Asbabun Nuzul Adalah Ilmu Penting Dalam Tafsir Al-Quran, Simak Penjelasannya
Asbabun Nuzul adalah ilmu penting dalam tafsir Al-Quran untuk memahami suatu ayat, mengetahui hikmah di balik penetapan hukum, hingga menelaah latar belakang turunnya Al-Quran.
Asbabun Nuzul adalah ilmu penting dalam tafsir Al-Quran untuk memahami suatu ayat, mengetahui hikmah di balik penetapan hukum, hingga menelaah latar belakang turunnya Al-Quran.
Ungkapan asbabun nuzul atau asbab an-nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata "asbab" dan "nuzul". Secara etimologi, asbabun nuzul berarti sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu.
-
Bagaimana cara membaca doa khatam Al Quran? Berikut bacaan doa dan artinya yang penuh makna:Shadaqallaahul 'aliyyul 'azhiim. Wa shadaqa rasuuluhun nabiyyul kariim. Wa nahnu 'alaa dzaalika minasy syaahidin wasy syaakirin. Walhamdulillahi rabbil 'aalamiin. Rabbanaa taqabbal minnaa innaka antas samii'ul 'aliim. Allaahummar zuqnaa bi-kulli harfin minal qur'aani halaawatan. Wa bikulli juz-in minal qur'aani jazaa-an.
-
Bagaimana cara para qori membaca Alquran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman? Setiap pembacaan Alquran raksasa ini dibutuhkan paling tidak tiga qori. Dimana 1 qori bertugas untuk melantunkan ayat-ayat suci, sementara 2 qori lainnya bertugas untuk membuka setiap lembar halaman Alquran.
-
Bagaimana cara membaca doa khotmil Quran? Berikut bacaan doa khotmil Quran pendek dan artinya yang bisa diamalkan: Allhummarhamni bilqur’an. Wajalhu li imaman wa nuran wa hudan wa rohmah. Allahumma dzakkirni minhu ma nasitu wa ‘allimni minhu ma jahiltu warzuqni tilawatahu aana-allaili waj’alhu li hujatan ya rabbal ‘alamin.
-
Bagaimana napi di Lapas Kelas IA Malang belajar membaca Alquran? Tadarus Alquran di Lapas Kelas IA Malang "Pagi itu pondok pesantren, setelah selesai dilanjutkan pembacaan tadarus Alquran. Banyak yang saya dapatkan, saya dulu tidak dapat membaca Alquran, sekarang lancar membaca Alquran."
-
Kenapa ghunnah penting dalam membaca Al-Quran? Ghunnah sebenarnya adalah bagian dari sifat huruf yang tetap, Akan tetapi karena huruf mim dan nun sangat berdengung ketika bertasydid daripada ketika tidak bertasydid, makan dikenai hukum bacaan tersendiri, yaitu hukum bacaan ghunnah.
-
Bagaimana cara membaca doa khatam Al-Quran Nahdatul Ulama? Doa Khatam Quran Nahdlatul Ulama yang biasa dibaca di kalangan NU: اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً، اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نُسِّيتُ وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَArab-latin: Allhummarhamni bilquran. Waj'alhu lii imaman wa nuran wa hudan wa rohmah. Allhumma dzakkirni minhu maa nasiitu wa 'allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aana-allaili wa'atrofannahaar waj'alhu li hujatan ya rabbal 'alamin.
Baca juga: Surat An Nasr Berikut Asbabun Nuzul Makna Dan Keistimewaannya
Namun, istilah ini hanya digunakan untuk sesuatu yang berkaitan dengan sebab turunnya ayat dalam Al-Qur’an. Melansir dari laman NU Online, disebutkan jika para mufassir Al-Qur’an sepakat bahwa:
سبب النزول معناه ما نزلت الآية أيام وقوعه متضمنة له أو مبينة لحكمه
"Asbabun nuzul adalah diturunkan ayat Al-Qur’an atas sebuah kejadian untuk mengabadikannya atau menjelaskan hukum atas kejadian tersebut,"
Asbabun sendiri ternyata memiliki beberapa macam. Simak ulasan selengkapnya dilansir dari berbagai sumber, (27/1/2023):
Soal Asbabun Nuzul
Seperti yang sudah disebutkan di atas, jika dijelaskan secara bahasa asbabul nuzul didefinisikan sebagai sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya sesuatu pada turunnya Al Quran.
Ayat Al-Qur’an diturunkan sedikit demi sedikit selama 23 tahun masa kenabian. Ayat demi ayat diturunkan oleh Allah SWT. Dalam ranah sosial, ada banyak ayat Al-Qur’an yang diturunkan sebagai jawaban atas problem yang dialami oleh Nabi Muhammad dan para sahabat.
Macam Asbabun Nuzul
Berdasarkan jumlah sebab dan ayat yang turun, asbabun nuzul dibagi menjadi 2 macam, yakni:
1. Ta'addud Al-Ashbab Wa Al-Nazil Wahid
Ta'addud al-ashbab wa al-nazil wahid adalah beberapa sebab yang hanya melatarbelakangi turunnya satu ayat atau wahyu.
Maksudnya, turunnya wahyu bertujuan untuk menanggapi beberapa peristiwa atau sebab. Contohnya dalam surat Al Ikhlas ayat 1-4:
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ - ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ - ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ - ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ - ٤
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu.(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
Ayat-ayat tersebut diturunkan sebagai tanggapan terhadap orang-orang musyrik Mekkah sebelum Rasulullah SAW melakukan hijrah.
Ayat tersebut juga diturunkan kepada kaum ahli kitab yang ditemui di Madinah setelah Rasulullah SAW hijrah.
2. Ta'adud An-Nazil Wa Al-Asbab Wahid
Ta'adud an-nazil wa al-asbab wahid adalah satu sebab yang melatarbelakangi beberapa ayat. Contohnya terdapat pada surat Ad-Dukhan ayat 10,15, dan 16. Allah SWT berfirman:
فَارْتَقِبْ يَوْمَ تَأْتِى السَّمَاۤءُ بِدُخَانٍ مُّبِيْنٍ - ١٠
Artinya: "Maka tunggulah pada hari ketika langit membawa kabut yang tampak jelas," (QS. Ad-Dukhan: 10)
اِنَّا كَاشِفُوا الْعَذَابِ قَلِيْلًا اِنَّكُمْ عَاۤىِٕدُوْنَۘ - ١٥
Artinya: "Sungguh (kalau) Kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar)." (QS. Ad-Dukhan: 15)
يَوْمَ نَبْطِشُ الْبَطْشَةَ الْكُبْرٰىۚ اِنَّا مُنْتَقِمُوْنَ - ١٦
Artinya: "(Ingatlah) pada hari (ketika) Kami menghantam mereka dengan keras. Kami pasti memberi balasan." (QS. Ad-Dukhan: 16)
Asbabun nuzul ketiga ayat tersebut terjadi pada saat kaum Quraisy durhaka kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau berdoa agar mereka (kaum Quraisy) mendapatkan kelaparan sebagaimana pernah terjadi pada zaman Nabi Yusuf AS.
Maka, Allah SWT menurunkan penderitaan kepada kaum Quraisy sehingga turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 10. Lalu, para kaum Quraisy menghadap Rasulullah SAW untuk meminta bantuan. Lalu, Rasulullah SAW berdoa kepada Tuhan untuk diturunkan hujan. Allah SWT lalu menurunkan hujan dan turunlah QS. Ad-Dukhan ayat 15.
Namun, setelah mereka mendapatkan nikmat dari Allah SWT, mereka kembali sesat dan durhaka maka turunlah ayat ke-16. Dalam riwayat tersebut dijelaskan bahwa siksaan yang dimaksud akan turun saat Perang Badar.
Disebutkan jika bisa juga ilmu asbabun nuzul merupakan rangkaian peristiwa berdasarkan riwayat para sahabat dan tabi'in serta penukilan Al Quran dan as-sunnah.
Beberapa Contoh Surat Asbabun Nuzul
Dalam website NU Online menuliskan bahwa Asbabun Nuzul memiliki fungsi salah satunya membantu memberi penjelasan terhadap beberapa ayat Al-Qur’an.
Meskipun demikian, disebut jika tidak semua ayat dalam Al-Qur’an memiliki asbabunnuzul.
Contoh ayat-ayat yang tidak memiliki asbabunnuzul yakni yang memuat cerita para nabi terdahulu. Berikut beberapa contoh ayat Asbabun Nuzul yang lain:
Surah Al-Maidah Ayat 51
۞ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُوْدَ وَالنَّصٰرٰٓى اَوْلِيَاۤءَ ۘ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَاۤءُ بَعْضٍۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِنَّهٗ مِنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ ٥١
Yā ayyuhallażīna āmanụ lā tattakhiżul-yahụda wan-naṣārā auliyā`, ba'ḍuhum auliyā`u ba'ḍ, wa may yatawallahum mingkum fa innahụ min-hum, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai teman setia[-mu]. Sebagian mereka menjadi teman setia bagi sebagian yang lain. Siapa di antara kamu yang menjadikan mereka teman setia, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim," (QS. Al-Maidah [5]: 51).
Surah Al-Lahab Ayat 1-5
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ ١ مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ ٢ سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ ٣ وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ ٤ فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ࣖ ٥
Tabbat yadā abī lahabiw wa tabb. Mā agnā 'an-hu māluhụ wa mā kasab. Sayaṣlā nāran żāta lahab. Wamra`atuh, ḥammālatal-ḥaṭab. Fī jīdihā ḥablum mim masad
Artinya: "Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan memasuki api yang bergejolak (neraka), (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal," (QS. Al-Lahab [111]: 1-5).