Kronologi Lengkap Malapetaka Susur Sungai Tewaskan 10 Orang
Kegiatan susur sungai SMPN 1 Turi, Sleman merenggut korban jiwa. Setidaknya ada 10 siswa meninggal dunia akibat hanyut terseret arus sungai.
Kegiatan susur sungai SMPN 1 Turi, Sleman, merenggut korban jiwa. Setidaknya ada 10 siswa meninggal dunia akibat hanyut terseret arus sungai.
Tragedi ini terjadi di Sungai Sempor, Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman,Yogyakarta. Kegiatan pramuka dengan agenda susur sungai yang menelan korban ini terjadi pada Jumat, (21/2), lalu sekitar pukul 15.30 WIB. Berikut informasi selengkapnya:
-
Siapa yang meresmikan Musala Apung Bahrur Surur? Pada 23 Agustus 2022, operasional musala itu diresmikan langsung oleh Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen.
-
Kenapa Musala Apung Bahrur Surur dibangun? Walaupun sedang melaut pada siang hari yang terik, para nelayan di Demak tetap tak lupa melaksanakan ibadah salat. Merekapun berbondong-bondong beribadah di musala terdekat.
-
Apa itu Musala Apung Bahrur Surur? Dilansir dari kanal Instagram @demakharini pada Jumat (5/10), Musala Apung Bahrur Surur terletak di Kapal Mati, Menco, Wedung, Demak. Musala itu dibangun dengan biaya swadaya warga dan bantuan pemerintah. Pada 23 Agustus 2022, operasional musala itu diresmikan langsung oleh Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen.
-
Siapa yang berperan sebagai Namira di sinetron Bidadari Surgamu? Sinetron Bidadari Surgamu makin menarik dengan intrik Rezca Syam dan Dosma Hazenbosch sebagai Andre dan Namira.
-
Apa peran Mentari De Marelle di sinetron Bidadari Surgamu? Salah satu aktris yang mencuri perhatian adalah Mentari De Marelle. Memerankan tokoh Dini di sinetron tersebut, kehadirannya pun membawa warna baru pada jalan cerita sinetron ini.
-
Siapa yang berperan sebagai Dini di sinetron Bidadari Surgamu? Salah satu aktris yang mencuri perhatian adalah Mentari De Marelle. Memerankan tokoh Dini di sinetron tersebut, kehadirannya pun membawa warna baru pada jalan cerita sinetron ini.
257 Pelajar Ikut Kegiatan, 10 Tewas
2020 Merdeka.com
Sekitar 257 pelajar SMPN 1 Turi mengikuti kegiatan susur sungai yang berujung petaka ini. Puluhan siswa terseret arus banjir di Sungai Sempor hingga mengakibatkan 10 meninggal dunia.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman, Makwan mengatakan, para siswa ini terseret arus air yang tiba-tiba datang dari hulu.
"Kegiatan yang dilakukan yakni susur Sungai Sempor, pada saat turun ke sungai di lokasi belum hujan, tetapi di hulu sudah hujan," ungkap Makwan Dikutip dari Antara.
Guru yang Juga Pembina Pramuka jadi tersangka
Sejak tragedi ini terjadi, polisi terus mengembangkan kasus ini. Kini, Polda DIY telah menetapkan tersangka. Seorang pembina pramuka yang juga merupakan guru di SMPN 1 Turi berinisial 'IYA' ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap lalai.
"Tadi malam telah dilakukan penahanan terhadap tersangka (IYA) karena melakukan kelalaian sehingga menimbulkan korban jiwa," kata Wakapolda DIY, Brigjem Pol Karyoto.
Kepala Sekolah Tak Tahu Kegiatan Susur Sungai
2020 Merdeka.com/Purnomo Edi
Sementara itu, Kepala Sekolah dari SMPN 1 Turi, Tutik Nurdiana mengaku tidak mengetahui adanya acara susur sungai Sempor dalam kegiatan Pramuka yang dijalankan.
"Saya di sini Kepsek baru. Baru 1,5 bulan (menjabat). Program (susur sungai) itu melanjutkan program yang lama. Jujur saya tidak mengetahui program susur sungai itu," ujar Tutik.
Terkait insiden hanyutnya beberapa siswa, Tutik menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban yang meninggal dunia.
Seluruh Korban Perempuan Diduga Sulit Gerak
Minggu (23/2) kemarin seluruh korban meninggal dunia telah ditemukan. 10 korban yang meninggal berjenis kelamin perempuan hal ini dikabarkan karena mereka kesulitan bergerak dan menyelamatkan diri di air karena menggunakan rok panjang.
Kepala Basarnas DIY, Wahyu Effendy menduga rok panjang yang digunakan oleh siswi perempuan membuat air susah bergerak.
"Saat berada di air, rok menghalangi air. Kalau pakai celana, air langsung lewat tidak terhalang," ungkap Wahyu.
Operasi pencarian selesai
2020 Merdeka.com
Dengan ditemukannya korban terakhir pada Minggu (23/2) kemarin, maka operasi SAR dinyatakan telah selesai. Selanjutnya kasus ini akan dikembangkan kembali untuk mengetahui apakah ada tersangka lain. Dikonfirmasi sejumlah 216 siswa selamat, 23 siswa mengalami luka-luka, dan 10 siswa meninggal dunia. Adapun korban meninggal dunia diantaranya:
- Sovie Aulia (8C/Perempuan/15th/Klinik SWA) da. Sumberejo Rt.22 Rw.6, Kaliurang, Srumbung, Magelang. Sudah dibawa pulang keluarga ke Magelang;
- Arisma Rahmawati (7D/Perempuan/13th/Klinik SWA-Pusk. Turi) da. Ngentak Rt.2 Rw.23, Tepan, Bangunkerto, Turi. Sudah dibawa pulang keluarga;
- Nur Azizah (8A/Perempuan/15th/Klinik SWA) da. Kembangarum Rt.2 Rw.30 Donokerto, Turi. Sudah dimakamkan;
- Lathifa Zulfaa (8B/Perempuan/15th/Pusk. Turi) da. Kembangarum Rt.4 Rw.33 Donokerto, Turi. Teridentifikasi DVI pkl.00.00 WIB;
- Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah (7C/Perempuan/14th/Pusk. Turi) da. Karanggawang Rt.5 Rw.25 Girikerto, Turi. Diambil keluarga pkl. 21.00 WIB;
- Evieta Putri Larasati (7A/Perempuan/13th/Pusk. Turi) da. Soprayan Rt.4 Rw.19 Girikerto, Turi. Sudah diambil keluarga pkl.21.36 WIB;
- Faneza Dida (7A/Perempuan/13th) da. Glagahombo Rt.3 Rw.19 Girikerto,Turi.
- Nadine Fadilah (7D/Perempuan/12th) da. Kenaruhan Rt.5 Rw.18 Donokerto, Turi. Ciri : kecil, kurus, kuning langsat, tinggi 140cm.
- Yasinta Bunga (Kelas 7B/Perempuan/13th) da. Dadapan Rt.5 Rw.27, Donokerto, Turi.
- Zahra Imelda (7D/Perempuan/12th) da. Kenteng, Wonokerto, Turi.