Mengenal Perempuan Bernama Sarinah di Kehidupan Soekarno
Mengenal sosok Sarinah, wanita yang paling dihormati oleh Soekarno semasa hidupnya.
Semasa hidup Soekarno begitu menghormati sosok wanita ini. Wanita tersebut adalah Sarinah.
Sarinah merupakan wanita desa yang menjadi pengasuh sang putera fajar saat kecil. Banyak pesan Sarinah yang begitu menancap dalam benak sang proklamator.
-
Dimana Soekarno diasingkan? Penganan Pelite rupanya juga menjadi kue favorit Bung Karno saat berada dipengasingan di Kota Muntok sekitar tahun 1949.
-
Siapa yang mengenalkan Soeharto kepada Siti Hartinah? Rupanya mereka sudah punya calon. Wanita itu adalah Siti Hartinah. Teman sekelas adik Soeharto, saat sekolah di Wonogiri.
-
Apa karya Nasjah Djamin yang dikoleksi oleh Presiden Soekarno? Salah satu karya Nasjah yang cukup terkenal yaitu "Lestari Fardani" tahun 1958 ini telah dikoleksi oleh Presiden Soekarno pada 1960.
-
Bagaimana Soekarno mempelajari bahasa Sunda? Inggit didapuk jadi penerjemah Bahasa Sunda masyarakat, dan membantu Soekarno saat kesulitan mengucap Bahasa Sunda.
-
Apa pekerjaan pertama Soekarno di Surabaya? Kota Surabaya menjadi tempat pertama kali belajar agama, menikah, dan bekerja. Kisah Presiden Soekarno Menyatakan Cinta pada Siti Oetari di Jembatan Peneleh Surabaya, Sederhana tapi Romantis Kisah cinta Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno dengan istri pertamanya, Siti Oetari, tak terlalu mendapat sorotan. Masih ada banyak fakta yang belum terungkap ke publik terkait hubungan asmara tersebut. Kasih Sayang Soekarno Kota Surabaya jadi saksi di mana Soekarno pertama kali bekerja untuk menghasilkan uang. Pekerjaan pertamanya yakni sebagai petugas kereta api di Stasiun Semut.
-
Bagaimana reaksi Soekarno saat bertemu Kartika? Bung Karno yang mengetahui kedatangan istri dan putrinya, seketika mengulurkan tangan dan seolah-olah ingin mencapai tangan Kartika.
Penasaran dengan sosok Sarinah di kehidupan Soekarno? Simak ulasan informasinya berikut ini.
Sosok Sarinah
Sarinah bukanlah siapa-siapa. Sosok yang dihormati Soekarno ini hanya wanita desa yang ikut menumpang pada pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Bahkan Sarinah diketahui tidak dibayar atau digaji.
rosodaras.files.wordpress.com
Sarinah menumpang tinggal dan makan di rumah keluarga pasangan suami istri tersebut. Selain itu, Sarinah juga ikut membantu mengasuh Soekarno kecil. Tak heran jika, Soekarno kecil begitu dekat dengan sosok Sarinah. Mungkin Soekarno lebih dekat dengan Sarinah daripada ibunya sendiri.
Mencintai Rakyat Kecil
Sarinah kerap menemani Soekarno kecil. Dia tak ragu untuk ikut menemani Soekarno kecil bermain, makan serta tidur. Sarinah juga kerap kali menceritakan dongeng sebelum tidur pada Soekarno. Karenanya Soekarno mengaku Sarinah lah yang akhirnya mengajari dirinya mencintai rakyat kecil.
"Karno, pertama engkau harus mencintai ibumu. Kemudian, kamu harus mencintai rakyat jelata. Engkau harus mencintai manusia umumnya." Itu kata-kata Sarinah yang terus diulang-ulang dan mengisi hati dan pikiran Soekarno muda.
Buku Sarinah Karya Soekarno
Usai kemerdekaan, Soekarno memberikan kursus pada para wanita. Sang proklamator ini mengajarkan peran wanita dalam berjuang serta berpolitik. Soekarno juga mengajarkan menjadi wanita bukan berarti harus selalu berada di belakang. Kumpulan materi soal kursus ini kemudian dibukukan. Soekarno memberikan judul 'Sarinah, kewadjiban wanita dalam perdjoeangan Repoeblik Indonesia' pada bukunya. Buku berisikan 329 halaman itu ditulis tahun 1963 dan diterbitkan oleh Panitia Penerbit Buku-buku Karangan Presiden Soekarno.
1.bp.blogspot.com
"Apa sebab saya namakan kitab ini Sarinah? Saya namakan Kitab ini Sarinah sebagai tanda terima kasih saya kepada pengasuh saya ketika saya masih kanak-kanak. Pengasuh saya itu bernama Sarinah. Dia mbok saya. Dia membantu ibu saya, dari dia saya menerima banyak rasa cinta, dan rasa kasih."
"Dari dia, saya mendapat banyak pelajaran mencintai orang kecil. Dia sendiri pun orang kecil. Tetapi budinya selalu besar."
"Moga-moga Tuhan membalas kebaikan Sarinah."
Tak Ada Wanita Sehebat Sarinah
Itulah tulisan Soekarno pada kata pengantar buku tersebut. Tentu banyak orang bertanya-tanya, mengapa Soekarno memberi judul buku 'Sarinah'. Bukan Ida Ayu Nyoman Rai sang ibu, Oetari istri pertamanya, Inggit Garnasih yang banyak membantunya melewati masa-masa sulit di pembuangan atau bahkan Fatmawati. Mungkin bagi Soekarno, tidak ada wanita yang sehebat Sarinah di kehidupannya.
Tak hanya itu, Soekarno juga memberikan nama toko serba ada pertama di Indonesia dengan nama 'Sarinah'. Bisa dilihat, bagaimana Soekarno begitu menghormati sosok wanita pengasuhnya tersebut. Hingga akhir hayatnya pun, tak ada wanita lainnya yang mendapat penghormatan seperti itu dari sang proklamator.