Membentengi Perkampungan dari Serangan DI/TII, Cerita Pensiunan Prajurit TNI AL Ini Sampai Sekarang Tinggal di Tengah Hutan
Potret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.
Potret rumah seorang pensiunan TNI AL yang ada di tengah hutan di Sumedang, Jawa Barat.
Membentengi Perkampungan dari Serangan DI/TII, Cerita Pensiunan Prajurit TNI AL Ini Sampai Sekarang Tinggal di Tengah Hutan
Seorang purnawirawan TNI AL diketahui tinggal di tengah hutan selama hampir 50 tahun.
Sejak tahun 1975, purnawirawan angkatan laut tersebut sudah tinggal di tengah hutan di daerah Sumedang, Jawa Barat.
Potret kondisi rumah dari prajurit yang ikut menumpas DI/TII itu dibagikan melalui video di kanal Youtube rizquna Channel. Simak ulasannya, Senin (22/1/2024):
- Menikmati Masa Pensiun jadi Menteri, Jenderal TNI AU Pulang Kampung Datangi Rumah Bekas Mbah lalu Tulis Silsilah
- Pesan Terakhir pada Kasus Penemuan Kerangka di Bandung: Aku Bawa Sampai Mati Semua Janji Manismu
- Potret Perkampungan Paling Bersih Se-Jawa Barat, Tempat Tinggal Nyaman dan Asri
- Tersisa 6 Bulan, Begini Rupa Pembangunan IKN Nusantara yang Bakal Gelar HUT RI Ke-79
Purnawirawan TNI AL Tinggal di Tengah Hutan
Melalui unggahan di kanal Youtube Rizquna Channel, membagikan video potret rumah sederhana milik seorang purnawirawan TNI AL yang ada di tengah hutan.
Dalam video, purnawirawan TNI yang akrab disapa Abah itu menyebut sudah tinggal di daerah tersebut sejak tahun 1975.
Ia mengaku, pindah ke tempat tersebut mengikuti program transmigrasi lokal yang diberikan oleh pemerintah kepada prajurit-prajurit yang akan pensiun.
"Ada program transmigrasi lokal, abah sudah mendekati pensiun dulu ada program dari Angkatan Laut dan di sini lokasinya dulu," ungkap purnawirawan TNI dikutip dari Youtube Rizquna Channel (22/1).
Potret rumah kayu di tengah hutan milik seorang purnawirawan TNI AL.
Purnawirawan TNI dalam video menyebut, dulu ada 28 keluarga prajurit yang mengikuti program transmigrasi lokal dan tinggal di tempat itu. Namun, satu per satu telah meninggal dunia.
"Dulu ada 28 KK di sini, nah yang masih hidup tinggal bapak (saya) sendiri. Lainnya sudah pada meninggal," ungkapnya.
Seorang Prajurit Marinir
Selama bertugas, dia juga pernah ditempatkan di beberapa daerah di indonesia.
"Dulu pusatnya kan di Surabaya Marinir pernah ditugaskan di mana-mana di Bandung, Batam, pernah juga di Medan, Sabang, terakhir di Sumedang di sini," ungkapnya.
Setelah mengikuti program transmigrasi lokal di kampung tersebut, dulu para pemberontak DI/TII disebut segan menyerang daerah tersebut karena keberadaan para tentara.
"Dulu kan banyak tentara tinggal di sini, ya memang kalau ada tentara kan orang segan mau masuk ke daerah sini jadi ya membentengi iya," ungkap Abah dalam video.
Sebagai informasi, pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) adalah konflik politik yang pernah terjadi di Indonesia pasca kemerdekaan.
Diketahui gerakan ini dimulai oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo sekitar tahun 1948-1949 di Jawa barat.
Sejak saat itu, pemberontakan menyebar ke berbagai daerah lain yakni Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan.