di wilayah-wilayah dataran tinggi, seperti pegunungan dan perbukitan. Tak heran, jika mengunjungi daerah puncak akan merasakan suasana sejuk dengan udara dingin, serta hembusan angin yang lebih kencang.
Daerah dataran tinggi juga mempunyai kerapatan udara lebih rendah, karena posisi lebih dekat dengan troposfer.
Cuaca Berawan
Kondisi cuaca di Indonesia juga biasanya berawan. Saat kondisi ini, kita kerap menjumpai awan mendung atau sinar matahari yang tertutup dengan sekumpulan awan. Terkadang saat kondisi ini, tak berselang lama akan turun hujan. Walaupun memang ada kemungkinan hujan tidak terjadi.
Sinar matahari yang tertutup oleh sekumpulan awan, menyebabkan udara tidak terlalu panas. Selain itu suasananya juga lebih gelap.
Kala awan kian pekat dan mencapai titik suhu tertentu. Kemudian berubah berwarna abu-abu, inilah yang disebut awan mendung. Sebagian besar daerah yang tertutup awan mendung, mungkin akan mengalami hujan.
Cuaca Hujan
shutterstock
Beralih ke kondisi cuaca di Indonesia yang kerap ada di musim hujan. Pada umumnya, cuaca hujan selalu terjadi di berbagai negara beriklim tropis, termasuk Indonesia.
Cuaca hujan terjadi akibat pengaruh dari meningkatnya uap air di udara. Karena ada pemanasan yang diterima dari sinar matahari.
Saat sinar matahari mengenai bumi, air yang ada di permukaan akan menguap ke atas dan berubah menjadi awan. Kemudian terbentuk sekumpulan awan yang perlahan menghasilkan hujan.
Khususnya di Indonesia yang terletak di zona khatulistiwa. Cuaca hujan sering terjadi karena mendapatkan penyinaran matahari yang cukup tinggi dan lama.
Cuaca Berangin
©dw.de
Kondisi cuaca di Indonesia yang terakhir adalah berangin. Sesuai dengan namanya, cuaca berangin ditandai dengan udara yang bergerak lebih cepat.
Bahkan dalam beberapa kasus, mampu memindahkan benda-benda yang ada di sekelilingnya. Udara yang bergerak ini disebut juga dengan angin.
Ketika udara berhembus perlahan, akan menghasilkan angin yang sepoi nan semilir yang menyejukkan. Namun saat udara bergerak dengan cepat dalam waktu yang lama. Ini bisa sumber kekuatan yang mampu menimbulkan bahaya, seperti pohon tumbang, rumah roboh, dan sebagainya.
Saat terjadi cuaca berangin, biasanya langit sedikit berawan dan suhu udara lebih rendah. Tak heran, jika angin mulai berhembus kencang diiringi dengan awan mendung berwarna gelap.
Dalam hal ini, masyarakat harus berhati-hati setiap melakukan aktivitas di luar ruangan. Karena terpaan angin kencang dapat terjadi tiba-tiba dan menimbulkan bencana tak terduga.
Faktor yang Memengaruhi Cuaca
©2012 Merdeka.com/Shutterstock/James Thew
Cuaca yang terjadi di suatu wilayah secara umum disebabkan oleh faktor panas dari matahari dan pergerakan udara. Secara nyata, panas matahari akan bekerja menghangatkan udara di lapisan bawah atmosfer bumi, menuju tingkat suhu yang berbeda, serta ke berbagai tempat berbeda pula.
Sehingga udara hangat bisa naik dan udara dingin masuk ke bawah untuk menggantikannya. Pergerakan udara inilah yang disebut dengan angin.
Kemudian angin memicu perubahan cuaca. Seperti cuaca cerah dengan langit yang terang, hingga hujan lebat dengan awan yang gelap.
Ditambah lagi faktor kelembaban atau uap air di udara juga termasuk yang memengaruhi kondisi cuaca di Indonesia. Banyaknya jumlah uap air di udara memengaruhi awan bisa terbentuk.
Juga menentukan apakah awan tersebut membawa kabut, hujan, salju. Bahkan cuaca ekstrem seperti badai angin dan badai salju.