Hidup Sendiri Anak Tak Pernah Pulang, Mbah Saminem Sekali Pijat Cuma Diberi Rp1000
Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, Mbah Saminem pun perlu berusaha sendiri.
Usia senja sudah selayaknya hidup tenang dan bahagia di sisi anak dan cucu. Tidak dengan Mbah Saminem. Mbah Saminem adalah salah satu perempuan lanjut usia yang hidup sebatang kara.
Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, Mbah Saminem yang tinggal di sebuah kampung di Ponorogo ini pun perlu berusaha sendiri. Mirisnya, terkadang Mbah Saminem hanya mendapatkan upah yang jauh dari harapan.
-
Kenapa Tahu Siksa dinamai begitu? Iman mengatakan, nama tahu siksa sebenarnya berasal dari proses membuatnya sebelum disajikan.Tahu kuning awalnya dipanggang di atas wajan atau nampan besi yang diberi minyak goreng sedikit. Katanya, memanggang tahu dengan cara tersebut mirip seperti penyiksaan.
-
Kapan kareh-kareh biasanya diburu? Selain menjadi kudapan favorit masyarakat setempat, kareh-kareh ini biasa diburu ketika hari-hari besar, seperti saat Idulfitri.
-
Apa yang menjadi ciri khas Kasepuhan Cisungsang? Kasepuhan Cisungsang memiliki karakteristik khas yang merupakan kombinasi antara kampung dan sawah di daerah lembah yang subur.
-
Apa ciri khas Kucing Merah? Kucing Merah memiliki karakteristik bulu berwarna oranye kemerahan dengan corak huruf M di dahinya. Bentuk tubuhnya juga lebih berotot dibanding sesamanya.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Bagaimana ciri khas pantun lucu? Tentunya dengan menggunakan pola yang berirama dan penuh humor, patun dapat menghadirkan keceriaan di tengah-tengah kegiatan sehari-hari.
Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
Tinggal Seorang Diri
Dilansir dari kanal YouTube Cak Budi Official yang berjudul ‘Nak, Pulanglah Ibu Kangen’, nampak Mbah Saminem mempersilakan dua orang tamu yang bertandang ke rumah sederhananya. Ia mengaku selama ini hidup sebatang kara.
YouTube Cak Budi Official ©2020 Merdeka.com
"Namung kula. Yuga kula wonten Pare (Cuma saya. Anak saya ada di Pare)," ucapnya.
Perabotan Sederhana Tak Terurus
Di dalam rumahnya, nampak tak ada satu pun barang mewah atau pun berharga yang dimiliki oleh Mbah Saminem. Bahkan, semua perabotan rumahnya tampak usang dan tak terurus.
YouTube Cak Budi Official ©2020 Merdeka.com
Ia pun hanya tidur di atas tanah dengan sebuah alas berupa tikar sederhana.
Menunggu Belas Kasihan Tetangga
Untuk makan, terkadang Mbah Saminem hanya menunggu belas kasihan dari tetangga. Ia menyebut ada tetangga di seberang sungai yang kerap kali menolongnya saat dirinya yang tua renta tersebut membutuhkan pertolongan.
YouTube Cak Budi Official ©2020 Merdeka.com
"Bocah ler kali niku (orang utara sungai itu)," ungkapnya.
Tak Tahu Usia
Kondisi fisik dari Mbah Saminem pun nampaknya semakin menurun. Saat ditanya mengenai usianya oleh pria yang akrab disapa Cak Budi, Mbah Saminem menyebut bahwa ia tak mengingat usianya saat ini.
YouTube Cak Budi Official ©2020 Merdeka.com
"Yuswane pinten mbah (umurnya berapa mbah)?," tanyanya.
"Aku ra ngerti (aku tidak tahu)," jelasnya.
Tiga Anak Tak Pernah Pulang
Penderitaan Mbah Saminem kian menyedihkan saat dirinya mengaku bahwa ketiga anaknya tak pernah mengunjungi dirinya. Dari video tersebut, diketahui beberapa anak dari Mbah Saminem kini berada di Pare dan Tulungagung.
YouTube Cak Budi Official ©2020 Merdeka.com
Sembari menangis ingin anak cucunya pulang, Mbah Saminem pun menceritakan hal tersebut kepada Cak Budi.
"Anak putuku ngendangi aku. Ora diendangi aku (Anak cucuku datangi aku. Tidak pernah dikunjungi aku)," ujarnya.
Sekali Pijat Cuma Diberi Rp1000
Sebelum akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja, Mbah Saminem dulu sempat bekerja sebagai tukang pijat hingga ke desa tetangga. Meski telah bekerja keras, Mbah Saminem hanya diberi seribu rupiah.
YouTube Cak Budi Official ©2020 Merdeka.com
"Nek disukani sok-sok yo sewu (Kalau dikasih ya kadang-kadang seribu)," terangnya.