Harmoko dan Kata-Katanya 'Menurut Petunjuk Bapak Presiden' yang Selalu Dikenang
Mengenang Mantan Menteri Penerangan Harmoko dan kata-katanya 'Menurut Petunjuk Bapak Presiden' yang fenomenal.
Kabar duka kembali menghampiri Tanah Air. Mantan Menteri Penerangan Harmoko meninggal dunia pada Minggu (4/7). Harmoko menghembuskan napas terakhir di RSPAD Jakarta Pusat. Sosoknya cukup dikenal sebagai salah satu menteri di era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto.
Harmoko juga diketahui cukup dekat dengan Presiden Soeharto. Saking dekatnya, Harmoko dipandang sebagai tangan kanan Soeharto oleh sebagian orang. Tak hanya itu, Harmoko juga dikenal dengan kata-kata fenomenalnya.
-
Kapan Soeharto hampir diracun? Di Blitar Selatan, TNI juga menggelar Operasi Trisula. Saat Itulah, Soeharto Mengaku Sempat Mau Dibunuh Dengan Racun Tikus
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Siapa yang meninggal dunia tepat di depan Soeharto? Beliau mengembuskan napasnya yang terakhir di depan saya, Dokter Irsan, dan keluarganya. Saya berkesempatan menutupkan matanya sambil memohonkan ampun pada Tuhan Yang Maha Esa.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Siapa yang diserang oleh hoaks selain Soeharto? Selain Presiden Soeharto, hoaks juga menimpa keluarganya.
-
Kenapa Kunarto membawa pengawal ke hadapan Soeharto? “Saya pun membawanya ke depan Pak Harto, agar dia bilang sendiri,” kata perwira menengah Polri itu.
Perjalanan Karier Harmoko
Dikutip dari situs resmi Perpusnas, Harmoko memulai kariernya sebagai wartawan di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka. Dia kemudian bekerja sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata dan Harian API.
Pada tahun 1970, Harmoko bersama koleganya melahirkan harian Pos Kota. Harian Pos Kota memberi porsi khusus untuk Harmoko. Dalam rubrik yang cukup terkenal yakni Kopi Pagi Harmoko.
©2012 Merdeka.com
Harmoko juga pernah menjabat sebagai ketua Persatuan Wartawan Indonesia. Karier yang mengantarkannya menduduki kursi Menteri Penerangan di Kabinet Pembangunan VI.
Pria kelahiran 7 Februari 1939 ini lantas menduduki kursi Menteri Penerangan pada periode 1983-1997. Lalu menjadi Ketua DPR pada 1997-1999. Kemudian menjadi ketua MPR pada periode yang sama.
Dia menjadi Ketua MPR ke-10 dan Ketua DPR ke-12. Saat menjadi menteri di kabinet Presiden Soeharto, Harmoko merupakan Menteri Penerangan Indonesia ke-22. Harmoko juga tercatat sebagai Ketua Umum Golongan Karya (Golkar) ke-6.
Harmoko dan Kata-Katanya
Harmoko cukup dikenal sebagai salah satu menteri di era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Bahkan diketahui Harmoko memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Soeharto. Saking dekatnya, dia dipandang sebagai tangan kanan Soeharto oleh sebagian masyarakat.
Tak hanya itu, Harmoko juga dikenal karena kata-kata fenomenalnya. Kata-kata tersebut berbunyi 'Menurut petunjuk bapak presiden'.
Meski cukup dekat dengan Soeharto, Harmoko juga yang meminta sang presiden lengser atau turun dari jabatannya. Di mana saat itu Indonesia tengah dilanda krisis, tepatnya pada tahun 1997-1998. Saat itu pula, Harmoko telah menjabat sebagai Ketua MPR/DPR.
Berdasarkan arsip Kompas yang terbit pada 19 Mei 1998, pimpinan DPR/MPR akhirnya meminta Presiden Soeharto mundur. Permintaan itu disampaikan langsung oleh Ketua DPR/MPR Harmoko. Dia didampingi pimpinan lain meliputi Ismail Hasan Metareum, Abdul Gafur, Fatimah Achmad, dan Syarwan Hamid. Permintaan itu disampaikan pada 18 Mei 1998.
"Dalam menanggapi situasi seperti tersebut di atas, pimpinan Dewan, baik ketua maupun wakil-wakil ketua, mengharapkan, demi persatuan dan kesatuan bangsa, agar Presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri," kata Harmoko hari itu.
Menteri yang Umumkan Harga Bahan Pokok
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo, merasa sangat kehilangan atas kepergian Harmoko. Di matanya, Harmoko adalah sosok yang memiliki semangat hidup luar biasa. Sepengetahuannya, Harmoko telah menderita sakit sejak beberapa tahun lalu. Akan tetapi, semangat hidupnya sungguh luar biasa.
"Beliau masih kerap rajin hadir di acara-acara besar Golkar walaupun harus duduk di kursi roda," ujar dia.
©2012 Merdeka.com
Ketua MPR ini juga mengaku kagum dengan kepribadian Harmoko. Apalagi saat masih menjadi pejabat negara. Menurutnya, di era beliaulah harga-harga kebutuhan pokok rakyat terkendali karena kerap diumumkan.
Bahkan setiap hari tidak pernah terlewatkan, Harmoko muncul di televisi mengumumkan harga-harga kebutuhan pokok rakyat. Seperti harga cabai keriting dan lain-lain. Ini untuk mencegah para spekulan bermain.
"Perjalanan hidupnya luar biasa," ujar dia.