Kaum Pria Lewat, Para Wanita ini Sukses Jadi Jenderal & Pimpin Militer di Negaranya
Sederet wanita tangguh ini mampu membuktikan kemampuan mereka hingga berhasil memimpin komando militer di negaranya masing-masing.
Seorang pemimpin militer umumnya adalah kaum pria terpilih yang memiliki pengalaman dan prestasi selama mengabdi sebagai seorang tentara.
Namun ada beberapa sosok wanita yang justru mampu melampaui kemampuan kaum pria hingga berhasil menempati jabatan strategis sebagai pemimpin militer di negaranya.
- Kisah Wanita Berhasil Diterima di Kampus Negeri Ternama Setelah Hampir 2 Tahun Bekerja Jadi Karyawan, Banjir Pujian Warganet
- Kisah Wanita Sukses Jualan Kue di Pinggir Jalan Omzet Jutaan per Hari, Nyaris Bangkrut karena Dikerjai Orang
- Pria ini Bangunkan Warga untuk Sahur dengan Cara Unik, Putar Terompet Ala Militer Bak Kumpulkan Prajurit Apel
- Makam Berusia 1000 Tahun Berisi Jasad Wanita Tanpa Wajah, Ternyata Sosok Penting
Tercatat ada beberapa nama perwira tinggi militer wanita yang pernah dilantik menjadi pimpinan tinggi militer hingga Panglima Angkatan Bersenjata di dunia.
Siapa saja? Melansir dari berbagai sumber, Jumat (6/8) simak deretan perwira wanita yang berhasil menempati jabatan tinggi di militer.
Kanada
Pimpinan militer wanita pertama adalah Jenderal Jennie Carignan yang diangkat menjadi Panglima Angkatan Bersenjata Kanada menggantikan Jenderal Wayne Eyre.
Sosok Jennie tentu akan dicatat dalam sejarah Kanada sebagai Kepala Staf Pertahanan wanita pertama di negara tersebut.
Pengangkatan Jennie disaksikan langsung para pejabat tinggi, termasuk Perdana Menteri Justin Trudeau, Ketua Komite Militer NATO Rob Baue, mantan Gubernur Jenderal Adrienne Clarkson, mantan Gubernur Jenderal David Johnston, Menteri Pertahanan Nasional Bill Blair, duta besar dari berbagai negara dan masih banyak lagi yang hadir.
Karier Jennie Carignan di militer cukup mentereng. Meski seorang perempuan, dia tak pernah menyerah meraih banyak kesempatan untuk berperan di bidang pertahanan Kanada.
Setelah penugasan di Insinyur Militer Kanada pada tahun 1990, ia menghabiskan karirnya dengan merintis peran kepemimpinan. Dia memimpin dua Resimen Insinyur Tempur, Royal Military College Saint-Jean dan Divisi Kanada ke-2.
Jennie juga berpartisipasi dalam berbagai penempatan internasional dan domestik, memimpin Misi NATO di Irak, dan terakhir menjabat sebagai Kepala Perilaku dan Kebudayaan Profesional.
Tugasnya sebagai Kepala Staf Pertahanan tak lain memberi nasihat kepada pemerintah, memberikan kepemimpinan strategis kepada CAF, dan memastikan kesiapan dan efektivitas militer untuk misi di luar negeri dan di dalam negeri.
Selandia Baru
Sosok jenderal wanita selanjutnya adalah Mayor Jenderal Rose King yang menjabat sebagai Panglima Angkatan Darat Selandia Baru.
Rose King terjun ke dunia militer saat mendaftar ke Angkatan Darat Selandia Baru pada Juli 1991. Ia lulus di Korps Insinyur Listrik dan Mekanik Kerajaan Selandia Baru pada Juni 1992.
Karier Mayor Jenderal King terbilang mentereng. Tercatat ia pernah melakukan berbagai penunjukan resimen, staf dan pelatihan termasuk penempatan sebagai Kepala Instruktur Sekolah Taktis, Grup Angkatan Darat S4 ke-2 (staf utama logistik), Perwira Komandan Skuadron Pendukung Senapan Berkuda Ratu Alexandra dan Perwira Komandan ke-2 Batalyon Dukungan Dinas Tempur.
Mayor Jenderal King telah memegang berbagai jabatan di Pertahanan termasuk Direktur Cadangan dan Pengembangan Pemuda, Direktur Komitmen Strategis, dan Kepala Staf Markas Besar Pasukan Gabungan Selandia Baru.
Selain bertugas di Angkatan Pertahanan Selandia Baru, Mayor Jenderal King diperbantukan di Kementerian Bisnis, Inovasi, dan Ketenagakerjaan sebagai Direktur Operasi, Isolasi Terkelola, dan Karantina (MIQ) untuk bersama-sama memimpin respons COVID MIQ di Selandia Baru.
Beberapa pengalaman yang pernah dilakukannya antara lain terlibat di Misi Pengamat PBB Prevlaka (selama 12 bulan), dan Afghanistan sebagai Kepala Perencana Operasional (CJ35) di dalam Markas Besar Dukungan Tegas.
Mayor Jenderal King dipromosikan menjadi Brigadir Jenderal pada Juni 2021 dan diangkat menjadi Wakil Kepala Angkatan Darat Selandia Baru pada Desember 2021. Ia diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat pada Agustus 2024.
Untuk pertama kalinya Angkatan Bersenjata Selandia Baru menunjuk seorang perwira wanita sebagai pimpinan.
Menteri Pertahanan Judith Collins membuat pengumuman tersebut pada Rabu (28/8) pagi saat ia mengumumkan susunan kepemimpinan baru Angkatan Pertahanan (NZDF).
Slovenia
Pimpinan tinggi militer wanita selanjutnya adalah Mayor Jenderal Alenka Ermenc yang pernah menjabat sebagai panglima militer Slovenia.
Alenka Ermenc menjadi satu-satunya perempuan yang bertanggung jawab atas militer negara NATO. Dirinya juga wanita pertama yang menjadi Kepala Staf Umum tentara Slovenia menggantikan Alan Geder.
Ermenc berdinas sebagai perwira sejak 1991, tahun di mana Slovenia mendeklarasikan kemerdekaan dari Yugoslavia.
Selanjutnya, Dia belajar di Royal College of Defense Studies dan King's College University, keduanya di London.
Kariernya semakin memuncak saat terjadi pergantian pemerintahan pada bulan September 2018 ketika Perdana Menteri berhaluan kiri-tengah Marjan Sarec mengambil alih kekuasaan setelah pemilihan umum bulan Juni.
Amerika Serikat
Perwira tinggi wanita selanjutnya yang sempat mendapatkan posisi sebagai pimpinan tinggi militer adalah Jenderal Laura J. Richardson.
Jenderal Richardson adalah Komandan Komando Selatan AS yang ke-32. Dia pernah ditugaskan ke Angkatan Darat AS dan dilatih sebagai Penerbang Angkatan Darat.
Sebelumnya, Jenderal Richardson menjabat sebagai Panglima Angkatan Darat AS Utara (Angkatan Darat Kelima) di Fort Sam Houston, Texas, yang merupakan Komando Komponen Layanan Angkatan Darat untuk Komando Utara AS.
Penugasan lainnya sebagai perwira umum yaitu Wakil Panglima Komando Angkatan Darat AS di Fort Bragg, North Carolina; Kepala Penghubung Legislatif Angkatan Darat dengan Kongres AS di Washington D.C.; Wakil Kepala Staf Komunikasi di Markas Besar Pasukan Bantuan Keamanan Internasional untuk mendukung Operasi Enduring Freedom, Kabul, Afghanistan; Wakil Komandan Jenderal Divisi Kavaleri 1 di Fort Hood, Texas; dan Panglima Komando Uji Operasional Angkatan Darat A.S. di Fort Hood, Texas.
Sepanjang kariernya, ia pernah memimpin Batalyon Helikopter Serbu dalam pertempuran di Divisi Lintas Udara 101 (Serangan Udara), mengerahkan unitnya dari Fort Campbell, Kentucky ke Irak 2003-04, untuk mendukung Operasi Pembebasan Irak.
Dia juga pernah bertugas di berbagai penugasan staf di berbagai lokasi, termasuk Ajudan Militer Wakil Presiden di Gedung Putih di Washington, D.C., Penghubung Legislatif Angkatan Darat ke Kongres di US Capitol, dan di Pentagon sebagai Perencana Kampanye Angkatan Darat.