Cara Membuat Pupuk Kompos Sendiri di Rumah, Pahami Kegunaannya
Cara membuat pupuk kompos sangat mudah dipraktikkan sendiri karena bisa memanfaatkan limbah rumah tangga yang ada di rumah.
Cara membuat pupuk kompos sangat mudah dipraktikkan sendiri karena bisa memanfaatkan limbah rumah tangga yang ada di rumah. Limbah yang dipakai untuk membuat pupuk kompos sendiri merupakan sampah organik berupa sisa makanan, sayur-sayuran, dan sisa buah.
Daripada dibuang begitu saja di tempat pembuangan, sampah-sampah organik ini sebenarnya memiliki nilai guna yang tinggi jika dimanfaatkan dengan baik sebagai bahan dasar membuat pupuk kompos.
-
Apa itu Pudak? Pudak adalah makanan khas dari Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur. Makanan ini memiliki rasa manis yang bersumber dari gula sebagai bahan bakunya. Cara memasaknya yaitu dengan cara dikukus.
-
Kapan Sambal Bawang menjadi trending? Dilansir merdeka.com dari briliofood.net, Kamis (5/10) berikut di antaranya.
-
Kapan pantun lucu menjadi populer di Indonesia? Pantun lucu adalah pantun yang dibuat untuk tujuan hiburan.
-
Apa itu Pupuik Batang Padi? Alat musik yang satu ini masuk dalam kategori alat musik tiup. Berawal dari sebuah budaya masyarakat setempat yang berprofesi sebagai petani, Pupuik Batang Padi semakin berkembang seiring berjalannya waktu menjadi salah satu media hiburan.
-
Kenapa pantun lucu populer di Indonesia? Jenis pantun yang satu cukup populer di kalangan masyarakat Indonesia sebab mampu menghibur siapapun yang mendengar atau membacanya.
-
Kenapa Kesenian Kutukuprak sekarang dianggap punah? Warga yang sebelumnya kompak melestarikan warisan nenek moyang kemudian berpencar, sehingga belum ada lagi yang menggerakkan kesenian tersebut agar tidak punah.
Maka dari itu, berikut Merdeka.com membagikan cara membuat pupuk kompos sendiri dilansir dari laman Dekoruma:
Alat dan Bahan
Untuk membuat pupuk kompos, perlu disiapkaan beberapa bahan dan alat-alat yang digunakan untuk membantu pembuatan pupuk. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan yakni:
- Sampah organik di rumah
- Pupuk kandang
- Larutan gula
- EM4
- Wadah penampung dengan penutup
- Tanah
- Sarung tangan
- Air
Memilah Sampah
©2017 Merdeka.com/moch andriansyah
Pupuk kompos bisa dibuat dengan menggunakan bahan dasar sampah rumah tangga organik. Langkah pertama yang harus dilakukan ialah memilah sampah organik seperti sisa sayuran, sisa buah-buahan, daun kering, dan rumput yang kemudian dipotong menjadi bagian-bagian kecil agar mempercepat proses pembusukan sehingga pupuk kompos bisa segera digunakan.
Menambahkan pupuk kandang seperti kotoran sapi atau kambing juga bisa meningkatkan kualitas pupuk kompos. Lebih lengkapnya, selain sisa sayur dan buah, sisa sampah organik yang bisa digunakan untuk pembuatan pupuk kompos yakni tisu bekas, dedaunan dan rumput, potongan kayu, bumbu dapur kadaluarsa, bulu hewan rontok, potongan rambut, dan kertas bekas.
Menata Tempat
Foto: Dekorumah/smallfootprintfamily.com ©2020 Merdeka.com
Setelah selesai memilah sampah, tahap selanjutnya ialah menyiapkan keranjang yang memiliki lubang kecil sebagai tempat menyimpan pupuk kompos sebelum siap digunakan. Tempatkan kotak penyimpanan pupuk di tempat yang teduh dan aman dari air hujan. Jangan lupa beri penyangga pada bagian bawah wadah agar aliran udaranya lancar.
Jangan lupa letakkan sekam pada dasar keranjang yang berfungsi untuk menyerap air berlebih, mengontrol bau, serta mengontrol jumlah mikroba. Lapisi sekam dengan kardus bekas yang digunakan untuk menampung sampah organik.
Menaruh Semua Bahan
Setelah tempat siap, pertama masukkan tanah secukupnya ke dalam wadah yang sudah disiapkan. Kemudian, masukkan sampah organik, larutan gula, EM4, dan pupuk kandang ke dalamnya. PAstikan semua bahan tercampur kemudian tambahkan kembali air untuk menutupi sampah organik. Kemudian, siram permukaan tanah dengan air secukupnya.
Apabila adonan pupuk kompos terlalu basah, tambahkan sekam atau serbuk kayu. Anda juga bisa menambahkan kulit jeruk untuk memberikan aroma pupuk kompos lebih segar. Tutup wadah secara rapat agar tidak terkontaminasi oleh partikel lain seperti air hujan ataupun hewan yang tidak sengaja masuk. Untuk mendapat hasil yang sempurna, pupuk kompos dari sampah organik harus didiamkan selama hampir 3 bulan.
Mengecek Pupuk
Sebagai pemula, memang terkadang kita kurang yakin dengan hasil pupuk yang dibuat. Untuk itu, Anda bisa melakukan pengecekan dengan cara mencoba memasukkan jari sedalam dua centimeter ke dalam pupuk kompos. Jika terasa hangat, maka proses pengomposan dalam cara membuat pupuk kompos ini sedang berlangsung. Sebaliknya, kompos yang tidak hangat menandakan campurannya terlalu kering. Jika demikian, berikan sedikit air untuk memicu kinerja mikroorganisme.
Selama 3 bulan proses berlangsung, perlu sesekali dilakukan pengadukan dan penambahan air. Untuk mengetahui kapan pupuk siap pakai, Anda bisa melakukan pengecekan dengan sering. Pupuk kompos yang siap pakai memiliki warna hitam dan keadaannya tidak terlalu basah dan tidak berbau.
Pupuk Kompos Siap Digunakan
Foto: Dekorumah/mantis.com©2020 Merdeka.com
Setelah pupuk siap, cobalah untuk menggunakan pupuk setidaknya dua pertiga bagian saja dan memberikannya kepada tanaman. Sedangkan, sisa pupuk kompos lainnya bisa digunakan sebagai pengganti EM4 atau starter pembuatan pupuk kompos berikutnya.
Lebih lanjut, pupuk kompos yang siap dipakai sekaligus berkualitas baik memiliki ciri-ciri khusus. Berikut adalah ciri-ciri pupuk kompos yang memiliki kualitas baik:
- Berwarna cokelat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah
- Tidak larut dalam air
- Berefek baik di tanah
- Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan
- Tidak berbau.
Manfaat pupuk Kompos
Seperti yang diketahui, pupuk kompos memiliki manfaat untuk mendukung tingkat kesuburan tanaman. Bahkan, pupuk kompos yang dibuat dari sampah organik rumah tangga juga punya manfaat tersendiri untuk lingkungan sekitar. Adapun manfaat pupuk kompos, diantaranya:
- Meningkatkan kesuburan tanah
- Meningkatkan daya serap air pada tanah
- Meningkatkan aktivitas mikroba tanah
- Memperbaiki struktur dan kualitas tanah
- Memperbaiki kualitas hasil panen
- Membatasi pertumbuhan hama tanaman
- Mengurangi tingkat kekesaran struktur tanah
- Ramah lingkungan
- Mengurangi jumlah sampah organik
- Membantu pemerintah mengolah sampah rumah tangga
- Mengurangi bau tidak sedap sampah
- Melestarikan lingkungan