Jika Tak Dinasihati Sang Istri, Pria ini Tak Bakal Jadi Jenderal TNI & Presiden RI Tapi Jadi Sopir Taksi
KIsah Presiden ke-2 RI pernah ingin jadi sopir taksi dan berhenti dari militer.
KIsah presiden ke-2 RI Soeharto pernah ingin jadi sopir taksi dan keluar dari militer.
Jika Tak Dinasihati Sang Istri, Pria ini Tak Bakal Jadi Jenderal TNI & Presiden RI Tapi Jadi Sopir Taksi
Dia merupakan orang paling berpengaruh di era orde baru yang pernah memimpin Indonesia selama 32 tahun.
Jauh sebelum menjadi presiden, siapa sangka jika Soeharto pernah merasa putus asa dan berpikir ingin berganti profesi menjadi sopir taksi.
Niat tersebut ternyata berhasil diurungkan oleh Soeharto usai mendapat nasihat dari sang istri, yakni Siti Hartinah alias Ibu Tien. Simak ulasannya:
Soeharto Hampir Dipecat dari Militer
Saat masih berkarir di militer dengan pangkat kolonel, Soeharto pernah dicopot dari jabatan sebagai Pangdam Diponegoro.
- Desa Kelahiran Presiden Soeharto Terdampak Pembangunan Tol Jogja-Bandara YIA, Begini Kondisinya Sekarang
- Penampilan Try Sutrisno Berseragam Militer Bintang Empat
- Jika Soeharto Dikenal Sebagai 'Jenderal yang Tersenyum', Jenderal TNI ini Dijuluki 'Jenderal Tanpa Senyum'
- 28 Tahun lalu Salaman dengan Presiden Soeharto, Kini di Pundak Pria ini Tersemat Pangkat Jenderal Polisi
Sehingga membuat Markas Berkas Angkatan Darat (MBAD) mendakwanya bersalah.
Soeharto ketahuan melakukan penyelundupan hasil bumi (smuggling) untuk dibarter demi mendapatkan keuntungan.
Letjen AH Nasution yang menjabat sebagai Kasad hampir memecat Soeharto dari militer akibat tindakannya itu.
Sempat Ingin Jadi Sopir Taksi
Merasa malu, kecewa, dan putus asa, Soeharto mengaku sempat berpikir untuk hengkang dari dunia militer dan berganti profesi.
Dia disebut sempat mengatakan ingin menjadi sopir taksi apabila keluar dari militer. Hal itu ternyata tak disetujui oleh sang istri.
Ibu Tien, sapaan akrab istri Soeharto kemudian merespon kekalutan suaminya dengan sebuah nasihat.
"Saya dulu diambil istri oleh seorang prajurit dan bukan oleh supir taksi. Seorang prajurit harus dapat mengatasi setiap persoalan dengan kepala dingin walaupun hatinya panas,"
kata Tien kepada suaminya dikutip dalam biografi Siti Hartinah Soeharto: Wanita Utama Indonesia yang ditulis Abdul Gafur.
Tien berusaha meyakinkan suaminya untuk menghadapi masalah tersebut dengan kepala dingin.
Ternyata, nasihat tersebut manjur. Soeharto pun tetap bertahan di militer dan menjalani hukuman yang diberikan padanya.
Akibat perbuatannya itu, Soeharto harus dihukum 'sekolah' di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SSKAD) di Bandung.
Dengan setia, Tien pun terus mendampingi Soeharto selama menjalani hukuman.
Dia bahkan disebut sampai pindah dari rumah dinas panglima ke rumah penduduk biasa.
Karir Soeharto Meroket
Berkat dukungan dari sang istri, Soeharto akhirnya berhasil lulus dari SSKAD. Setelah itu, dia dipromosikan menjadi komandan korps Cadangan Umum AD (Caduad).Karir Soeharto di militer pun terus meroket. Di pertengahan tahun 1962, Soeharto diangkat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) hingga 1965.
Soeharto kemudian diberi mandat oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) sebagai Presiden menggantikan Soekarno pada 1968.
Dia dipilih kembali oleh MPR pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Hingga saat ini, Soeharto menjadi satu-satunya presiden dengan jabatan terlama di Indonesia.
Sosok Ibu Tien
Raden Ayu Hj. Siti Hartinah atau lebih dikenal dengan Ibu Tien Soeharto merupakan mantan ibu negara yang cukup dikenal.
Tien menikah dengan Soeharto pada tanggal 26 Desember 1947 di Surakarta.
Dia adalah anak kedua pasangan KPH Soemoharjomo dan Raden Ayu Hatmanti Hatmohoedojo yang merupakan canggah Mangkunagara III.