Kisah Bocah 13 Tahun Laris Manis Jualan Hot Dog di Depan Rumah, Usahanya Terancam Tutup Gara-Gara Ada Orang Julid
Pengusaha cilik berusia 13 tahun Jaequan Faulkner sukses kembangkan bisnis hot dognya meski sempat hampir tutup akibat ditolak tetangganya.
Bukan perkara mudah bagi seorang bocah berusia 13 tahun asal Amerika Serikat yang berani berwirausaha di depan rumahnya sendiri.
Kerja kerasnya untuk mendapatkan keuntungan hasil keringatnya sendiri mendapat tentangan dari tetangganya yang 'julid' dan tak ingin ia berjualan tanpa izin.
- Kisah Ibu Rumah Tangga Nekat Jualan Cireng, Tak Disangka Raup Omzet Jutaan Rupiah dan Punya Empat Cabang
- Selain Jadi Pelawak Terkanal, Nunung Kini Jualan Makanan Matang 'Ada Cumi Balakutak'
- Janji Babah Alun Jika Menang Pilkada Jakarta
- Kisah Sukses Liu Yonghao, Lahir dari Keluarga Sederhana Hingga Jadi Juragan Pakan Ternak Berharta Rp157 Triliun
Bahkan ia sempat dilaporkan ke pihak berwajib oleh tetangganya karena dianggap mengganggu dan tidak mengantongi izin usaha.
Meski terncam tutup, siapa sangka usahanya kini justru mendapat perhatian positif dari masyarakat dan pejabat setempat.
Seperti apa kisahnya? Melansir dari laman Goal Cast, Jumat (30/8) berikut informasi selengkapnya.
Pengusaha Cilik Berusia 13 Tahun
Jaequan Faulkner memiliki pikiran yang beda dari anak usia 13 tahun pada umumnya. Jaequan bisa saja meminta uang saku mingguan untuk jajan, namun ia memilih untuk mendapatkannya seorang diri.
Karena tekadnya untuk bisa mendapat uang, dia punya ide brilian dengan mendirikan stand hot dog di depan rumahnya.
Kebanyakan tetangga menyemangati anak itu, apalagi etos kerjanya yang melebih anak seusianya.
Dukungan jelas diberikan dengan rutin membeli hot dognya dan mendoakan dia sukses. Bukan hanya tetangga, polisi setempat, yang berada di jalanan lingkungan tempat tinggal Jaequan di Minneapolis, mampir untuk membeli hot dog.
Berdasarkan pengakuan Jaequan, pekerjaan itu bukan hanya untuk mencari uang receh. Dia juga bersikeras bahwa dia ingin mempelajari apa yang diperlukan untuk menjalankan bisnis kecil-kecilan.
Mendengar alasan itu, para petugas terkesan dan membagikan kisah Jaequan di media sosial, mendorong orang lain untuk mendukung bocah tersebut.
Gerai hot dog kecil bocah itu seketika viral hingga menjadi sangat sibuk karena banyaknya pelanggan.
”Saya tidak menyangka hal ini akan terjadi sejauh ini, tetapi saya melihat dia sangat serius untuk memulainya," kata pamannya.
Ditolak & Dilaporkan Tetangga
Meski usahanya ramai, tak jarang ada orang yang tak suka dengan keberadaan Jaequan. Belakangan muncul seruan ke kota untuk mengecam Jaequan karena melakukan tindakan yang melanggar hukum.
Para penentang itu mengatakan bahwa Jaequan tidak memiliki izin untuk membuka usaha.
Meski dianggap konyol, pejabat kota pun tetap harus menanggapi sesuai hukum yang berlaku yaitu setiap stand makanan harus memiliki izin.
Izin mengatur di mana truk makanan, gerobak, dan kios makanan tersebut dapat ditempatkan. Mereka juga membantu mengendalikan kondisi sanitasi dan penanganan makanan yang aman.
Namun, Direktur Kesehatan Lingkungan Minneapolis, Dan Huff, tidak mau menutup kedai hot dog Jaequan sehingga mimpi anak itu pupus. Sebaliknya, Huff melihatnya sebagai kesempatan belajar.
“Mari kita balikkan situasi ini dan bantu dia menjadi pemilik bisnis yang sah,” kata Huff.
Dibantu Pejabat Setempat Kembangkan Bisnisnya
Pejabat kota itu lantas membantu anak itu mempelajari apa yang sebenarnya diperlukan untuk menjalankan bisnis.
Direktur dan timnya mengumpulkan uang mereka sendiri untuk membeli izin 10 hari bagi kedai hot dog Jaequan. Mereka membantu bocah itu mendirikan tenda di atas mejanya untuk melindungi dirinya dan pelanggannya dari cuaca buruk.
Tak cukup di situ, mereka juga memberi bocah itu termometer daging dan menunjukkan kepadanya cara memastikan bahwa hot dog yang dia jual aman untuk dikonsumsi manusia.
Selain itu Huf juga menyediakan tempat cuci tangan untuk Jaequan dan menjelaskan pedoman penanganan makanan yang aman.
Usai mendapat dukungan dari pejabat, laporan tentang seseorang yang mengecam usaha kecil Jaequan tiba-tiba berhenti masuk.
Sebaliknya, organisasi masyarakat lainnya memperhatikan dan turun tangan untuk memastikan kedai hot dog Jaequan, seperti banyak usaha kecil lainnya, tidak gagal pada tahun pertama.
Dukungan dari masyarakat telah memberikan harapan baru pada bisnis Jaequan yang masih baru.
Bocah tersebut kini semakin bertekad untuk menyukseskan bisnisnya, karena kini dia tahu bahwa banyak orang yang mendukungnya.
“Tidak ada yang bisa menghentikanmu selain kamu!” Dia berseru sambil tersenyum lebar.
Ketika kedai hot dog miliknya dilaporkan ke pejabat kota, mereka harus mengambil pilihan.
Mereka dapat mematuhi ketentuan hukum yang ketat dan menutupnya, atau mereka dapat membantu dengan pendampingan pada kode etik.