Iklim Schmidt Ferguson Ditentukan Oleh Jumlah Curah Hujan, Ini Penjelasannya
Iklim schmidt ferguson merupakan tipe iklim yang ditentukan berdasarkan siklus curah hujan
Iklim schmidt ferguson merupakan tipe iklim yang ditentukan berdasarkan siklus data pada curah hujan di suatu wilayah. Klasifikasi iklim Schmidt Ferguson ini mempunyai empat tipe yaitu iklim basah, iklim agak basah, iklim sedang dan iklim agak kering.
Melansir dari laman ruangguru, sesuai namanya, tipe iklim ini dikembangkan oleh Schmidt dan Ferguson peneliti sekaligus guru besar dan pejabat dari Lembaga Meteorologi dan Geofisika Fakultas Pertanian Universitas Indonesia pada tahun 1950.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Bagaimana biologi membantu memahami masalah lingkungan seperti perubahan iklim? Selain sebagai ilmu dasar, bilogi juga membantu Anda untuk memahami fenomena masalah yang terjadi di lingkungan seperti perubahan iklim, wabah penyakit, dan lain sebagainya.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan tentang air di Bumi? Penelitian yang bertujuan untuk menelusuri asal muasal air di bumi telah membawa para ilmuwan pada suatu penemuan yang benar-benar luar biasa—adanya samudera yang tersembunyi di dalam lapisan mantel bumi, 700 kilometer di bawah permukaan.
-
Mengapa perubahan cuaca bisa dibilang sebagai efek dari perubahan iklim? Perubahan cuaca merupakan efek dari perubahan iklim yang terjadi karena perubahan lingkungan.
-
Apa yang diuji oleh ketiga ilmuwan tersebut? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
-
Mengapa penting untuk memahami perbedaan antara suhu dan kalor? Suhu dan kalor memang memiliki konsep yang hampir mirip, namun sebenarnya dua hal yang berbeda.
Dengan menghitung siklus dan intensitas curah hujan di suatu daerah, maka bisa menentukan klasifikasi iklim di wilayah tersebut. Berikut ulasan informasi selengkapnya seperti dilansir dari berbagai sumber, Kamis (8/7/2021):
Klasifikasi Iklim Schmidt Ferguson
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa klasifikasi dari iklim ini memiliki beberapa tipe berdasarkan jumlah curah hujan, yakni:
- Bulan Basah (BB): jumlah curah hujan lebih dahsyat dari 100 mm/bulan.
- Bulan Lembab (BL): jumlah curah hujan mencapai 60-100 mm/bulan.
- Bulan Kering (BK): jumlah curah hujan kurang lebih sekitar 60 mm/bulan
Langkah Menentukan Iklim Schmidt Ferguson
Schmidt dan Ferguson membagi iklim berdasarkan curah hujan dengan rumus Q= jumlah rata-rata bulan kering : jumlah rata-rata bulan basah x 100%.
Berdasarkan rumus itu, maka pembagian iklimnya adalah sebagai berikut:
- kategori sangat basah, nilai Q 0-14,3 persen kategori basah, nilai Q 14,3-33,3 persen
- kategori agak basah nilai Q 33,3-60 persen kategori sedang, nilai Q 60-100 persen
- kategori agak kering, nilai Q 100-167 persen kategori kering, nilai Q 167-300 persen
- kategori sangat kering, nilai Q 300-700 persen kategori luar biasa kering, nilai Q lebih dari 700 persen
Berikut perkiraan jumlah curah hujan setiap bulan di Indonesia melansir dari laman Ruangguru:
- Januari = 130 mm
- Februari = 220 mm
- Maret = 40 mm
- April = 34 mm
- Mei = 67 mm
- Juni = 50 mm
- Juli = 32 mm
- Agustus = 23 mm
- September = 78 mm
- Oktober = 80 mm
- November = 189 mm
- Desember = 200 mm
Perbedaan Dengan Tipe Iklim Lain
1. Iklim Oldeman
Hampir mirip dengan Schmidt Ferguson, tipe iklim Oldeman juga ditentukan berdasarkan curah hujan bulanan. Namun, kriterianya berbeda dengan Koppen dan Schmidt-Ferguson. Adapun kriteria bulan basah yang digunakan Oldeman adalah:
- Bulan basah apabila curah hujan lebih dari 200 milimeter.
- Bulan lembab apabila curah hujannya 100 - 200 milimeter.
- Bulan kering apabila curah hujannya kurang dari 100 milimeter.
Berdasarkan perhitungan itu, Oldeman membagi iklim menjadi lima tipe iklim yaitu:
- Iklim A: bulan basah lebih dari 9 kali berturut-turut
- Iklim B: bulan basah 7-9 kali berturut-turut Iklim C: bulan basah 5-6 kali berturut-turut Iklim D: bulan basah 3-4 kali berturut-turut Iklim E: kurang dari 3 bulan basah berturut-turut
2. Iklim Koppen
Selanjutnya seorang Klimatologi keturunan Jerman-Rusia Wladimir Koppen juga membagi iklim berdasarkan curah hujan dan temperatur. Ada lima tipe iklim menurutnya, yakni:
- Iklim A (iklim hujan tropis): Temperatur bulanan rata-rata lebih dari 18 derajat celsius, suhu tahunan 20-25 derajat celsius, curah hujan bulanan lebih dari 60 milimeter
- Iklim B (iklim kering/gurun): Curah hujan lebih kecil dari pada penguapan. Terbagi menjadi Iklim stepa dan iklim gurun.
- Iklim C (iklim sedang basah): Temperatur bulan terdingin -3-18 derajat celsius. Terbagi menjadi: Cs (iklim sedang laut dengan musim panas yang kering), Cw (iklim sedang laut dengan musim dingin yang kering), dan Cf (iklim sedang darat dengan hujan dalam semua bulan)
- Iklim D (iklim dingin): Temperatur bulan terdingin kurang dari 3 derajat celsius, temperatur bulan terpanas lebih dari 10 derajat celsius. Terbagi menjadi Dw (iklim sedang di darat dengan musim dingin yang kering), dan Df (iklim sedang di darat dengan musim dingin yang lembab).
- Iklim E (iklim kutub): Bulan terpanas temperaturnya kurang dari 10 derajat celsius. Terbagi menjadi Et (Iklim tundra), dan Ef (Iklim salju).