Hukum Ghibah Beserta Larangannya dalam Islam, Begini Tips Menghindarinya
Berikut hukum ghibah beserta larangannya dalam Islam dan begini tips menghindarinya.
Berikut hukum ghibah beserta larangannya dalam Islam dan begini tips menghindarinya.
Hukum Ghibah Beserta Larangannya dalam Islam, Begini Tips Menghindarinya
Pengertian ghibah penting untuk diketahui oleh umat Islam.
Mengingat, ghibah harus dihindari oleh umat Islam. Hal tersebut karena ghibah merupakan salah satu perbuatan dosa yang dibenci oleh Allah SWT.
Namun tanpa disadari, ghibah menjadi perbuatan yang sangat mudah dilakukan.
Terlebih dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan bermasyarakat, perilaku tersebut juga disebut bergunjing atau bergosip.
-
Bagaimana cara menghindari dosa ghibah? Agar terhindar dari dosa ghibah, terdapat beberapa langkah penting yang perlu diikuti, yaitu sebagai berikut: 1. Memilih Lingkungan yang Baik:Berada di lingkungan yang baik sangat penting sebagai upaya untuk terhindar dari ghibah. Anda perlu berada di sekitar orang-orang yang memiliki pengaruh positif dan menjaga dari percakapan yang bernada negatif dan ghibah. Dengan bergaul dengan orang-orang yang memiliki moralitas yang baik, Anda akan merasa terinspirasi untuk menghindari ghibah. 2. Memperbanyak Istigfar untuk Melembutkan Hati:Istigfar adalah doa yang bermakna meminta ampun kepada Allah. Dengan memperbanyak istigfar, hati akan menjadi lebih lembut dan mampu menahan diri dari menggoda untuk berbicara buruk tentang orang lain. Istigfar juga membantu mengubah sikap negatif dan memberi kesempatan kepada individu yang kita maksudkan berbuat baik. 3. Melatih Diri untuk Melihat Hal Positif:Salah satu penyebab ghibah adalah ketidakpuasan dengan diri sendiri atau kecemburuan terhadap orang lain. Penting bagi umat muslim untuk melatih diri melihat hal-hal positif dalam kehidupan orang lain. Dengan melihat sisi positif, Anda akan menjadi lebih termotivasi untuk fokus pada perkembangan diri dan menciptakan lingkungan yang baik. 4. Tidak Membicarakan Orang Lain:Yang terakhir, untuk menghindari dosa ghibah, Anda harus mengubah kebiasaan membicarakan orang lain secara negatif. Ketika memiliki keinginan untuk berbicara buruk tentang seseorang, Anda harus segera mengingatkan diri sendiri untuk menghentikan perilaku tersebut. Dalam situasi apapun, penting untuk terus menjaga lisan dan hati agar tidak jatuh ke dalam perangkap ghibah.
-
Mengapa ghibah dilarang dalam Islam? Larangan ini ada karena ghibah dapat merusak martabat dan hubungan antar individu, serta menimbulkan fitnah dan permusuhan.
-
Apa yang dimaksud dengan ghibah? Ghibah, yang berarti membicarakan keburukan orang lain secara diam-diam adalah tindakan yang dilarang dalam ajaran Islam.
-
Bagaimana ghibah yang dibolehkan dilakukan? 'Ghibah itu diperbolehkan selama tidak melampaui batas,' kata Ustadz Hanan. Yang dimaksud dengan berlebihan adalah ketika pembicaraan mengenai keburukan seseorang sudah melewati batas wajar atau menyentuh hal-hal yang tidak relevan dengan perbuatan buruk yang dibahas.
-
Mengapa ghibah dianggap dosa? Ghibah dilarang keras dalam Islam karena dapat merusak kehormatan dan persaudaraan antar sesama Muslim. Seperti firman Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat 12, 'Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.'
-
Kapan ghibah dibolehkan? Ia menjelaskan bahwa ghibah yang dibolehkan adalah ketika berkaitan dengan kemungkaran yang dapat membahayakan orang lain.
Padahal, ghibah justru dapat membawa kerugian. Baik untuk orang lain maupun diri sendiri. Oleh karena itu, ghibah harus dijauhi dalam kehidupan sehari-hari.
Lantas bagaimana hukum ghibah beserta larangannya dalam Islam dan begini tips menghindarinya?
Melansir dari berbagai sumber, Selasa (26/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
Pengertian Ghibah
Ghibah merupakan salah satu perbuatan dosa yang dibenci oleh Allah SWT dan harus dihindari oleh umat Islam. Secara etimologi, ghibah berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata ghaabaa yaghiibu ghaiban yang artinya ghaib atau tidak hadir.
Berdasarkan etimologi tersebut, dapat dipahami bahwa ghibah adalah bentuk 'ketidakhadiran seseorang' dalam sebuah pembicaraan.
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ghibah merupakan kegiatan membicarakan keburukan (keaiban) orang lain atau bergunjing.
Ghibah adalah perbuatan membicarakan keburukan atau aib orang lain. Meskipun yang dibicarakan sesuai dengan kenyataan, akan tetapi ghibah tetaplah suatu perbuatan yang zalim.
Dalam agama Islam, ghibah sangat dilarang karena berisiko menimbulkan fitnah. Perlu diketahui, seseorang yang berghibah bahkan diibaratkan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Ghibah juga merupakan perbuatan yang sangat dekat dengan perbuatan buruk lainnya seperti iri, dengki hingga fitnah.
Dalil Hukum Ghibah
Ghibah merupakan perilaku zalim yang dilaknat oleh Allah SWT. Hal tersebut bahkan tercantum dalam Al-Quran dan hadist. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat An-Nur Ayat 19 yang artinya:
"Siapapun gemar menceritakan atau menyebarluaskan kejelekan saudara Muslim kepada orang lain diancam dengan siksa yang pedih di dunia dan di akhirat." (QS. An-Nur: 19)
Allah SWT menggambarkan perilaku orang yang suka ghibah atau menggunjing dan membicarakan orang lain sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran Surat Hujurat Ayat 12 yang artinya:
Rasulullah SAW juga melarang umatnya untuk berghibah. Diriwayatkan dalam hadist Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda yang artinya:
"Orang Islam itu saudara bagi orang Islam lain, jangan saling mengkhianati, jangan saling membohongi, dan jangan saling merendahkan, setiap Muslim atas Muslim yang lain itu haram rahasianya, hartanya dan darahnya, taqwa itu ada di sini (dalam hati) cukup seseorang dikatakan jelek jika memandang rendah saudaranya Muslim."
Besaran Dosa Ghibah
Rasulullah SAW menyatakan bahwa dosa orang yang berghibah lebih berat dari dosa zina.
"Ghibah itu lebih berat dari zina. Seorang sahabat bertanya, 'Bagaimana bisa?' Rasulullah SAW menjelaskan, 'Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya," (HR At-Thabrani).
Selain itu, diriwayatkan bahwa Allah SWT pernah berfirman kepada Nabi Musa AS yang artinya:
"Siapa saja yang meninggal dunia dalam keadaan bertaubat dari perbuatan ghibah, maka dia adalah orang terakhir masuk surga. Dan siapa saja yang meninggal dalam keadaan terbiasa berbuat ghibah, maka dia adalah orang yang paling awal masuk neraka."
Di akhirat nanti, seseorang yang suka berghibah akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT oleh orang yang dighibahnya. Amal kebaikannya pun dibayarkan kepada orang-orang yang pernah dizaliminya, termasuk kepada orang yang telah dighibahnya. Kemudian setelah amal kebaikannya habis, amal keburukan orang-orang yang dizaliminya ditimpakan pada dirinya.
Cara Menghindari Ghibah
Terdapat beberapa cara untuk menghindari ghibah, di antaranya sebagai berikut.
1. Memperbanyak ilmu agama, dengan mengikuti kajian, membaca Al-Quran dan tafsirnya, serta selalu berpikir positif agar dapat menjauhkan diri dari menggunjingkan orang lain.
2. Diam atau tidak menanggapi. Salah satu cara menghindari berghibah yaitu diam. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam." (Muttafaq 'alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
3. Menasehati pelaku ghibah untuk menyudahinya. Anda bisa mengatakan dan mengingatkan pelaku ghibah bahwa perbuatan yang dilakukannya itu salah. Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
"Barangsiapa diantara kalian melihat kemungkaran, rubahlah dengan tangannya. Jika dia tidak mampu, rubahlah dengan lidahnya. Jika dia tidak mampu, rubahlah dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman" (HR Muslim 70)