Info Intelijen Ungkap Amerika dkk Ketakutan pada Poros Rusia-China-Iran-Korut, Siapkan Segala Cara Buat Menggembosinya
Kabar munculnya “poros” negara-negara yang memberikan dukungan kepada Rusia, termasuk China, Iran, dan Korea Utara dianggap sebagai ancaman bagi barat.
Kabar munculnya “poros” negara-negara yang memberikan dukungan kepada Rusia, termasuk China, Iran, dan Korea Utara dianggap sebagai ancaman bagi barat.
Melansir dari Aljazeera, Kamis (7/11) Kepala Kantor Intelijen Nasional Australia menyebut kerja sama keduanya merupakan perkembangan strategis yang sangat meresahkan bagi negara barat.
- Dijegal Amerika, Pemerintah Bidik Jepang dan Korea buat Pasar Ekspor Udang Beku
- Info Intelijen Sebut Pasukan Korea Utara Sudah Tiba di Zona Perang Rusia-Ukraina, Siap Tempur
- Amankan Pilkada Serentak, Polri Bergerak Cepat Agar Warga Tidak Termakan Info Hoaks
- Luar Biasa Kuat, Prajurit TNI ini Bikin Keok Petarung asal Amerika, Momennya Mendebarkan
Direktur Jenderal Kantor Intelijen Nasional Australia, Andrew Shearer, mengatakan bahwa poros baru ini akan berpusat di China dan Rusia.
Australia berpendapat China secara konsisten memberikan bantuan ekonomi dan diplomatik bagi Rusia dalam konflik Ukraina.
“Penyediaan besar-besaran oleh Tiongkok berupa bantuan ganda kepada Putin, dan dukungan ekonomi serta dukungan diplomatik membuat tentara Putin tetap berada di lapangan di Ukraina, membunuh warga Ukraina yang tidak bersalah sama seperti mereka menyediakan amunisi artileri dan rudal,” kata Shearer di sebuah konferensi di Canberra.
Upaya Ganggu Poros China-Rusia
Australia sendiri merupakan anggota kemitraan intelijen Five Eyes dengan Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Selandia Baru.
Pihak Canberra mengatakan negara barat harus mengganggu jaringan yang dimulai dari China dan Rusia. Hal ini merujuk pada mulai bergabungnya Iran dan Korea Utara lewat kerja sama yang terjalin dengan Rusia.
Beberapa waktu lalu, Iran mengirimkan drone dan rudal ke Rusia.
Sedangkan Korea Utara secara terbuka mendukung Moskow dalam perangnya melawan Ukraina.
“Kita harus melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mengganggu jaringan yang sedang berkembang ini,” tambah Shearer.
Karena alasan itu, negara barat yang pro Ukraina menganggap kelompok tersebut sangat meresahkan.
“Ini adalah perkembangan strategis yang sangat meresahkan dan kita semua berupaya mengejarnya dan menerapkan langkah-langkah efektif, namun menurut saya ini adalah salah satu tantangan strategis di zaman kita,” kata Shearer.
Barat Ketakutan Rusia-Korea Utara Bersatu
Sejumlah menteri luar negeri dari negara anggota Kelompok Tujuh (G7) – Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika beserta tiga sekutunya yaitu Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru menyoroti pengerahan pasukan Korea Utara.
Peringatan dari kepala intelijen Australia ini muncul pada saat senator Rusia melakukan pemungutan suara untuk meratifikasi pakta pertahanan bersama antara Moskow dan Korea Utara.
Perjanjian yang diratifikasi oleh majelis rendah parlemen Rusia pada tanggal 24 Oktober, meresmikan pendalaman kerja sama keamanan antara Rusia dan Korea Utara selama berbulan-bulan memicu ketakutan di antara sekutu Barat.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyetujui untuk menjalin kemitraan strategis komprehensif dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pyongyang pada bulan Juni lalu.
Isi dari kesepakatan antara lain mewajibkan Moskow dan Pyongyang segera memberikan bantuan militer menggunakan “segala cara” jika salah satu dari mereka diserang.
Tuduhan Tentara Korea Utara Dikirim ke Ukraina
Perjanjian itu diklaim sebagai hubungan terkuat antara Rusia dan Korea Utara sejak berakhirnya Perang Dingin.
Sebelumnya, AS dan Korea Selatan melaporkan sekitar 10.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan untuk berperang bersama pasukan Rusia melawan Ukraina.
Kabar tersebut ramai di tengah poros barat, walau pada akhirnya Korea Utara membantah tuduhan itu.
Meski demikian, Putin tidak menyangkal pasukan Korea Utara telah dikirim ke Rusia. Selain itu beberapa pejabat Rusia juga menolak permintaan untuk mengomentari masalah tersebut.