Foto Langka, Ini Potret Kebersamaan Bung Karno dengan Sang Ibu di Teras Rumah
Foto langka tersebut dibagikan pertama kali oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, diunggah usai ulang tahun Bung Karno.
Potret lawas memperlihatkan sosok sang proklamator Soekarno bersama sang ibunda. Keduanya tampak sedang berbincang di teras rumah sederhana.
Foto langka tersebut dibagikan pertama kali oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo. Selain itu, ia menambahkan sekelumit kisah perjalanan cinta yang tak banyak orang tahu.
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Bagaimana reaksi Soekarno saat bertemu Kartika? Bung Karno yang mengetahui kedatangan istri dan putrinya, seketika mengulurkan tangan dan seolah-olah ingin mencapai tangan Kartika.
-
Di mana Fatmawati bertemu dengan Soekarno? Peninggalan rumah Fatmawati di Bengkulu ini dulunya menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dengan Presiden Soekarno saat pengasingan.
-
Kenapa Presiden Soekarno marah kepada para pengawalnya? Presiden Sukarno sangat memperhatikan kebersihan di Istana,Bung Karno bahkan tak segan turun tangan menyapu taman atau jalan di dalam Istana untuk memberi contoh anak buahnya.
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
Tak ayal potret Bung Karno dengan sang ibu di teras itu lantas dibanjiri komentar warganet. Simak ulasannya berikut ini.
Ibunda yang Diberi Gelar oleh Anaknya
Rumah masa kecil Soekarno ©2014 merdeka.com/Imam Mubarok
Ibu dari Presiden Pertama Indonesia itu terlahir dengan nama Nyoman Rai di Buleleng. Sementara nama Srimben menjadi nama panggilan semasa beliau kecil.
Sejatinya dalam sistem kasta Bali, keluarganya termasuk Pasek.
Sebagai bentuk penghormatan kepada sang ibunda, Soekarno menyematkan titel 'Ida Ayu'. Penamaan untuk perempuan Brahmana. Akhirnya sampai saat ini dikenal sebagai Ida Ayu Nyoman Rai Srimben.
"Sang proklamatorlah yang menambahkan gelar Ida Ayu, titel bagi wanita Brahmana Bali, di depan nama ibunya yang terlahir sebagai Nyoman Srimben karena bagi beliau ibunya adalah seorang yang terhormat dan sama stratanya dengan kelas Brahmana dalam sistem sosial Bali masa itu," terangny dalam caption.
Potret Langka Sang Proklamator
Berikut ini merupakan potret lawas dan langka. Momen kebersamaan Bung Karno dengan ibundanya.
Instagram @bambang.soesatyo ©2021 Merdeka.com
Potret itu diunggah oleh Ketua MPR RI Bambang di hari ulang tahun Soekarno 6 Juni.
"Foto langka Bung Karno dan ibunya Ida Ayu Sarimben di teras rumah," tulis Bambang sebagai pembuka di laman Instagram pribadinya.
Masa Muda Ibu dari Bung Karno
Tak banyak yang tahu, bagaimana perjalanan kasih ibunda dari sang proklamator. Seperti diketahui, pernikahan Nyoman Rai dengan Raden Soekemi Sosrodihardjo menjadi pelopor perkawinan campur antar-suku. Hingga memberi inspirasi Bung Karno dalam menyatukan Nusantara.
Perjumpaan Nyoman Rai dan Soekemi bermula dari Pura. Setiap pulang mengajar, Soekemi akan beristirahat di sana. Hingga muncul keberanian untuk berkenalan.
"Ibu Soekarno muda adalah seorang penari dan sering menari di pura. Ayah Soekarno, Raden Soekemi Sosrohardjo, kerap beristirahat di depan pura yang sejuk sepulang mengajar di Sekolah Rakyat Gubernemen di Singaraja-Bali. Suatu hari ia melihat paras cantik Pasek Nyoman Srimben dan jadi lebih sering beristirahat di depan pura," imbuh Bambang.
Romansa yang Tak Direstui
Lantaran terjadi perkawinan antar-suku, hubungan kasih Nyoman Rai dan Soekemi terhalang oleh restu. Bahkan kolonial Belanda kala itu ikut mencampuri dan meminta pasangan muda ini membayar denda.
"Dalam upaya kawin lari karena hubungan mereka tak direstui oleh orang tua sang gadis, pasangan muda yang dimabuk cinta terkejar oleh warga. Polisi kolonial menengahi dan Raden Soekemi diharuskan membayar denda adat untuk bisa membawa pergi calon istrinya," tulis Bambang.
Tak disangka, demi melancarkan kisah kasih tersebut Nyoman Rai rela menyerahkan seluruh perhiasannya. Kemudian ia mengikuti sang suami untuk bertolak ke Jawa Timur.
"Di luar dugaan, Nyoman Srimben merelakan semua perhiasannya untuk membayar denda itu Mereka berdua kemudian menikah di Jawa dan putra kedua mereka, Soekarno,lahir saat fajar," pungkasnya.
Ramai Disanjung Netizen
Rekam jejak sang proklamator, tertuang dalam buku 'Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat' karya Cindy Adam. Termasuk di dalamnya kisah masa muda ibundanya.
Meski begitu, tak sedikit yang mengaku kagum dan baru mengetahui. Ternyata ada lika-liku percintaan di masa lalu yang menarik untuk disimak.
Instagram @bambang.soesatyo ©2021 Merdeka.com
"Terima kasih share foto langka bung Karno dan cerita nya ,, sering sering pak share foto dan cerita nya ,, 😍😍," tulis @jons_1986.
"Cerita nyata yang baru pertama kali saya baca ...terimakasih pak 🙏🥰," tulis @mardalena32a.
"Matur sukseme bli bambang , so inspiring 🔥❤️," tulis @defour_mille.
"Cerita yang belum saya baca atau dengar, terimakasih infonya pak 😢😍," tulis @caesarozar.
"Kok aku belum baca buku yang ini ya....😍 terimakasih pak udah share cerita ini nanti akan saya cari kelanjutannya 🙏," tulis @sinar.lin.
(mdk/kur)