Melihat Desa Pijiharjo, Kampung Buddha Terbesar & Tertua di Wonogiri
Kabupaten Wonogiri memiliki sejarah panjang dalam penyebaran Agama Buddha di daerah ini. Salah satu daerah yang memiliki garis sejarah Agama Buddha berada di Kecamatan Manyaran, tepatnya di Desa Pijiharjo.
Kabupaten Wonogiri memiliki sejarah panjang dalam penyebaran Agama Buddha. Salah satu daerah yang memiliki garis sejarah Agama Buddha berada di Kecamatan Manyaran, tepatnya di Desa Pijiharjo.
Kecamatan Manyaran diketahui memiliki 10 bangunan Vihara dan 6 di antaranya berada di Desa Pijiharjo. Diketahui juga salah satu Vihara pertama dibangun di Desa Pijiharjo.
-
Bagaimana Buddha mencapai pencerahan? Siddhartha Gautama, yang kemudian dikenal sebagai Buddha, menemukan jalan tengah untuk mencapai pencerahan dan mengajarkan Empat Kebenaran Mulia serta Jalan Delapan Mula.
-
Apa itu Ondo Budho? Di kawasan Dataran Tinggi Dieng, terdapat rangkaian anak tangga peninggalan masa lalu yang terangkai menjadi sebuah jalan yang sangat panjang. Panjangnya diperkirakan mencapai 25 km. Masyarakat setempat menyebut jalur ini sebagai “Ondo Budho”. Secara etimologi, “ondo” artinya tangga, sementara “budho” artinya kesucian, maka bisa diartikan kalau jalan itu merupakan sebuah tangga menuju kesucian atau mencari pencerahan diri.
-
Kapan para Bhiksu Thudong tiba di Candi Borobudur? Setelah berjalan kaki dari Semarang selama lima hari, puluhan Bhiksu Thudong akhirnya tiba di kawasan Candi Borobudur.
-
Bagaimana jalur Ondo Budho ditemukan? Pada tahun 2020 lalu, Achmad Waluyo, petugas jaga posko pendakian Dieng, mengecek sendiri lokasi penemuan batu. Ia menemukan susunan batunya masih utuh. Melihat temuan ini, ia langsung menghubungi Aryadi Darwanto, seorang arkeolog asal Banjarnegara. Mendengar kabar temuan itu Aryadi langsung terjun bersama timnya untuk mengamati susunan batu tersebut.
-
Mengapa kutipan Buddha tentang cinta, kehidupan, kebahagiaan, dan kedamaian begitu populer? Adanya ragam kutipan Buddha memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana pandangannya mengenai cinta, kehidupan, kebahagiaan dan kedamaian.
-
Bagaimana perjalanan spiritual Bhiksu Thudong menuju Candi Borobudur? Jadwal Perjalanan Tudhong Dikutip dari kanal YouTube Bhante Kamsai, perjalanan Tudhong di Indonesia dijadwalkan dimulai dari TMII pada tanggal 14 Mei 2024, lalu menuju Semarang dan mengunjungi beberapa tempat ibadah di sana pada tanggal 15-16 Mei 2024.Tanggal 17-18 mengunjungi Temanggung, dan tanggal 19-23 mengadakan serangkaian kegiatan yang dipusatkan di Magelang dan Candi Borobudur.
Desa Pijiharjo juga dijuluki sebagai Kampung Budha terbesar & tertua di Wonogiri. Bahkan masyarakat setempat masih aktif dalam melakukan peribadatan di Vihara.
Melansir dari Youtube Jejak Richard Jumat (28/10), berikut ulasan Kampung Buddha di Wonogiri.
Lokasi Desa Pijiharjo
Desa Pijiharjo berada di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Berada di sebelah barat ibukota Kabupaten Wonogiri.
Wonogiri juga memiliki kultur majemuk yang khas karena di kecamatan ini terdapat beberapa bangunan keagamaan yang berbeda. Terdapat Masjid, Gereja, serta Vihara yang saling berdampingan.
Wonogiri memang memiliki sejarah panjang penyebaran Umat Buddha terutama di Kecamatan Manyaran dan Desa Pijiharjo.
Konon Desa Pijiharjo menjadi salah satu desa dengan jumlah masyarakat yang mayoritas beragama Buddha.
Sejarah Persebaran Agama Buddha di Desa Pijiharjo
Youtube Jejak Richard ©2022 Merdeka.com
Diketahui ada sekitar 350 KK masyarakat di Kecamatan Manyaran yang beragama Budha, dan sebagian besar berada di Desa Pijiharjo.
Agama Buddha pertama kali masuk di Desa Pijiharjo pada rentang tahun 1968. Dahulu masyarakat setempat mayoritas beragama Buddha meskipun sekarang sudah sangat jauh berkurang.
Agama Buddha tersebar di beberapa Dusun seperti Dusun Jurang, Dusun Ngembong, Dusun Platar, dan Dusun Pengkol.
Keberadaan Vihara di Desa Pijiharjo berada di beberapa dusun. Menurut penuturan Tukiman, warga setempat yang sempat diwawancarai oleh host Jejak Richard bahwa ada 6 bangunan Vihara di 6 lokasi yang berbeda.
"Kalau disini banyak. Sini Jurang, Nggambeng, Piji, Platar, Pengkol, Ngembong, ada 6," tutur Tukiman.
Warga Desa Pijiharjo Sempat Mayoritas Beragama Budha
Lebih lanjut, beberapa warga menurutkan bahwa dahulu masyarakat setempat mayoritas beragama Budha sebelum akhirnya banyak yang pindah agama karena berbagai faktor.
"Dulu itu waktu saya sekolah, ada Bikku tapi di Jakarta. Dulu saya tidak ada Guru Budha. Karnea mau masuk SMA, terus masuk Islam sampai sekarang. Dulu itu Budha semua disini. ulu waktu sekolah memang tidak ada guru Buddha," jelas Tukiman.
"Dulu banyak umatnya, jika tidak banyak mana mungkin banyak Vihara," lanjut penuturan Tukiman.
Umat Buddha Desa Pijiharjo Masih Aktif
Menurut penjelasan dari Murwani, Ketua Umum 2 Umat Buddha di Desa Pijiharjo Kecamatan Manyaran memiliki 8 Vihara yang saat ini masih aktif. Dahulu sampai 13 bangunan namun karena umatnya sudah tidak ada, beberapa Vihara sudah tidak lagi dipakai.
Beberapa umat sudah tua dan tidak ada lagi penerusnya, beberapa juga telah merantau ke luar kota dan ada juga yang pindah agama karena faktor pernikahan.
"Disini rata-rata sudah tua, putranya sudah beda agama karena perkawinan. Ada yang ikut agama suaminya atau istrinya," jelas Murwani.
"Biarpun pada tua-tua tapi masih tetap semangat ibadah. Masih tetap aktif tiap malam minggu ada acara puja bakti di Vihara, hari besar agama juga ikut merayakan," lanjut penuturan Murwani.
Masyarakat setempat yang beragama mayoritas islam juga hidup berdampingan tanpa masalah dengan umat Buddha di Desa Pijiharjo. Bahkan sering salin membantu saat acara tertentu.
Berikut video selengkapnya.