Donald Trump Menang Pilpres, Raja Salman & MBS Langsung Puja Puji & Doakan Rakyat Amerika
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), dan Raja Salman bereaksi atas kemenangan Donald Trump.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman atau yang biasa dikenal sebagai Pangeran MBS, menghubungi Presiden terpilih AS, Donald Trump, pada Rabu (6/11) untuk mengucapkan selamat atas kemenangannya dalam pemilihan presiden, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita resmi Saudi, SPA.
Dalam percakapan itu, MBS menyampaikan harapan Kerajaan untuk memperkuat hubungan yang telah terjalin antara kedua negara, serta mendoakan kemajuan dan kesejahteraan bagi rakyat Amerika di bawah kepemimpinan Trump,
- Trump Menang Pilpres AS, Para 'Sultan' Tajir Melintir ini ini Harta Kekayaannya Langsung Naik Hingga Rp1.009 Triliun
- Kemenangan Donald Trump Dianggap Mimpi Buruk Bagi Jerman, Ini Alasannya
- Menang Pilpres AS, Donald Trump Masih Terjerat Sederet Kasus Hukum, Ini Daftarnya
- Donald Trump Menang Pilpres AS, Nilai Tukar Rupiah Anjlok ke Level Rp15.832 per USD
Menurut laporan yang dikutip dari Al Arabiya pada Kamis (7/11/2024). Sebagai balasan, Trump mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Putra Mahkota atas ucapan selamat tersebut dan perhatian yang ditunjukkan kepada rakyat Amerika.
Pada hari yang sama, baik MBS maupun Raja Salman juga mengirimkan ucapan selamat terpisah kepada Trump, yang kembali menjabat di Gedung Putih setelah mengalahkan calon dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Dalam sebuah pesan diplomatik yang ditujukan kepada Donald Trump, Raja Salman memberikan pujian terhadap "hubungan (bilateral) yang secara historis dekat, yang ingin diperkuat dan dikembangkan oleh semua pihak di semua bidang."
Pesan diplomatik, yang juga dikenal sebagai telegram diplomatik (DipTel) atau kabel kedutaan, merupakan komunikasi berbasis teks rahasia yang ditukar antara misi diplomatik dan kementerian luar negeri negara asalnya.
Donald Trump berhasil meraih 270 suara elektoral yang diperlukan untuk memenangkan kursi kepresidenan, menandai akhir dari kampanye melawan Wakil Presiden Kamala Harris, yang baru bergabung dalam kompetisi pada bulan Juli setelah Presiden Joe Biden mengundurkan diri.
Donald Trump dari Partai Republik terpilih sebagai presiden Amerika Serikat yang ke-47 pada Rabu, 6 November, sebuah kebangkitan yang luar biasa bagi mantan presiden yang sebelumnya menolak mengakui kekalahannya empat tahun lalu. Penolakan tersebut memicu kerusuhan dengan kekerasan di gedung Capitol AS, di mana Trump dihukum karena tuduhan kejahatan dan selamat dari dua upaya pembunuhan.