Jumlah Pengangguran di Indonesia 2024, Tertinggi di ASEAN!
Jumlah pengangguran Indonesia disebut per Februari 2024 turun menjadi 7,2 juta orang, terendah sejak 1997.
Pengangguran di Indonesia mengalami penurunan per Februari 2024, meskipun jumlah penduduk yang berada dalam usia kerja terus meningkat. Menurut laporan dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran tercatat sebanyak 7,2 juta orang, menurun dari 7,99 juta pada Februari 2023.
Capaian ini merupakan angka pengangguran terendah sejak era reformasi 1997, yang sebelumnya tercatat sebesar 4,69 juta. Selain itu, penurunan ini juga terlihat dari Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang menyusut menjadi 4,82% pada Februari 2024, dibandingkan dengan 5,45% di bulan yang sama tahun sebelumnya.
- Riset Ini Sebut 46 Perusahaan Kesulitan Mencari Karyawan di Tengah Tingginya Angka Pengangguran
- Daftar Negara Asean Paling Banyak Pengangguran, Indonesia Nomor Berapa?
- Februari 2024, Tingkat Pengangguran di Jakarta Turun 1,54 persen Dibanding Februari 2023
- Jumlah Pengangguran di Indonesia Berkurang, Kini Tersisa 7,2 Juta Orang
Perbaikan ini menunjukkan kemajuan yang signifikan, meskipun Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang besar. Jumlah penduduk usia kerja di Indonesia pada Februari 2024 telah mencapai 214 juta, dengan tambahan 2,41 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kenaikan ini juga diikuti oleh peningkatan jumlah angkatan kerja yang kini mencapai 149,38 juta orang, yang mana meningkat sebesar 2,76 juta dibandingkan dengan Februari 2023. Kondisi ini mencerminkan dinamika pasar tenaga kerja yang terus berkembang, meskipun tantangan tetap ada dalam menciptakan lapangan kerja yang memadai bagi seluruh angkatan kerja yang ada.
1. Penurunan Pengangguran dan Tren Sejak 2022
Sejak Agustus 2022, Indonesia telah mengalami tren penurunan angka pengangguran. Meskipun tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun, data dari Dana Moneter Internasional (IMF) pada April 2024 mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki tingkat pengangguran sebesar 5,2%, yang merupakan angka tertinggi di antara negara-negara ASEAN.
Sebagai perbandingan, Thailand memiliki angka pengangguran terendah yang hanya mencapai 1,1%. Di tingkat global, Indonesia menempati peringkat ke-57 dalam daftar negara dengan tingkat pengangguran tertinggi. Sementara itu, Sudan di Afrika Utara mencatatkan angka pengangguran paling tinggi, mencapai 49,5%.
2. Perkembangan Angkatan Kerja di Indonesia
Berdasarkan data dari BPS, angkatan kerja mengalami peningkatan menjadi 149,38 juta pada Februari 2024, yang menunjukkan pertambahan sebesar 2,76 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di sisi lain, jumlah penduduk yang bekerja juga mengalami kenaikan, mencapai 142,18 juta, atau bertambah 3,55 juta jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Wakil Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyatakan, "Dari angkatan kerja, tidak semua terserap di pasar tenaga kerja, sehingga masih ada 7,20 juta orang yang menganggur."
Hal ini mencerminkan adanya tantangan yang signifikan dalam penyerapan tenaga kerja baru, terutama dengan bertambahnya jumlah penduduk yang berada dalam usia kerja. Dengan meningkatnya angka angkatan kerja, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan agar dapat mengurangi angka pengangguran yang masih cukup tinggi.
3. Pengangguran Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Data dari BPS menunjukkan bahwa lulusan SMA mencatatkan angka pengangguran tertinggi, yaitu sebanyak 2,1 juta orang. Di bawahnya, terdapat lulusan SMK dan SMP dengan masing-masing 1,6 juta dan 1,1 juta pengangguran.
Sementara itu, kelompok yang memiliki angka pengangguran paling rendah adalah mereka yang tidak atau belum menyelesaikan pendidikan SD, dengan jumlah 394 ribu. Kemudian diikuti oleh lulusan diploma sebanyak 173 ribu dan mereka yang belum pernah bersekolah, yang hanya berjumlah 13 ribu.
Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berbanding lurus dengan jumlah pengangguran; semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin rendah pula jumlah pengangguran. Namun, tantangan yang dihadapi oleh pencari kerja baru adalah persyaratan ketat dari perusahaan, terutama terkait pengalaman kerja dan batas usia yang seringkali menjadi penghalang.
4. Tantangan di Pasar Kerja Modern
Tingginya angka pengangguran dapat disebabkan oleh kurangnya minat dari pengusaha untuk membuka lowongan kerja, ditambah dengan syarat-syarat yang dianggap memberatkan. Banyak pencari kerja yang baru lulus mengeluhkan persyaratan pengalaman kerja 1-2 tahun yang sering kali menjadi kendala.
"Jika semua perusahaan mewajibkan pengalaman, peluang untuk fresh graduate akan sulit," ungkap seorang pengamat tenaga kerja. Selain itu, batasan usia dalam melamar pekerjaan juga menjadi masalah yang berkontribusi terhadap meningkatnya jumlah pengangguran, terutama bagi individu yang ingin kembali bergabung dengan pasar kerja di usia yang masih produktif.
5. Upaya Pemerintah dalam Menangani Pengangguran
Presiden Prabowo Subianto telah memberikan tugas kepada Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) untuk menangani masalah pengangguran melalui berbagai langkah strategis.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan, Immanuel Ebenezer Gerungan, menegaskan, "Kita ditugaskan oleh presiden untuk melaksanakan tugas-tugas yang berorientasi pada rakyat. Pengangguran menjadi narasi besar yang akan kita kawal."
Dalam upaya ini, Kemnaker berkomitmen untuk melaksanakan berbagai inisiatif, termasuk pelatihan keterampilan dan kebijakan yang mendukung individu yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Diharapkan, langkah-langkah ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendukung terciptanya generasi unggul dalam rangka mencapai visi Indonesia 2045.