Dua Perwira Lulusan Terbaik Akmil Mundur dari TNI, Kini Dipanggil Prabowo jadi Calon Menteri
Berikut dua pria lulusan terbaik Akademi Militer yang mundur dari TNI kini jadi calon Menteri.
Presiden Terpilih Prabowo Subianto telah memanggil sejumlah tokoh calon menteri ke Kertanegara, pada Senin (14/10). Beberapa menteri dari pemerintahan Presiden Joko Widodo turut dipanggil oleh Prabowo. Salah satunya adalah Agus Harimurti Yudhoyono.
Selain dari Kabinet Indonesia Maju, Prabowo Subianto juga memanggil sejumlah tokoh lainnya untuk membantunya dalam kabinet. Seperti Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara.
- Perwira Polisi Tiba-Tiba Dihampiri lalu Dibisiki Jenderal Lulusan Terbaik, Ucapannya Menggetarkan Hati
- Dua Lulusan Terbaik Akmil dengan Pangkat Jenderal Kehormatan, Ada Presiden dan Menteri
- Dua Sosok Taruna Naik Pangkat di Akmil dari Pratar jadi Kopral, Hebatnya Raih Gelar Terbaik
- Tiga Kali Gagal, Cerita Letda Hiras Anak Petani Lulusan Terbaik Pa PK di TNI AD 'Dari Kampung, Ortu Sampai Berlinang Air Mata'
Kedua calon Menteri ini rupanya sama-sama sempat terjun di dunia militer. Akan tetapi, keduanya juga memilih untuk mundur dari TNI meski menjadi lulusan terbaik Akmil.
Lantas bagaimana sosok dua pria lulusan terbaik Akademi Militer yang mundur dari TNI kini jadi calon Menteri tersebut? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (15/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Iftitah Sulaiman Diminta Bantu di Kabinet
Letkol (Purn) TNI Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara mendapat panggilan dari Prabowo Subianto untuk mendatangi kediamannya. Rupanya, pertemuan tersebut untuk meminta Iftitah membantu di kabinet. Ini merupakan permintaan langsung dari Prabowo Subianto.
"Tadi beliau memanggil saya, kemudian saya mewakili Partai Demokrat yang diminta kesediaannya oleh beliau untuk membantu beliau di kabinet," ungkap Iftitah Sulaiman.
"Beliau hanya mengatakan bahwa this is very strategic position because this is future of east Indonesia. Kemudian beliau juga membutuhkan latar belakang militer untuk posisi itu," sambungnya.
Lebih lanjut, Iftitah Sulaiman menjelaskan bahwa pada awalnya Prabowo Subianto menginginkan figur militer berpangkat Jenderal Bintang 3 atau 4 untuk mengisi posisi tersebut.
Akan tetapi, Prabowo berubah pikiran. Ia kemudian meminta Iftitah Sulaiman untuk mengisi posisi tersebut. Iftitah Sulaiman sendiri merupakan seorang veteran TNI AD berpangkat Letkol.
"Pada awalnya beliau mengatakan saya membutuhkan Jenderal Bintang 3 atau 4. Tetapi beliau mengatakan saya memperkerjakan kepada kamu, tolong kamu rancang program-program ke depan. Saya yakin kamu bisa nanti bekerja sama dengan kementerian-kementerian lain," jelasnya.
Fokus untuk Indonesia Timur
Akan tetapi, Iftitah Sulaiman tidak bisa menjelaskan secara spesifik posisi yang akan didudukinya dalam kabinet Prabowo-Gibran. Meski begitu, Ia mengatakan posisinya berkaitan dengan pembangunan Indonesia bagian timur.
"Saya tidak bisa menyebut secara spesifik. Intinya tentang pembangunan Indonesia, terutama pembangunan Indonesia bagian timur, beliau ingin adanya pemerataan pembangunan, tidak hanya berada di barat tapi Indonesia Timur, terutama terkait dengan visi beliau pertumbuhan ekonomi di atas 8 persen, jadi membutuhkan sinergitas seluruh kementerian dan di seluruh sektor dan seluruh wilayah," terang Iftitah Sulaiman.
Sosok Iftitah Sulaiman
Letkol (Purn) TNI Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara merupakan seorang veteran TNI AD. Ia dikenal sebagai pakar dalam bidang Kavaleri.
Iftitah Sulaiman adalah lulusan Akademi Militer tahun 1999. Luar biasanya, Ia menjadi lulusan terbaik sekaligus peraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa dari Presiden.
Reformasi TNI mengamanatkan militer untuk tidak terlibat dalam kegiatan politik dan bisnis. Oleh karena itu, Suryanagara memutuskan pensiun dini, usai dinas 20 tahun di militer. Mundurnya Suryanagara di TNI ini sebagai konsekuensi dari aktivitasnya dalam dunia bisnis, politik negara dan usahanya mengembangkan jaringan internasional.
Meski pensiun dini, sepak terjangnya di dunia militer pun sudah tidak diragukan. Berbagai jabatan penting pun pernah diemban oleh Iftitah Sulaiman semasa aktifnya. Adapun beberapa riwayat jabatan di militer Iftitah Sulaiman, di antaranya sebagai berikut:
- Wakil Komandan Kompi B Yon Mekanis Konga XXIII/A UNIFIL Lebanon (2006-2007)
- Komandan Kompi Tank 83 Yonkav 8/NSW Divisi Infanteri 2 Kostrad (2006-2007)
- Komandan Kompi Tank 13 Yonkav 1/BCC Divisi Infanteri 1 Kostrad (2007)
- Komandan Kompi Kavaleri Pengintai 1/BS Divisi Infanteri 1 Kostrad (2007-2008)
- Kepala Seksi Personel Sespri Kasum TNI (2008-2009)
- Kepala Seksi Siap Operasi Direktorat Perencanaan Operasi PMPP TNI (2009-2011)
- Kepala Sekretariat Panglima TNI (2011)
- Pembantu Asisten Sespri Presiden RI (2011-2015)
- Komandan Batalyon Kavaleri 4/KC Kodam III Siliwangi (2016-2017)
- Dosen Tetap Universitas Pertahanan (2017-2019)
AHY Diminta Bantu Kabinet
Agus Harimurti Yudhoyono yang saat ini masih menjabat sebagai menteri ATR/BPN terlihat datang ke kediaman Prabowo Subianto, pada Senin (14/10). Ia kemudian menjelaskan kisi-kisi penugasan yang diberikan oleh Prabowo Subianto sebagai calon menteri di kabinet selanjutnya. AHY mengaku ditugaskan dengan jabatan yang 'strategis'.
"Hari ini merupakan fase yang penting di mana Pak Prabowo Subianto ingin secara langsung bertatap muka termasuk menyampaikan harapan dan penugasan kepada sejumlah tokoh untuk membantu beliau di pemerintahan lima tahun mendatang," ungkap AHY seperti dikutip dari Antara News.
Lebih lanjut, AHY juga mengungkap isi pesan dari Prabowo untuk dirinya. Rupanya, sang Presiden Terpilih ingin pembangunan ke depan semakin sukses.
"Pembangunan itu fisik maupun SDM. Saya rasa itu menjadi satu bagian yang tak terpisahkan," lanjutnya.
Sosok AHY
Mayor Inf (Purn) Agus Harimurti Yudhoyono saat ini tengah menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang merangkap Kepala Badan Pertanahan Nasional. Putra sulung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.
Sebelum terjun di dunia politik dan pemerintahan, AHY lebih dulu berada di lingkungan militer. Ia merupakan lulusan Akademi Militer tahun 2000. Bahkan, AHY menjadi lulusan terbaik sekaligus peraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa dan Pedang Trisakti Wiratama.
Pada tahun 2016, AHY didaulat oleh Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta. Sejak saat itulah, AHY aktif terjun di dunia politik. Ia kemudian mundur dari lingkungan TNI saat masih berpangkat Mayor.
Meski pun mundur, sepak terjang AHY di dunia militer pun tidak perlu diragukan lagi. Sejumlah posisi strategis pernah diduduki oleh AHY. Adapun beberapa riwayat jabatan di militer AHY, di antaranya sebagai berikut:
- Komandan Kompi Senapan C Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak (2005)
- Kepala Seksi Operasi Batalyon Infanteri Mekanis Kontingen Garuda XXIII-A (2006)
- Perwira Pertama Markas Besar Tentara Nasional Indonesia(2008)
- Pembantu Seksi Kepala Seksi Amerika Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (2008)
- Perwira Pertama Direktorat Jenderal Strategis dan Pertahanan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (2009)
- Perwira Menengah Markas Besar Tentara Nasional Indonesia/Siswa Kursus Lanjutan Perwira (Amerika Serikat) (2010)
- Kepala Seksi 2/Operasi Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I Kostrad (2011)
- Perwira Menengah Markas Besar Tentara Nasional Indonesia (2013)
- Kepala Sub Bagian Kerja sama Dalam Negeri Universitas Pertahanan Indonesia (2014)
- Perwira Menengah Detasemen Markas Besar Angkatan Darat (Pendidikan Sekolah Staf dan Komando LN) (2014)
- Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kemuning (2015)