Melihat Kutupalong di Bangladesh, Lahan Hutan yang Dibuka Pemerintah untuk Pengungsi Etnis Rohingya
Tak tanggung-tanggung, ribuan hektar disediakan Bangladesh untuk para pengungsi.
Tak tanggung-tanggung, ribuan hektar disediakan Bangladesh untuk para pengungsi.
Melihat Kutupalong di Bangladesh, Lahan Hutan yang Dibuka Pemerintah untuk Pengungsi Etnis Rohingya
Bangladesh menjadi salah satu negara yang memiliki kamp pengungsian terbesar di dunia. Lokasi tersebut tak lain menampung etnis Rohingya yang mengalami konflik di negara asalnya, Myanmar.
Pemerintah setempat bahkan membuka hutan demi keberlangsungan hidup etnis Rohingya. Tak tanggung-tanggung, ribuan hektar disediakan Bangladesh untuk para pengungsi.
Seperti apa lokasinya? Simak ulasan selengkapnya berikut ini, dilansir dari kanal YouTube Jelajah bumi, Jumat (15/12).
- Penyelundup Pengungsi Rohingya di Aceh Timur Ditangkap, Libatkan WNA
- Pemuda Telanjang Dada Keturunan Rohingya Bertahan Hidup di Hutan, Usai Orangtua Angkat Meninggal Dunia
- Ditolak Warga Kwala Langkat, 51 Etnis Rohingya Dipindahkan dari Tenda Darurat
- 51 Pengungsi Rohingya Mendarat di Kwala Langkat Sumut
Kamp Pengungsian di Bangladesh
Kamp pengungsian terbesar diketahui berada di negara Bangladesh. Lokasi tersebut tak lain menampung etnis Rohingya yang disebut sebagai imigran gelap di negeri asalnya sendiri, Myanmar.
Meninggalkan negara asal, sejumlah etnis Rohingya lantas mengungsi di Bangladesh. Kini, sejumlah pengungsi tersebut diketahui bermukim di kawasan bernama Kutupalong, Ukhia, Cox's Bazar, Bangladesh.
Demi keberlangsungan hidup para pengungsi, Bangladesh rela menyediakan 3.000 hektar tanah untuk digunakan sebagai kamp pengungsian.
"Pemerintah Bangladesh mengalokasikan lahan sekitar 3.000 hektar untuk para pengungsi," demikian dikutip dari keterangan video.
Disulap dari Hutan
Tanah tersebut diketahui merupakan hutan tempat habitat banyak hewan langka yang kemudian dibuka oleh pemerintah setempat. Usai menjadi lahan kosong, pemerintah lantas membangun sejumlah kamp sederhana bagi para pengungsi.
"Menyulap hutan menjadi sebuah pemukiman sederhana sebagai rumah," demikian dikutip dari keterangan video.
Jika dilihat lebih dekat, maka sejumlah kamp pengungsian tersebut nampak begitu sederhana dan terbuat dari berbagai perlengkapan alakadarnya. Bukan selayaknya bangunan pada umumnya, para pengungsi justru bertahan di dalam kamp yang dibangun menggunakan terpal hingga kayu.
Populasi Bertambah Setiap Tahun
Kamp etnis Rohingya di Bangladesh disebut sebagai salah satu lokasi pengungsian terbesar di dunia. Setidaknya, ada 900 ribu muslim Rohingya yang turut menempati lokasi tersebut.
Bahkan setiap tahunnya, setidaknya ada lebih dari 35 ribu bayi yang menambah populasi pengungsi Rohingya di Bangladesh.
"Setiap tahunnya, ada sekitar 35 ribu bayi baru lahir yang semakin menambah populasi di Kutupalong," demikian dikutip dari keterangan video.
Hadapi Tantangan Musim
Sementara itu, para pengungsi juga harus berhadapan dengan tantangan musim setiap tahunnya. Terlebih jika musim hujan datang, para pengungsi harus bersiap menghadapi bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Selain banjir, ada tanah longsor hingga angin kencang yang rentan terjadi di daerah tersebut.
"Musim hujan tahunan sangat merugikan masyarakat Rohingya, menyebabkan banjir besar dan kerusakan sehingga rentan terjadi tanah longsor," demikian dikutip dari keterangan video.
Tanggapan Publik
Keberadaan Kutupalong sebagai kamp pengungsian terbesar yang menampung etnis Rohingya turut menuai sorotan dari publik. Beragam tanggapan mendarat bagi pihak pemerintah Bangladesh hingga para pengungsi sendiri.
"Sungguh negara yang bisa memanusiakan manusia," tulis akun @njyusuf020
"Semoga rohingya bisa maju dan berpikir cerdas," tulis akun @@uj6760
"Semoga ada pemimpin cerdas dari org rohingnya yang ngajarin sukunya agar cerdas juga," tulis akun @rachmadimadi9940