Kesaksian Pendaki Selamat saat Erupsi Marapi, Sebut Sempat Mendengar Suara dari Dalam Kawah
Karena erupsi, Ridho bersama dua teman lainnya pun terpisah dari rombongan.
Kesaksian pendaki selamat erupsi Gunung Marapi.
Kesaksian Pendaki Selamat saat Erupsi Marapi, Sebut Sempat Mendengar Suara dari Dalam Kawah
Salah satu pendaki selamat erupsi Gunung Marapi mengaku sempat mendengar suara dari dalam kawah.
Hal tersebut disampaikan oleh Muhammad Ridho dalam video yang diunggah di akun Tiktok @sapa.ngh.
Sebelum erupsi terjadi, Ridho mengatakan sempat mendengar suara desisan disertai asap tebal keluar dari dalam kawah. Simak ulasanya:
- Rekam Jejak Erupsi Gunung Marapi Sumbar, Tercatat Sejak 1807 hingga 2011 Berstatus Waspada
- Erupsi Gunung Marapi, 8 Pendaki yang Meninggal Dievakuasi, 10 Lainnya Masih Dicari
- Tembak Tauke Sawit, Perampok Sadis di Kampar Rampas Rp742 Juta
- Rekam Jejak Kekejaman dan Kesadisan 5 KKB Kelompok Ananias Ati Mimin yang Ditembak Mati
Kesaksian Pendaki Selamat
Dalam video yang dibagikan, Muhammad Ridho menceritakan detik-detik terjadinya erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat.
Lewat kesaksiannya, Ridho mengaku sempat mendengar suara desisan dari dalam kawah saat dia berjalan menuju puncak Marapi.
Dia juga menyebut asap tebal sudah keluar dari dalam kawah satu jam sebelum dia sampai puncak.
Namun, salah satu rekannya menyebut jika kondisi itu adalah hal yang biasa.
"Pas kami naik itu sejam sebelum sampai puncak di kawah itu ada bunyi mendesis (dari kawah) terus asap juga keluar tebal. Cuman kata kawan-kawan yang udah biasa mendaki itu biasa aja," kata Ridho.
Hingga saat Ridho dan rombongan turun dari puncak, erupsi pun terjadi.
"Kita mau turun dari puncak sekitar jam 2 atau jam 3 terus di tengah perjalanan tiba-tiba gunung meletus. Terus ada hujan batu akhirnya semua lari melindungi diri," kata Ridho dalam video.
"Habis hujan batu lalu ada awan panas, awan (bau) belerang. Setelah awan itu baru kelihatan (terang) liat teman-teman udah (terluka)," tambahnya.
Karena erupsi, Ridho bersama dua teman lainnya pun terpisah dari rombongan.
Dalam keadaan terluka, Ridho dan satu temannya yang terluka parah menunggu di sebuah pondok untuk dievakuasi.
"(saya) kebetulan tinggal bertiga (pisah rombongan) si Adit masih bisa jalan dia kami suruh lanjut lapor ke bawah (minta bantuan). Yaudah dari jam 3/4 sampai jam 12 malam (nunggu) di pondok," kata Ridho.
Gunung Marapi mengalami erupsi pada Minggu (3/12) sekitar pukul 14.54 WIB.
Erupsi ditandai dengan muntahan kolom abu berisi material vulkanik hingga 3.000 meter dari puncak kawah disertai suara gemuruh.
Saat erupsi terjadi, setidaknya ada sekitar 75 pendaki yang berada di puncak Marapi.
Tercatat ada 52 orang yang selamat. Di sisi lain, ada 23 pendaki yang dinyatakan meninggal dunia.