Kesaksian Warga Palestina soal Kondisi Mengerikan Penjara Israel: Tak Bisa Melihat Sinar Matahari, Brutal Dipukuli Hingga Banyak yang Wafat
Begini pengakuan warga Palestina yang dijebloskan ke penjara Israel. Ia mengaku melihat kematian setiap hari.
Begini pengakuan warga Palestina yang dijebloskan ke penjara Israel. Ia mengaku melihat kematian setiap hari.
Kesaksian Warga Palestina soal Kondisi Mengerikan Penjara Israel: Tak Bisa Melihat Sinar Matahari, Brutal Dipukuli Hingga Banyak yang Wafat
Perbuatan keji terus dilakukan oleh para tentara Israel terhadap warga Palestina.
Bukan hanya penyiksaan, mereka bahkan terus membunuh para warga yang ditahan termasuk yang ada di dalam penjara.
Sebuah wawancara sempat dibagikan di media sosial saat seorang tahanan bernama Mohammad Aklouk menjabarkan kondisinya selama dipenjara.
- Kekejaman Israel ke Warga Palestina di Luar Batas Kemanusiaan, Penjara Diubah Jadi Neraka Penuh Siksaan
- Pria Palestina Dulu Kekar Berotot Kini Memprihatinkan Ungkap Kondisi Warga yang Ditahan Israel, Benar-benar Mengerikan
- Kejinya Tentara Israel Letakkan Pemuda Palestina di Kap Mobil lalu Diarak, Padahal Kondisinya Sedang Kritis
- Penampakan Kondisi Warga Palestina di Penjara Israel Terungkap, Diperlakukan Seenaknya dan Dihina
Ia mengaku sudah dipenjara sejak perang pertama kali pecah. Setiap hari ia melihat saudara dan sesama tahanan lain dibunuh oleh Israel.
Seperti apa ulasannya? Melansir dari Instagram @translating_falasteen, Kamis (13/6) berikut informasinya.
Mohammad Aklouk menggambarkan kondisi penahanannya yang mengerikan selama ia dipenjara oleh Israel.
Ia diperlakukan tidak manusiawi di dalam penjara yang sempit dan mengaku tidak pernah mendapat cahaya matahari.
Tak hanya fasilitas buruk, perlakuan brutal Unit represif juga sering kali memerintahkan para tahanan untuk jatuh ke tanah dan memukuli mereka secara brutal.
"Seperti apa keadaan di dalam penjara?," tanya seorang kepada Aklouk.
"Jendelanya lebih kecil dari cahaya itu (sambil menunjuk ke tembok). Itu sangatlah kecil. Kami tidak bisa melihat cahaya dan sinar matahari sepanjang hari."
"Saya mulai menentukan waktu sholat berdasarkan cahaya. Berdasarkan cahaya tiang lampu disana. Saya terus memantau waktu sholat Dzuhur dan Ashar," ucapnya dengan emosional.
Aklouk menceritakan kejadian miris yang menimpanya saat tengah membaca Al-Quran. Ia diminta untuk tengkurap dan memukuli seseorang secara tiba-tiba.
"Saya mulai membaca Quran, unit represi akan datang dan berteriak "di tanah!" Kami akan tengkurap ketika mereka masuk. Mereka memukuli seseorang dari utara. Siapa nama keluarganya lagi? Semoga Tuhan meringankan dia. Saya pikir dia menjadi martir," tambahnya.
Mohammad Aklouk mengenang sesama tahanan, Mohammad Al-Kahlout dari Jabalia, yang dipukul di kepala dan meninggal dalam pelukannya.
"Mereka memukul kepalanya, dan dia mati syahid di pelukanku. Dia menjadi martir di pelukanku. Dia dari jabalia! Apa areanya? Al-Faluja, dari keluarga Al-Kahlout. Mohammad Al-Kahlout."
"Dia meninggal di usia 31 tahun. Dia berkata padaku untuk menyampaikan pesan ke ibu dan anaknya, bahwa dia tidak bersalah," sambungnya.
Mohamamd Aklouk mengatakan bahwa setiap hari yang ia lihat hanyalah kematian. Seakan ia tahu bahwa ia tengah menunggu gilirannya.
"Kami melihat kematian setiap hari," kata Aklouk.
Selama di penjara ia sudah melihat beberapa keluarga tahanan yang tewas.
"Keluarga Aklouk, Deir Al Balah, saya adalah pasien kanker," ucapnya.
Aklouk sendiri merupakan salah satu dari 70 tahanan yang dibebaskan pada 11 Juni 2024.
Ia dibebaskan melalui penyeberangan Zikim sebelah barat Beit Lahia dan saat ini dirawat di Rumah Sakit Kamal Adwan.