Berada di Tengah Laut, Ini Potret Musala Apung di Demak untuk Ibadah Para Nelayan
Musala itu dibangun dari swadaya masyarakat setempat dibantu oleh pemerintah
Musala itu dibangun dari swadaya masyarakat setempat dibantu oleh pemerintah
Berada di Tengah Laut, Ini Potret Musala Apung di Demak untuk Ibadah Para Nelayan
Walaupun sedang melaut pada siang hari yang terik, para nelayan di Demak tetap tak lupa melaksanakan ibadah salat. Merekapun berbondong-bondong beribadah di musala terdekat.
Foto Instagram @demakhariini
-
Dimana lokasi Desa Mukapayung? Lokasi ini terletak persis di Kecamatan Cililin, dengan geografis di tengah-tengah dataran tinggi dan diapit oleh tebing-tebing karst.
-
Apa tanda kebesaran Allah di laut? Di mana hanya Allah yang bisa membuat kapal mengapung di atas air kemudian berjalan dengan bantuan angin. Seperti disebutkan dalam QS. Asy Syura ayat 32, 'Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal di tengah (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung.'
-
Dimana letak Masjid Agung Natuna? Di Natuna, Kepulauan Riau terdapat sebuah masjid megah bernama Masjid Agung Natuna.
-
Dimana Masjid Perahu Tebet berada? Persisnya, masjid perahu ini berada di Jalan Raya Menteng Pulo, Kelurahan Menteng Dalam.
-
Kenapa Relief Candi Borobudur menggambarkan perahu layar? Misalnya saja, keberadaan 9 relief pada candi yang menggambarkan berbagai jenis perahu layar digambarkan sebagai fungsi navigasi.
-
Bagaimana laut membantu penyebaran Islam di Nusantara? Penjelajahan lautan jadi sarana bisnis, dakwah Islam, hinggaperebutan kekuasaan.
Namun mereka tak perlu jauh-jauh menepi ke pulau terdekat untuk mencari musala. Di tengah laut pun, tepatnya di sekitar Teluk Sungai Wulan, ada sebuah tempat ibadah kecil bernama Musala Apung Bahrur Surur.
Foto Instagram @demakhariini
Dilansir dari kanal Instagram @demakharini pada Jumat (5/10), Musala Apung Bahrur Surur terletak di Kapal Mati, Menco, Wedung, Demak.
Musala itu dibangun dengan biaya swadaya warga dan bantuan pemerintah. Pada 23 Agustus 2022, operasional musala itu diresmikan langsung oleh Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen.
Walaupun berada di tengah laut, namun di sana ada sarana prasarana layaknya musala yang didirikan di darat seperti tempat wudhu, fasilitas MCK, dan lainnya. Bedanya, penerangan di sana menggunakan listrik tenaga surya.
Foto: YouTube Laut Kapal Mati
Dilansir dari Jatengprov.go.id, bangunan tersebut dibuat menggunakan bahan-bahan yang ringan, tahan karat, mudah, dan banyak terdapat di kampung nelayan.
Foto: YouTube Laut Kapal Mati
Pembangunan Musala itu didampingi langsung oleh akademisi dari Universitas Islam Sultan Agung (Unissula). Anggaran yang dihabiskan mencapai Rp215 juta.
Dana swadaya masyarakat digunakan untuk pembelian material bangunan, yakni dinding dengan bahan kayu dan stainless steel.
Sedangkan bagian bawah atau pondasi memanfaatkan sebanyak 110 drum plastik agar bangunan bisa mengapung.
“Musala apung ini bisa dicontoh di berbagai daerah, terutama daerah yang banyak nelayannya pergi malam pulang pagi atau sebaliknya, pasti membutuhkan tempat untuk melaksanakan ibadah lima waktu saat melaut,”
kata pria yang akrab disapa Gus Yasin itu, dikutip dari Jatengprov.go.id.