Laporan Terbaru Penyiksaan Warga Palestina di Penjara Israel Terungkap, Isinya Luar Biasa Keji
Berbagai penyintas tahanan mengungkap pengalaman pribadinya yang begitu mengerikan.
Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Otoritas Palestina belum lama ini mengungkap sebuah laporan terbaru. Isinya yakni mengenai kesaksian para eks tahanan Palestina di Israel.
Berbagai penyintas tahanan pun mengungkap pengalaman pribadinya yang begitu mengerikan. Terungkap, Israel melakukan berbagai kekejaman yang begitu brutal terhadap para tahanan.
Beragam siksaan keji yang begitu mengerikan dialami para tahanan di lokasi. Kelaparan, kedinginan, hingga kematian dengan penyakit ekstrem terjadi. Seperti apa saja isi dari laporan tersebut? Berikut ulasannya.
Kesaksian Eks Tahanan Palestina Diungkap
Komisi Urusan Tahanan dan Mantan Tahanan Otoritas Palestina baru saja merilis laporan berisi kesaksian para bekas tahanan Palestina.
Meskipun kamp militer Sde Teiman sebelumnya dikenal sebagai pusat utama penyiksaan dan penganiayaan, laporan para tahanan menunjukkan bahwa pelanggaran serupa diungkap turut terjadi di berbagai penjara dan pusat penahanan, termasuk Naqab dan Nafha.
"Terungkap kesaksian baru dari para tahanan di Gaza yang baru-baru ini berada di penjara Israel di Naqab dan Nafha," demikian dikutip dari keterangan unggahan akun Instagram @eye.on.palestine.
Melansir dari laman resmi kantor berita Palestina WAFA, para bekas tahanan itu mengaku jika kekejaman mulai dilakukan pada saat mereka baru memasuki sel-sel penjara. Pada masa awal penahanan, kekejian dilancarkan Israel untuk mendapat informasi berharga mengenai Hamas dan lain sebagainya.
"Menurut kesaksian yang ada, penganiayaan dimulai segera setelah penangkapan, khususnya pada periode awal dan interogasi," demikian dikutip dari english.wafa.ps.
Tahanan Disiram Air Panas & Dikencingi
Pengakuan pertama yakni berasal dari eks tahanan berinisial KN (45). Dalam kesaksiannya, KN mengaku jika dia mendapat perlakuan keji selama menjadi tahanan di Naqab.
Dia mendapat pukulan hingga mengalami patah tulang. Selain itu, dia turut mengaku jika sempat disiram dengan air panas. Dia pun dipaksa untuk tetap tinggal di sebuah tenda rusak bersama para tahanan lainnya.
"Saya dipukuli dengan kejam untuk mendapatkan pengakuan, sehingga saya mengalami patah tulang. Setelah 58 hari di sebuah kamp di perimeter Gaza, saya dipindahkan ke Naqab Penjara, tempat mereka membakar saya dengan air panas. Bekas luka bakar masih terlihat di tubuh saya. Kami tinggal di tenda-tenda yang robek, dan kami menderita kedinginan dan kelaparan yang ekstrem." demikian keterangan KN dalam laman resmi kantor berita WAFA.
Kekejaman yang sama turut dirasakan MH. Warga Palestina yang merupakan eks tahanan itu turut mendapat pengalaman mengerikan.
Dia mendapat penyiksaan fisik yang disebutnya brutal. Bahkan, Israel tak segan menyiramnya dengan air limbah hingga air kencing.
"Hari-hari pertama penahanan saya sangat mengerikan. Saya menjadi sasaran penyiksaan brutal, termasuk pemukulan sehari penuh, diikuti dengan disiram air limbah dan dikencingi oleh tentara. Kemudian kami dipindahkan ke kamp lain selama 27 hari, di mana kami dibiarkan berlutut, mata ditutup, tangan dan kaki dibelenggu. Kami terus-menerus hidup dalam penderitaan dan siksaan," terangnya.
Hadapi Pelecehan & Kelaparan
Mimpi buruk dengan menjadi sandera pasukan Israel pun ikut dirasakan seorang pria berinisial KJ. Dalam pengakuannya, dia mengenang masa penderitaannya selama menjadi tahahan dengan kondisi yang memprihatinkan.
Dia mengaku mendapat banyak pelecehan hingga kelaparan ekstrem. Dia bersama para tahahan lainnya bahkan terpaksa mengumpulkan remah-remah untuk kemudian dikonsumsi sebagai penyambung hidup.
"Pada awalnya, kami hidup di neraka. Kami tidak mengetahui nasib atau status hukum kami. Kami menanggung segala bentuk pelecehan, dan sekarang kami menghadapi kelaparan. Porsi makanan sangat sedikit dan tidak dapat dimakan. Banyak di antaranya kami mengumpulkan remah-remah untuk dijadikan makanan, dan sejak penangkapan kami, kami tidak diberi gula dan garam. Kondisi hidup kami sangat tidak tertahankan," ceritanya.
Seorang pemuda berusia 25 tahun turut melaporkan pengalaman pribadinya selama menjadi tahanan di Naqab. Kala itu, dia pun ikut menjadi target dari kekerasan fisik hingga harus mengalami kedinginan, kesakitan ekstrem, dan kelaparan.
Pria berusia 25 tahun itu menceritakan pengalamannya: "Saya ditahan di sebuah sekolah dan menjadi sasaran kekerasan fisik, ketelanjangan, dan interogasi lapangan. Saya kemudian dipindahkan ke berbagai kamp sebelum mencapai Naqab. Saat ini, sebagian besar tahanan menderita penyakit ekstrem, kelelahan dan penurunan berat badan. Banyak yang pingsan karena kondisi yang parah. Kelaparan, penyakit, dan kedinginan tak tertahankan." ungkapnya.
Tahanan Kehilangan Mata
Bahkan, hal tragis harus dialami MD. Dia bercerita jika dirinya mendapat kekerasan fisik hingga harus kehilangan mata palsunya.
Para tentara zionis juga diketahui turut menyita kacamata hingga berbagai barang pribadi yang dikenakan para tahanan.
"Saya ditahan saat bersama keluarga saya dan dibawa ke perbatasan Gaza sebelum dipindahkan ke Naqab. Pemukulan yang parah menyebabkan saya kehilangan mata palsu saya, dan sekarang saya memiliki soket berlubang. Para tentara juga menyita kacamata saya," ceritanya.
Deretan pengakuan mengenai penderitaan para eks tahanan itu kian membuktikan jika Israel telah secara sengaja melakukan pelanggaran sistematis terhadap aturan perang dunia dan perlakuan kepada tahanan. Meski demikian, hingga kini Israel justru masih terus mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan sekutunya untuk melancarkan genosida di Gaza.
Israel Lakukan Genosida di Gaza
Sebelumnya, pasukan militer Israel dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina setidaknya telah menewaskan lebih dari 1.150 petugas medis. Selain itu, Israel turut menahan 300 orang di Gaza.
Pasukan Israel bahkan disebut telah mencegah masuknya pasokan peralatan medis, obat-obatan bagi warga Palestina, tenaga kesehatan, dan banyak ahli bedah ke lokasi konflik.
Seperti diketahui, genosida pasukan militer Israel di bawah pimpinan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menewaskan lebih dari 45 ribu warga Palestina di Gaza. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari setengah korban tewas tersebut ialah kaum wanita dan anak-anak.
Israel telah melakukan genosida alias pemusnahan suatu bangsa secara besar-besaran. Kecaman internasional pun kian meluas.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada Kamis (21/11) lalu bahkan telah mengeluarkan surat perintah untuk menahan Netanyahu hingga eks Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang hingga kemanusiaan di Gaza.