Ini Syarat Baca Istigfar Dapat Diterima Allah SWT
Gus Baha sebut istighfar tak akan diterima jika tanpa tauhid.
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau disebut Gus Baha memberikan penjelasan tentang syarat sahnya istighfar dalam konteks ajaran Islam.
Dalam sesi pengajiannya yang diambil dari kanal YouTube @MimipChannel, Gus Baha menekankan pentingnya tauhid dalam proses istighfar. Ia membuka pembicaraan dengan mempertanyakan apakah istighfar yang diucapkan oleh orang kafir sebelum memeluk Islam dapat diterima.
-
Apa yang dimaksud dengan 'ghibah' dalam Islam? Pengertian ghibah penting untuk diketahui oleh umat Islam. Mengingat, ghibah harus dihindari oleh umat Islam. Hal tersebut karena ghibah merupakan salah satu perbuatan dosa yang dibenci oleh Allah SWT.
-
Apa yang dimaksud dengan ghibah dalam Islam? Ghibah dalam Islam adalah membicarakan seseorang di belakangnya dengan cara yang tidak disukainya, walaupun apa yang dikatakan itu benar.
-
Bagaimana Gus Iqdam menyampaikan pesan agama? Gus Iqdam digandrungi anak-anak muda karena caranya menyampaikan pesan keagamaan dinilai menyenangkan.
-
Kenapa Gibran menemui Gus Miftah? Gibran mengaku meminta bantuan doa agar diberikan lancar. Ia juga menegaskan pertemuannya dengan Miftah tidak membicarakan soal program dana abadi untuk Pondok (ponpes). "Silaturahmi, sudah lama tidak bertemu sejak coblosan," ungkapnya.
-
Siapa yang menurut Gus Iqdam pantas mendapat perhatian dari Allah? “Jika kamu ingin diperhatikan sama Allah, maka kamu harus berbuat baik. Sama kayak ke pasangan. Bagaimana mau dikasih perhatian kalau kamu nggak berbuat apa-apa.”
-
Siapa yang menemui Gus Miftah? Calon Wakil Presiden (cawapres) Gibran Rakabuming Raka menemui pendakwah asal Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah, Selasa (26/3).
"Apakah orang kafir yang melafazkan astagfirullah astagfirullah astagfirullah sebelum masuk Islam, itu diterima?" tanya Gus Baha, menarik perhatian para pendengarnya.
Gus Baha menjelaskan bahwa istighfar yang diucapkan oleh orang kafir sebelum menjadi Muslim tidak akan diterima, karena syarat utama untuk istighfar adalah harus diawali dengan tauhid.
"Tidak bisa, karena syaratnya istighfar setelah tauhid," ungkap Gus Baha.
Syarat Istigfar Diterima
Selanjutnya, Gus Baha menjelaskan bahwa dalam mazhab Sadzili, istigfar sebaiknya diucapkan setelah mengucapkan kalimat tauhid, "la ilaha illallah."
"Oleh karena itu, dalam mazhab Sadzili, istigfar dilakukan setelah la ilaha illallah," tambahnya.
Penjelasan ini sangat penting untuk memahami keterkaitan antara istighfar dan tauhid dalam ajaran Islam. Tauhid, yang merupakan fondasi keimanan menjadi syarat agar istigfar yang dilakukan oleh seorang Muslim diterima.
Gus Baha mengingatkan bahwa pemahaman dan praktik istighfar harus berlandaskan pada pengertian yang benar tentang tauhid. Tanpa adanya tauhid, istigfar tidak akan diterima menurut ajaran Islam.
Pernyataan Gus Baha ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang prinsip-prinsip dasar dalam beribadah dan bertaubat.
Ia berharap agar umat Islam dapat lebih memahami dan melaksanakan istigfar dengan kesadaran penuh akan makna tauhid. Gus Baha menutup penjelasannya dengan harapan agar semua umat Islam dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh untuk memperbaiki ibadah mereka serta memperkuat iman dalam ajaran Islam.
Beristighfar
Menurut informasi dari kemenag.go.id, istighfar atau permohonan ampun kepada Allah merupakan salah satu praktik yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Dalam Al-Qur'an, Allah menekankan pentingnya memperbanyak istighfar untuk meraih keberkahan dan keselamatan.
Salah satu ayat yang menyoroti hal ini adalah QS. Hud, 11:52:"Dan (Hud berkata), 'Wahai kaumku! Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling (dari-Nya) dengan berbuat dosa.'"
Ayat ini mengajarkan bahwa dengan memperbanyak istighfar dan bertobat, Allah akan memberikan kita banyak keberkahan, baik dalam aspek fisik maupun spiritual. Lebih lanjut, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
" "
"Sesungguhnya hatiku tidak pernah lalai dari zikir kepada Allah, sesungguhnya Aku beristighfar seratus kali dalam sehari." (HR. Muslim No. 2702) .
Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya istighfar dalam kehidupan sehari-hari Rasulullah SAW, yang meskipun telah diampuni dosanya, tetap beristighfar seratus kali setiap harinya.
Ini menjadi teladan yang kuat bagi kita untuk selalu mengingat pentingnya memohon ampun kepada Allah dalam setiap aspek kehidupan kita. Dalam kisah Nabi Nuh AS yang tercantum dalam QS. Hud, 11:46-47, kita juga dapat melihat betapa pentingnya istighfar dan pemahaman akan hakikat doa kita kepada Allah. Allah berfirman kepada Nuh:
" "
"Dia (Allah) berfirman, 'Wahai Nuh! Sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu, karena perbuatannya sungguh tidak baik, sebab itu jangan engkau memohon kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui (hakikatnya). Aku menasihatimu agar (engkau) tidak termasuk orang yang bodoh.'" Dan Nuh menjawab:
" "
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon kepada-Mu sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku, dan Engkau tidak memberi rahmat kepadaku, niscaya aku termasuk orang yang rugi."
Ayat ini mengajarkan kita untuk selalu bersikap rendah hati dan menyadari keterbatasan pengetahuan kita ketika berdoa. Memohon ampun kepada Allah bukan hanya sekadar menghapus dosa, tetapi juga sebagai pengakuan akan kebesaran-Nya dan kerendahan hati kita sebagai hamba-Nya.
Tontonlah Video yang Dipilih Ini:
Berikut adalah versi yang berbeda dari kalimat tersebut tanpa mengubah konteksnya: