Imran Ichwani, Anak Tukang Bubur Ayam Keliling Berhasil Jadi Taruna Akmil
Termasuk bagi Imran Ichwani, anak penjual bubur ayam yang berasal dari keluarga ekonomi rendah.
Tergabung dalam Taruna Akademi Militer TNI AD dan mengabdi pada negara, menjadi impian bagi sebagian besar orang. Termasuk bagi Imran Ichwani, anak penjual bubur ayam yang berasal dari keluarga ekonomi rendah.
Hal itu tidak pernah membuat dirinya patah arang. Imran mampu membuktikan bahwa kerja keras dan prestasi selama di sekolah merupakan modal menggapai cita-citanya.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Di mana ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
-
Apa yang dibantah oleh TNI AD terkait video viral penganiayaan di Bandung? TNI Angkatan Darat (AD) membantah terkait narasi disampaikan pemuda inisial Y terduga pelaku penganiayaan yang mengaku sebagai keponakan dari Mayor Jenderal Rifky Nawawi.
-
Kapan ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Ingin tahu perjuangan Imran Ichwani, anak penjual bubur ayam keliling yang berhasil jadi Taruna Akmil? Berikut ulasannya dirangkum dari Channel YouTube TNI AD.
Anak Penjual Bubur Ayam Keliling
Imran dan Keluarga tinggal di rumah mungil di Jalan Cempaka RT 03/06 Desa Selabaya, Kecamatan Kalimanah, Kabupaten Purbalingga. Ayah Imran merupakan penjual bubur ayam keliling dengan pendapatan setiap harinya sekitar Rp50 ribu. Dia menjajakan dengan sepeda motor sejak pukul 5.00 Wib pagi hingga malam.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Bagi Sugeng Suroso, sang ayah, menjadi anggota militer merupakan hal yang berat. Dia merasa kecil hati, menganggap bahwa hanya anak-anak dari kota besar saja yang bisa menjadi Taruna Akmil.
Rasa bahagia yang begitu meluap, tatkala Imran menghubungi di seberang telepon pada 28 Juli. Imran resmi diterima sebagai Taruna Akademi Militer.
Kesungguhan Imran
Imran merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Pendapatan sehari-hari sang ayah terhitung pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun Imran yakin, siapa pun dengan status sosial apa pun bisa diterima menjadi Taruna.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Kesungguhan Imran sejak awal lulus SMA, ikut menguatkan doa dari keluarga. Sri Retno Setyaningsih, sang ibunda menitihkan air mata melihat foto putranya yang sudah memakai seragam TNI AD.
Dia mengaku tidak bisa banyak membantu. Sebagai orang tua, hanya bisa mengirim doa dari jauh. Apalagi sejak masuk SMA, Imran sudah harus berpisah dari orang tua dan tinggal dengan neneknya di Purwokerto.
Berprestasi Sejak Sekolah
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Imran dikenal tekun belajar dan rajin ibadah di mata teman-teman dekatnya. Kerap menjadi teladan bagi teman yang lain. Sejak duduk di bangku SMP, Imran tak berhenti menorehkan prestasi.
Dirinya juga pernah menjadi peserta olimpiade matematika tingkat provinsi. Di SMA Negeri 1 Purwokerto, dia terus mengasah kemampuan dengan mengikuti beragam aktivitas ekstra-kurikuler. Serta aktif dalam organisasi kesiswaan dan paskibraka.
Keberhasilan yang Mengagumkan
Berasal dari keluarga ekonomi rendah, tidak mengurangi semangat Imran. Selama di Taruna, dia mengaku merasa ditempa menjadi pribadi yang patriotik dan lebih disiplin.
Imran juga tercatat sebagai putra terbaik Purbalingga lolos Capratar Akmil tahun 2018. Torehan luar biasa hingga menerima pujian dari gurunya, bahwa dia termasuk anggota taruna yang mau belajar.
Pribadi Teladan
Menurut pengakuan kepala sekolah SMAN 1 Purwokerto, Muhammad Husain, bahwa Imran memiliki komitmen yang amat tinggi. Selalu aktif di organisasi serta tekun, hingga beberapa kali mendapat peringkat pertama di akademik.
Begitu mengagumkannya di prestasi, Imran pernah diterima di Universitas Gadjah Mada. Namun dia memilih untuk bergabung sebagai Taruna Akmil, sesuai cita-citanya selama ini.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Orang Tua Selalu Mendampingi
Ibunda Imran, kerap mengingatkan putranya sejak kecil untuk terus disiplin. Karena disiplin merupakan salah satu modal penting sebagai anggota militer. Imran begitu menghargai jasa dan perjuangan kedua orang tuanya.
Dia mengaku ingin segera sujud di hadapan bapak dan ibu. Berucap syukur dan terima kasih yang teramat sangat atas segalanya. Imran mengatakan, pernah ingin menyerah dan kelelahan saat berlatih. Tiba-tiba seperti terbesit suara bapak dan ibu, tengah memberinya semangat.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Saya ingin bersujud di depannya. Pokoknya saya ingin berterima kasih pada orang tua saya, yang teah membnina saya, mendidik saya. Sehingga saya bisa menjadi Taruna seperti cita-cita saya," tukas Imran.
Pesan dari Orang Tua
Imran begitu mengingat segala pesan orang tua saat dirinya merasa pesimis. Nasihat dari bapak dan ibu begitu membekas, selalu menguatkan selama mengenyam pendidikan di militer.
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
"Saya diberi pesan oleh orang tua, 'Kamu nggak usah lihat siapa lawan mu, tapi bikin lawanmu itu lihat siapa kamu," papar Imran.
"Saya ingin menunjukkan pada orang-orang, meski saya hanya anak tukang bubur, saya dengan segala kemungkinan saya dan izin Tuhan Yang Maha Esa. Bisa menjadi Taruna Akmil," tambahnya.
Video Imran, Anak Tukang Bubur Ayam Keliling jadi Taruna Akmil
Berikut sepenggal video percakapan dengan Imran, anak tukang bubur ayam yang telah berhasil menjadi Taruna Akademi Militer yang begitu inspiratif.