Cara Agar Anak Bisa Tidur Mandiri Sejak Kecil, Manfaatnya Banyak Banget
Mendorong anak untuk tidur mandiri sejak dini memiliki beragam manfaat bagi perkembangan mereka.
Mendorong anak tidur mandiri sejak usia dini sangat penting untuk mendukung perkembangan mereka. Dengan pendekatan yang tepat, orangtua dapat membantu anak mengatasi rasa takut dan belajar tidur dengan nyaman.
Menurut dr. Celestina Hendrawan-Yap, M.Res, pendiri MimpiOfficial.id, anak yang mampu tidur mandiri akan lebih mandiri dan memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi. Orangtua perlu peka terhadap sinyal yang ditunjukkan oleh anak.
-
Kapan anak biasanya perlu tidur siang? Perhatikan tanda-tanda bahwa anak mulai mengantuk, seperti menjadi rewel, menguap, atau mengusap mata. Ini bisa menjadi indikator bahwa saatnya tidur siang.
-
Gimana cara membiasakan anak tidur siang? Mulailah membiasakan anak tidur siang sejak dini dan berusaha untuk tetap konsisten dengan jadwal tidur tersebut, seperti setelah makan siang.
-
Apa yang membuat anak gelisah dan menangis saat tidur? Ada banyak faktor penyebab anak sering gelisah, menangis hingga mengamuk meski sedang tertidur. Ternyata ini penyebabnya: 1. Munculnya Gangguan Kesehatan Anak yang sering gelisah hingga menangis saat tidur bisa diakibatkan adanya masalah kesehatan pada anak. Hal tersebut terjadi lantaran tubuh akan mendeteksi bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja. Bagi seorang anak, menangis dan menjerit merupakan alarm peringatan alami dari mereka untuk orangtua agar dapat segera melakukan pengecekan kesehatan si kecil ke fasilitas kesehatan terdekat. 2. Perubahan Lingkungan Selain itu, penyebab anak sering menangis dan mengamuk saat tidur yakni perubahan lingkungan yang terjadi. Proses adaptasi si kecil terhadap hal tersebut memungkinkan mereka dapat memiliki rasa kurang nyaman untuk beristirahat di malam hari. 3. Takut Kegelapan Seorang anak bisa saja merasa gelisah, cemas hingga akhirnya menangis tiba-tiba lantaran kondisi ruangan yang tidak nyaman. Salah satunya adalah gelap. Banyak anak yang sering menangis dan mengamuk saat tidur sebagai reaksi atas sikap si kecil yang takut akan kegelapan. Biasanya, anak yang mengalami rasa ketakutan akan melampiaskan dengan cara menangis hingga berteriak histeris. 4. Cemas Akibat Perpisahan Anak yang mengalami perpisahan dengan orang-orang terdekat terlebih orangtua cenderung akan merasa kurang nyaman. Hasilnya, night error mungkin bisa saja terjadi. Terlebih jika anak sedang merasa kelelahan hingga stres emosional, maka kemungkinan untuk terjadi night error akan semakin meningkat. 5. Merasa Tak Nyaman Penyebab kelima anak sering menangis dan mengamuk saat tidur adalah rasa kurang nyaman terhadap sekelilingnya. Bisa jadi, hal tersebut terletak pada lingkungan kamar tidurnya yang tak membuat si kecil nyaman untuk beristirahat. 6. Tak Merasa Lelah Terakhir, penyebab anak sering menangis dan mengamuk saat tidur yakni karena ia tak merasa lelah. Otak serta fisiknya yang sama sekali tak lelah justru memicu si kecil untuk terus beraktivitas dengan menangis hingga berteriak.
-
Kapan anak cacingan lebih mudah tidur? Yup, karena sensasi gatal yang ditimbulkan, anak akan menjadi lebih sulit untuk tidur di malam hari dan kelelahan di siang hari. Itulah mengapa, buah hati yang terkena cacingan biasanya lebih mudah lemas dan lelah ketimbang anak-anak di usianya.
-
Kapan anak yang lebih tua berkeringat saat tidur? 7. Perubahan Hormon Anak yang berusia lebih tua dapat berkeringat saat tidur karena perubahan hormon yang terjadi selama masa pubertas. Kelenjar keringat menjadi lebih aktif.Selama masa pubertas, tubuh akan mengalami banyak perubahan, termasuk kelenjar keringat yang lebih aktif.
-
Kenapa anak perlu tidur siang? Makan dan tidur merupakan dua kebutuhan dasar yang sangat penting bagi anak-anak. Selain untuk menjaga kesehatan mereka, kedua hal ini juga memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka.
"Ketika anak mulai menunjukkan minat untuk menjelajahi lingkungan di sekitarnya, itu bisa menjadi pertanda bahwa mereka siap untuk tidur di kamar sendiri. Namun, orangtua harus terus memantau dan memperhatikan perkembangan anak," ujar dr. Celestina dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis, 31 Oktober 2024.
Dr. Inda Tasha Bastaman, M.Re, pendiri MimpiOfficial.id, juga menekankan pentingnya peran orangtua dalam membimbing anak untuk belajar tidur mandiri. Ia menyarankan agar orangtua melibatkan anak dalam proses menyiapkan kamar pribadi mereka.
"Mulailah dengan menciptakan area yang menarik; hias kamar anak dengan benda-benda atau karya yang mereka sukai. Biarkan anak berpartisipasi dalam memilih dekorasi kamar," katanya.
"Selain itu, sediakan ruang untuk bermain. Menyimpan mainan favorit di kamar dapat membuat anak merasa lebih bahagia dan nyaman. Jangan lupa untuk menambahkan benda kesayangan mereka," tambahnya.
Namun, orangtua tidak boleh mengabaikan rasa takut yang mungkin dirasakan anak saat ditinggal tidur sendiri, seperti kekhawatiran akan adanya monster di bawah tempat tidur. Hal ini adalah hal yang wajar, terutama bagi anak-anak berusia sekitar dua tahun, di mana imajinasi mereka mulai berkembang.
Dr. Inda menyarankan penggunaan lampu tidur di kamar untuk menenangkan anak. Selain itu, anak juga bisa ditemani oleh benda-benda favorit mereka, seperti boneka atau selimut, untuk memberikan rasa aman saat tidur.
Tips Anak Tidur Nyenyak Meski Sendirian
Menurut dr. Inda, kualitas tidur anak dipengaruhi oleh suasana kamar dan lingkungan sekitarnya. Untuk menciptakan suasana yang mendukung kenyamanan, terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan.
"Pertama, suhu ruangan perlu disesuaikan agar anak merasa nyaman. Sebagai contoh, di Jakarta yang sering kali panas, pastikan anak tidak mengenakan pakaian yang terlalu tebal dan ruangannya tetap sejuk," ujarnya.
"Kedua, suara dan kebisingan memiliki peranan yang signifikan. Sebaiknya, gunakan white noise atau suara lembut lainnya di sekitar kamar agar anak dapat tidur lebih nyenyak," tambahnya.
Ia juga merekomendasikan waktu yang tepat untuk mengajak anak tidur, yaitu antara pukul 17.30 hingga 19.30. Ini adalah waktu yang ideal untuk membantu anak lebih mudah beradaptasi dengan rutinitas tidur. Tidur lebih awal juga dapat mencegah tantrum yang sering terjadi ketika anak merasa kelelahan.
dr. Tina menekankan pentingnya pencahayaan di dalam ruangan. Umumnya, suasana yang gelap dapat meningkatkan produksi hormon tidur, sehingga anak lebih cepat terlelap.
"Sebagai catatan, pastikan ruangan cukup gelap untuk mengurangi stimulasi. Jika ingin tidur siang, pilihlah ruangan yang gelap, meskipun tidak perlu terlalu gelap, asalkan tetap nyaman," jelas dr. Tina.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut, diharapkan anak dapat mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik dan lebih nyenyak.
Mengapa Kualitas Tidur Sangat Penting Bagi Anak?
Dr. Tina mengungkapkan bahwa banyak orangtua di Indonesia memiliki pandangan bahwa kurang tidur adalah hal yang wajar bagi anak-anak. Mereka sering berpikir, "nanti anakku bisa tidur sendiri," atau "anak kecil pasti sering bangun."
Namun, penting untuk diingat bahwa tidur yang cukup dan berkualitas sangatlah vital.
"Jika anak kurang tidur, sistem kekebalan tubuhnya bisa menurun, dan ini akan berdampak pada kesehatan serta perkembangan akademiknya di kemudian hari. Misalnya, di sekolah, dia akan lebih mudah untuk berpikir," jelasnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, ia menyatakan bahwa anak-anak yang mendapatkan kualitas tidur yang baik cenderung lebih cepat belajar dan berprestasi di sekolah. Selain itu, menciptakan lingkungan tidur yang nyaman dan aman juga sangat berpengaruh.
"Waktu tidur yang tepat bergantung pada kesiapan anak. Namun, panduan umum merekomendasikan agar anak-anak tidur dengan aman hingga usia 12 tahun. Meskipun terkadang orangtua memiliki preferensi berbeda, penting untuk menjaga keamanan dan kenyamanan anak saat tidur," tuturnya.