Kisah Haru Prada Gilang, Rela Alami Kebutaan Demi Tugas Negara
Ada kekuatan di dalam diri Prada Gilang yang menjadi motivasinya untuk segera bangkit dan menerima kenyataan.
Butuh perjuangan panjang untuk menjadi seorang prajurit TNI. Usai lulus dari pendidikan militer, para pelindung kedaulatan negara itu pun dihadapkan dengan situasi yang sesungguhnya. Nyawa menjadi taruhan.
Kisah Prada Gilang seolah membuktikan hal ini. Saat bertugas, ia mendapatkan insiden hingga membuat dirinya harus kehilangan penglihatan.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang menjadikan TNI sebagai kekuatan militer terkuat di Asia Tenggara? Indonesia masih menjadi negara terkuat di Asia Tenggara Selanjutnya: Vietnam, Thailand, Singapura, Filipina, Myanmar dan Malaysia. Indonesia masih menjadi macan Asia Tenggara.
-
Siapa yang memimpin TNI saat menghadapi Agresi Militer Belanda? Kala itu kekuatan TNI sangat terbatas dalam menghadapi Agresi Militer Belanda. Rakyat Indonesia akhirnya turun tangan membantu TNI hingga munculah Perang Rakyat Semesta dimana segenap kekuatan TNI dan masyarakat serta sumber daya nasional dikerahkan untuk menghadapi agresi tersebut.
-
Kapan HUT Korps Marinir TNI AL diperingati? Setiap tanggal 15 November diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Korps Marinir TNI AL.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Apa yang menjadi ciri khas artileri di dalam satuan TNI? Perlu diketahui bahwa Artileri sebenarnya juga masuk dalam pasukan tentara yang bersenjata berat di satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) khususnya Angkatan Darat (AD).
Namun, ia tak menyerah. Ada kekuatan yang menjadi motivasinya untuk segera bangkit dan menerima kenyataan.
Seperti apa kisahnya? Berikut ulasannya.
Perintah untuk Bantu Korban Bencana
Tahun 2005 bakal menjadi waktu yang paling diingat Prada Gilang. Baginya, tahun itu merupakan momen dirinya menerima tugas negara hingga mendapatkan cobaan sebagai manusia. Kala itu, ia ditugaskan untuk membuat perumahan untuk korban bencana erupsi Gunung Sinabung.
YouTube Karya Tv Indonesia ©2021 Merdeka.com
"Mula-mula saya seperti ini karena tugas dari satuan melalui perintah Presiden ke Panglima langsung ke satuan. Saat itu saya diutus ke Sinabung untuk membantu membuat perumahan untuk pengungsi Gunung Sinabung ya meletus erupsi," ujarnya dalam kanal YouTube Karya Tv Indonesia.
Kena Hantaman Debu Vulkanik
Tugasnya cukup berat saat itu. Prada Gilang ditugaskan untuk membawa material ke puncak menggunakan mobil khusus. Tak terduga, abu vulkanik Gunung Sinabung justru mengenai tubuh dan wajahnya.
YouTube Karya Tv Indonesia ©2021 Merdeka.com
"Pada saat itu saya lagi membawa material ke atas puncak 2005. Saat itu saya berada di atas mobil hardtop, menghadap ke depan, membawa material pas lagi naik ke atas, keluarlah itu debu vulkanik yang lagi erupsi besar. Langsung menghantam ke saya, ke wajah sehingga mata saya itu terkena debu-debu vulkanik tersebut," ucapnya.
Tenggorokan Hingga Dada Panas
Usai insiden, ia tak langsung mendapatkan pertolongan pertama lantaran tak ada perlengkapan yang memadai. Terpaksa, ia harus menahan rasa sakit yang mengguncang mata hingga tubuhnya kala itu.
YouTube Karya Tv Indonesia ©2021 Merdeka.com
"Pada saat itu mata saya perih, tapi pas di atas mobil itu kan tidak ada air itu. Jadi saya enggak bisa bersihkan, pada saat itu setelah saya bersihkan cuma saya agak kucek sedikit mata saya, hilang memang tapi masih perih. Debu itu masih terasa panas hingga tenggorokan dan dada saya itu terasa panas," katanya.
Sempat Lumpuh
Tak berselang lama, tubuh Prada Gilang bereaksi. Ia demam tinggi dan tak sadarkan diri hingga harus dipindahkan ke Medan menggunakan ambulans.
Usai mendapatkan perawatan dan sadar, ia sempat merasakan kelumpuhan. Prada Gilang tak mampu berbicara, berjalan, dan melihat.
"Setelah demam saya semakin parah, saya langsung dievakuasi ke Medan dengan ambulans. Sampai di sana, saya sempat beberapa hari dirawat, saya sempat tidak sadarkan diri. Pas saya sadar itu, saya sudah terbangun kondisi saya itu lemah. Begitu mau jalan enggak bisa, berbicara pun enggak bisa, sama melihat pun juga enggak bisa, jadi lumpuh total saat itu," tambahnya.
YouTube Karya Tv Indonesia ©2021 Merdeka.com
Divonis Buta
Terapi dan perawatan yang dijalani Prada Gilang membuatnya mampu kembali berjalan dan berbicara. Namun, penglihatannya tak juga kunjung pulih. Ia divonis mengalami kebutaan.
"Saya berobat terapi terus saya jalankan Alhamdulillah sudah bisa berjalan dan berbicara. Tapi mata saya ini sudah tidak bisa melihat, karena kata dokter saraf mata saya ini keracunan debu vulkanik," ceritanya.
Orang Tua Jadi Motivasi
Bukan hal yang mudah mendapatkan ujian dari Tuhan untuk menerima kondisinya saat itu. Namun, rasa ibanya kepada orang tua saat melihatnya berpangku tangan justru membangkitkan semangat Prada Gilang. Kini, ia menjalani kehidupan baru dan mengabdi kepada negeri dengan penuh semangat meski fisik tak lagi sempurna.
YouTube Karya Tv Indonesia ©2021 Merdeka.com
"Apa sih yang membuat abang tegar untuk menghadapi situasi abang saat ini?" tanya presenter.
"Ya terutama sih saya orang tua, orang tua kan sudah bangga dengan saya yang sudah jadi prajurit, pengabdi negara[...] Memang sedih pertamanya, lalu saya mikir gitu, gimana saya bisa bangkitkan semangat orang tua saya, terutama ibu saya yang sering menangis karena melihat saya terduduk di rumah enggak bisa ngapa-ngapain," paparnya.