Kesaksian Mengejutkan Bekas Tawanan Israel di Gaza: Pejuang Hamas Melindungi Sandera dari Tembakan dengan Tubuh Mereka
Warga Israel yang pernah ditawan di Gaza bersaksi soal kebaikan pejuang Hamas.
Warga Israel yang pernah ditawan di Gaza bersaksi soal kebaikan pejuang Hamas.
Kesaksian Mengejutkan Bekas Tawanan Israel di Gaza: Pejuang Hamas Melindungi Sandera dari Tembakan dengan Tubuh Mereka
Israel menyerukan perang melawan pejuang Hamas yang berjibaku mempertahankan negerinya sendiri. Di balik masifnya serangan Israel, ada sebuah kisah heroik yang datang dari para pejuang Hamas.
Bekas tawanan Israel bersaksi soal kebaikan pejuang Hamas. Dia bersama ketiga anaknya dilindungi Hamas dengan nyawa sebagai taruhannya.
Seperti apa ceritanya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.
- Kepala Staf Militer Israel Serukan Akhiri Perang di Gaza dan Sepakati Pertukaran Tawanan dengan Hamas
- Mengerikan, Israel Pakai Bom 'Melelehkan' Tubuh Warga Gaza yang Wafat di Pengungsian Al-Mawasi
- Hamas Tegaskan Jika Israel Tak Angkat Kaki dari Gaza, Maka Tak Ada Kesepakatan Gencatan Senjata
- Israel Sengaja Serang Tawanan yang Ditahan Hamas, Mereka Kelaparan dan Kondisinya Parah
Kisah heroik dari para pejuang Hamas tersebut diungkap oleh sosok bekas tahanan Israel, Almog Goldstein (48).
Dia bersama dengan ketiga anaknya Agam (17 tahun), dan kedua putranya Gal (11 tahun) dan Tal (9 tahun) baru saja dibebaskan sekitar tiga minggu yang lalu.
Pembebasan tawanan tersebut tak lain sebagai buah dari kesepakatan mengenai pertukaran tahanan selama gencatan senjata.
Goldstein pun bercerita mengenai momen dirinya bersama dengan ketiga anaknya saat ditawan. Dalam suatu waktu, keempat tahanan Israel tersebut bersama sejumlah tawanan lainnya dibawa ke sebuah supermarket untuk menghabiskan waktu.
Namun lantaran suatu hal, secara tiba-tiba mereka dikejutkan dengan suara tembakan yang disebutnya membabibuta.
“Kami sedang berada di supermarket, dan tiba-tiba terjadi pemboman (yang dilakukan tentara Israel) di jalan (tempat supermarket itu berada). Suara tembakan itu seperti buldoser yang mendekat; itu gila,” terangnya.
Goldstein lantas mengaku jika keluarganya mendapatkan perlindungan dari para pejuang Hamas yang kala itu bersama dengan mereka.
Bukan mengenakan peralatan atau perlengkapan mumpuni, para pejuang Hamas justru disebutnya menggunakan tubuh mereka sendiri untuk melindungi Goldstein dan keluarga.
"Saat pemboman terjadi, kami segera melipat kasur yang kami tempati, penjaga kami (pejuang Hamas) berdiri dan melindungi kami dengan tubuh mereka," ceritanya.
Perlakuan para pejuang Hamas yang begitu heroik seketika menuai perhatian dari Goldstein. Dia lantas bertanya soal aksi heroik tersebut ke salah satu pejuang Hamas.
Begitu mengharukan, pejuang Hamas heroik tersebut malah menuturkan jika dirinya bakal wafat tepat sebelum para tawanan. Artinya, mereka mengaku siap mati demi melindungi para tahanan yang begitu berharga.
“Kami terkadang bertanya kepada mereka tentang hal ini," ucapnya.
"Dan mereka mengatakan kepada kami, 'Kami akan mati sebelum kamu mati. Kami akan mati bersama (…) Jika itu terjadi, kami akan mati bersama karena kami dekat dengan Anda; kami bersamamu,” ceritanya.
2023 merdeka.com
Senada dengan sang ibu, Agam, putri sulung Goldstein turut menceritakan hal serupa.
Bahkan, Agam turut menanggapi mengenai pemberitaan soal pembunuhan tiga tawanan Israel.
Bukan oleh para pejuang Hamas, Agam bersaksi jika ketiga tawanan yang tewas tersebut dibunuh oleh pasukan Israel sendiri.
Mengenai pembunuhan tiga tawanan Israel di Gaza oleh tentara Israel baru-baru ini, Agam menyatakan, “Netanyahu ingin menjatuhkan Hamas," ungkapnya.
"Tetapi jika kamu membunuh para penjaga yang bersamaku, di manakah aku, dan ke mana aku akan pergi? Di sini, kami mendapat jawaban tentang ke mana orang akan pergi tanpa penculiknya; mereka dibunuh oleh pasukan kami (Israel) sendiri.” demikian dikutip dari laman Qudsnen.co, Senin (25/12).
Video
Berikut video selengkapnya yang dapat Anda saksikan.
“They treat women like queens”
— Quds News Network (@QudsNen) December 24, 2023
Israeli female detainees describe their detention experience by the resistance in Gaza. pic.twitter.com/mtXNdsE3iv