Ketatnya Persaingan Jadi Taruna Akmil, Banyak Anak Jenderal Tak Lulus Kalah Sama Anak Letkol & Kopral
Brigjen TNI Nugroho Septijantono membeberkan kesaksiannya mengenai persaingan ketat menjadi Taruna Akademi Militer.
Kepala Dinas Informasi dan Pengolahan Data Angkatan Darat (Kadisinfolahtad) Brigjen TNI Nugroho Septijantono membeberkan kesaksiannya mengenai persaingan ketat menjadi Taruna Akademi Militer (Akmil).
Dia mengisahkan perjuangan putranya untuk menjadi Taruna Akmil. Dia mengungkap, tak sedikit dari putra-putri anggota TNI berpangkat Kopral hingga Letkol yang dinyatakan lulus menjadi Taruna Akmil.
- Dua Sosok Taruna Naik Pangkat di Akmil dari Pratar jadi Kopral, Hebatnya Raih Gelar Terbaik
- Para Anak Kembar di Akmil & Akpol, Sosoknya Calon Jenderal Masa Depan di TNI-Polri
- Calon Jenderal TNI di Masa Depan, Anak Kembar ini Sama-sama Jadi Taruna Akmil
- Mengasuh dan Melatih Taruna Akademi TNI, Potret Gagah dan Ganteng Letkol Edy Efendy yang Hobi Berburu
Sementara itu, banyak anak dari para petinggi TNI berpangkat jenderal yang justru gagal menjadi Taruna Akmil. Seperti apa kesaksiannya tersebut? Berikut ulasan selengkapnya.
Kesaksian Brigjen TNI Nugroho Septijantono
Belum lama ini, Brigjen TNI Nugroho Septijantono membeberkan kesaksiannya mengenai persaingan ketat di Akademi Militer dalam perbincangannya bersama Kolonel TNI Edward Sitorus.
Dalam video yang dibagikan akun TikTok @edwardsitorus itu, Nugroho bercerita semasa dia masih bertugas di Kodam XVI Pattimura sebagai Dandenmadam periode tahun 2013 hingga 2016. Nugroho kala itu diketahui masih berpangkat Letkol.
Nugroho menceritakan pengalaman saat sang putra berhasil lolos mengikuti seleksi menjadi Taruna Akmil pada tahun 2015. Diungkapnya, sang putra berjuang keras tak kenal waktu hingga akhirnya berhasil mengapai impian.
"Dulu anak saya waktu daftar Taruna itu, saya pangkatnya masih Letkol. Dia masuk tahun 2015. Semenjak dia punya cita-cita dia latihan pagi sore dan dia sampai turun berat badan 13 kg," terangnya.
Anak Jenderal Tak Lulus
Siapa sangka, keberhasilan putra Nugroho Septijantono menjadi Taruna tersebut memantik Letnan Jenderal TNI (Purn) Doni Monardo yang kala itu menjabat sebagai Panglima Kodam XVI/Pattimura untuk memberi atensi. Disebutnya, putra sang jenderal kala itu justru gagal.
"Pak Doni waktu itu bilang 'Selamat ya Nug, kamu sudah berhasil mengantarkan anakmu menjadi Taruna Akmil. Anak saya gagal'," terang Nugroho.
Padahal, Doni Monardo kala itu jenderal bintang dua dan memiliki jabatan lebih strategis dibandingkan Nugroho Septijantono. Namun nyatanya, sang putra justru harus menelan pil pahit lantaran dinyatakan gagal menjadi Taruna Akmil hingga dua kali.
"Pak Doni legowo, tahun kedua daftar anaknya dan gagal lagi. Padahal kan bapaknya itu jenderal bintang dua, jadi Panglima Kodam lagi," sambung Nugroho.
Hingga pada kesempatan yang ketiga, putra mendiang Doni Monardo disebut Nugroho berhasil lolos. Kala itu, putra mendiang Doni Monardo menjadi Taruna tingkat 1 pada saat anak Nugroho menyandang posisi sebagai Taruna tingkat akhir.
"Nah yang ketiga itu daftar baru masuk anaknya. Anak saya waktu itu sudah tingkat 4, anaknya Pak Doni tingkat 1," imbuhnya.
Beri Pesan Mendalam
Dalam kesaksiannya itu, Nugroho hingga Edward kembali menegaskan betapa ketatnya perjuangan para Taruna Akademi Militer sebelum akhirnya resmi menjadi abdi negara dengan segala tantangannya.
"Itu anaknya bintang dua loh, saya Letkol," terangnya.
"Makanya ya. Ini sudah bukti nyata ini bahwa anak jenderal bintang dua bisa enggak lulus daftar Akmil. Padahal itu orang dalam kurang dalam apa coba?" ungkap Edward.
"Intinya sama ya, mereka bisa lulus itu karena berjuang," imbuh Edward.
"Bapaknya tahu proses seleksinya, apa yang diuji nah itu yang dilatihkan. Udah begitu saja," tegas Nugroho.
Tak ada 'tangan' tak terlihat yang bisa membantu setiap detail perjuangan para calon Taruna Akmil. Sebaliknya, bekerja keras dan bermental baja justru menjadi penyelamat para Taruna dalam seleksi ketat yang bakal dilalui.