Mayjen Kunto Syok Lihat Sekolah Tak Layak Berdinding Bilik Bambu Berlantai Tanah, Langsung Diam dan Merenung, Ending-nya Bantu Rp100 Juta
kondisi bangunan ruang kelas sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Kondisi sekolah tidak layak di daerah Jawa Barat, berdinding bilik bambu berlantai tanah, Mayjen Kunto Syok melihatnya.
Mayjen Kunto Syok Lihat Sekolah Tak Layak Berdinding Bilik Bambu Berlantai Tanah, Langsung Diam dan Merenung, Ending-nya Bantu Rp100 Juta
Melihat kondisi bangunan ruang kelas sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Ikhlas Gunung Halu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, sungguh sangat memprihatinkan melihat kondisi ruang bangunan yang sudah tidak layak untuk di pergunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.
- Kondisi Sekolah MAN di Desa Munjungan Trenggalek Usai Banjir Menerjang, Dipenuhi Lumpur Tebal
- Tetap Harus Berangkat Sekolah Meski Terdampak Banjir, Perempuan Ini Bocorkan Aksi Manis Kakaknya yang Bikin Iri
- Anggota Dewan Klungkung Sidak Sekolah di Nusa Penida: Rawan Ambruk dan Tak Punya Guru Olahraga
- Penampakan Mengerikan Petir Menyambar Bulan Sabit di Atas Menara Jam Makkah, Guru Sekolah Wafat saat Badai
Seorang YouTubers bernama Dendy dalam kanal YouTube halo biru memperlihatkan bangunan sekolah di daerah terpencil yang tidak layak berdinding bilik bambu berlantai tanah. Berikut ulasannya
Dendy dalam videonya memperlihatkan kondisi ruang bangunan yang sangat rapuh dan sudah tidak layak lagi untuk di pergunakan untuk kegiatan belajar yang mana memang mesti sudah harus di renovasi dan di benahi untuk ruang sekolah tersebut.
"Kondisi kelasnya, ya allah lantai tanah bangkunya aja seadanya ini tempat mereka belajar. Ini tuh di Jawa Barat di Gunung Halu masih ada sekolah yang kayak gini aduh gusti," kata Dendy.
"Ini lantainya tanah, lalu dindingnya bilik bambu," dia menambahkan.
Sementara itu, Ketua Yayasan mengatakan bahwa sekolah MI ini berdiri pada tahun 2008 ada dua rukun warga (RW) anaknya sekolah di sini dengan jumlah 80 siswa.
"Mendirikan sekolah ini tahun 2008, alhamdulillah masyarakat yang anak-anaknya yang terdiri dari 2 RW bisa mengenyam pendidikan walaupun jauh, dulu jalannya jeleknya minta ampun di 2008 sekarang sudah alhamdulillah sudah bagus jasa dari pak kades dan dewan," kata Ketua Yayasan.
"Saya berjuang dengan masyarakat di sini dengan pak kades, siswa di atas 80 dulu pernah 103 di tahun 2010 kelas 1 sampai kelas 6 karena di sini banyak yang tidak sekolah karena jauh," dia menambahkan.
Menurutnya, sekolah MI ini ada 6 lokal untuk kelas 1 sampai dengan kelas 6 terdiri dari delapan guru honorer dengan gaji Rp300 ribu per bulan.
"Untuk staf pengajarnya ada delapan orang honorer yang mendapatkan gaji dari dana BOS, gajinya Rp300 perbulan," ungkap ketua Yayasan.
Dengan kondisi tersebut, lanjut Ketua Yayasan berharap pemerintah bisa memberikan bantuan merenovasi sekolah ini supaya anak-anak bisa nyaman, aman dalam kegiatan belajar-mengajarnya.
"Harapan saya, tolong bantu saya selamatkan saya baik dari infrastruktur dan lain sebagainya itu saja, bagaimana cara saya mendapatkan bantuan dari pemerintah. Saya tidak tahu apa-apa masyarakat kecil kami hidup bersama pak kades di desa yang sangat terpencil ini kampung terpencil wajib pemerintah membantu karena merdeka Indonesia bukan baru satu tahun atau tiga tahun, itu harapan kami," kata Ketua Yayasan.
Mendengarkan keluh kesah ketua Yayasan, Mayjen Kunto terlihat langsung mengeluarkan handphone untuk mengambil gambar bangunan sekolah. Kemudian ia berdiskusi dengan jajaranya soal memberikan bantuan kepada sekolah.
"Ini dari bapak-bapak Kodam memberikan bantuan sebesar Rp100 juta," kata Kunto.
"Pak atas nama kelapa sekolah ini saya mengucapkan terima kasih semoga segala kebaikan bapak mendapatkan imbalan yang lebih, bapak sukses selalu, sehat selalu bahagia dunia dan akhirat," kata ketua Yayasan.
"Sama-sama," saut Kunto.
"Ini juga mewakili ibu-ibu dan bapak-bapak semua kita sepakat membantu," kata Kunto.