Mengenal Pierre Tendean, Perwira TNI Dibunuh PKI karena Disangka Jenderal Nasution
Dari semua jenderal tinggi yang berhasil diculik dan menjadi keganasan PKI, nama Pierre Andreas Tendean selalu tak pernah luput dari perhatian.
Tragedi G30S/PKI akan mencatatkan sejarah kelam di dalam jiwa Bangsa Indonesia. Dari semua jenderal tinggi yang berhasil diculik dan menjadi keganasan PKI, nama Pierre Andreas Tendean selalu tak pernah luput dari perhatian.
Pria yang memiliki paras tampan ini sejatinya merupakan seorang perwira militer Indonesia dengan jiwa besar. Sang pahlawan yang gugur tersebut rela menjadi perisai bagi Jenderal AH Nasution dengan menyerahkan nyawanya sendiri.
-
Apa yang disampaikan Anies Baswedan di sidang perdana PHPU? "Karena memang sebagai prinsipal di awal kami hadir menyampaikan pesan pembuka sesudah itu nanti disampaikan lengkap oleh tim hukum," kata Anies, kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Kapan sidang perdana PHPU untuk Anies-Cak Imin? Pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Timnas AMIN, serta Tim Hukum hadir dalam sidang perdana perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 Mahkamah Konstitusi hari ini, Rabu (27/3).
-
Cedera apa yang dialami oleh Ferland Mendy dan Aurelien Tchouameni? Tchouameni mengalami masalah di kakinya, sedangkan Mendy mengalami cedera pada tulang kering.
-
Kapan Devano Danendra dan Azizah Salsha mulai berteman? Devano Danendra dan Azizah Salsha telah menjalin persahabatan yang cukup lama.
-
Siapa yang memberikan sepeda kepada Annisa Pohan dan AHY? Sebagai hasilnya, keduanya berhak menerima sebuah sepeda yang diberikan oleh Presiden Jokowi.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
Semasa hidupnya, perwira berdarah Prancis ini kerap kali menjadi idola bagi banyak perempuan. Baik saat dirinya mengenyam bangku pendidikan militer hingga tatkala setia mendampingi AH Nasution memberikan ceramahnya di seluruh penjuru Tanah Air.
Kerap Jadi Pusat Perhatian
Lahir pada tanggal 21 Februari 1939, Letnan Satu Corps Zeni Pierre Andreas Tendean yang memiliki bertubuh tinggi dan atletis ini memang dikenal sebagai perwira tampan. Saat menempuh pendidikan di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD), ia sempat membuat heboh perempuan Bandung. Sampai ia kerap dijuluki sebagai Robert Wagner dari Panorama, nama daerah di Bandung yang menjadi lokasi ATEKAD.
"Setiap Pierre memimpin parade taruna, sosoknya selalu menarik perhatian," dikutip dari Pusat Sejarah TNI.
Tetap Fokus Pada Tujuan
Meski banyak digandrungi oleh banyak perempuan, Pierre diungkapkan oleh sang adik Roosdiawati dalam Buku ‘Kunang-Kunang Kebenaran di Langit Malam” tetap fokus pada tujuannya untuk menjadi sosok prajurit yang tangguh tatkala bersekolah di ATEKAD. Pierre terlihat lebih serius menekuni pendidikannya sebagai prajurit dibandingkan jalan-jalan dengan perempuan yang mengaguminya kala itu.
©2016 merdeka.com/istimewa
Pendidikan di ATEKAD tak lain menitikberatkan pada bidang konstruksi dan teknik sipil selain di bidang kemiliteran. Pierre menghabiskan waktu empat tahun untuk menimba ilmu di ATEKAD.
Karier Militer
Menjadi seorang tentara merupakan jalan hidup yang dipilih Pierre. Meski sang ayah Dr. AL Tendean merupakan seorang dokter, namun ia enggan untuk mengikuti jejak karier sang ayah tercinta.
Operasi penumpasan pemberontakan di Sumatera menjadi pengalaman tempur pertama bagi pria yang memiliki kulit putih bersih tersebut. saat itu, Pierre masih menjadi Kopral Taruna yang diberikan kesempatan untuk magang dan merasakan medan tempur sesungguhnya.
©2016 merdeka.com/istimewa
Usai menyandang pangkat Letnan Dua pada Batalyon Zeni Tempur 2/Kodam II di Medan, ia mendapatkan mandat untuk menyusup ke Singapura dan Johor sebagai intelijen dan mengumpulkan data. Dengan posturnya yang tegap, imigrasi tak curiga dan menganggapnya sebagai seorang turis.
Menjadi Perisai Jenderal AH Nasution
Namun, nahas nasib tragis harus dialaminya saat tragedi 1965 melanda Tanah Air. Baru enam bulan bertugas sebagai ajudan Jenderal Nasution, ia harus menantang sekelompok tentara Tjakrabirawa di kediaman Jenderal Nasution.
"Siapa di sana? Letakkan senjata!" bentak para penculik sembari menodongkan senjata.
"Saya Nasution," ucapnya tak gentar kepada para penculik.
Sementara itu, Jenderal Nasution dapat menyelamatkan diri dengan cara melompat tembok ke Kedutaan Besar Irak yang berada di sebelah kediamannya. Pierre pun segera diikat dan dibawa ke Lubang Buaya, Jakarta Timur. Jenazah Pierre yang ditembak hingga empat kali tersebut dilempar paling akhir ke sumur tua tersebut.
©2016 merdeka.com/istimewa
Ironisnya, Pierre saat itu sebenarnya telah turun piket. Dia berencana kembali ke Semarang untuk merayakan ulang tahun sang ibunda yang jatuh pada 30 September. Tanggal 30 sore hari, ia berencana untuk pulang namun dicegah oleh keluarga Nasution.
Kisah Asmara yang Memilukan
Sebelumnya, Pierre diketahui telah menjalin hubungan dengan seorang perempuan cantik bernama Rukmini. Hubungan yang dijalani Pierre dan Rukmini tidaklah mudah. Keduanya harus rela menjalin hubungan jarak jauh lantaran Pierre tak lama berdinas di Medan, tempat pertama kali keduanya bertemu.
merdeka.com ©2020 Merdeka.com
Meskipun demikian, kekuatan cinta keduanya pun benar-benar terjaga. Bahkan, disebutkan bahwa Pierre telah yakin untuk melamar sang kekasih. Lamaran tersebut lah kemudian yang menjadi momen terakhir bagi keduanya bertemu. Tepat 2 bulan sebelum pernikahannya dengan sang kekasih dilaksanakan, Pierre menjadi korban keganasan dari sekelompok tentara di bawah komando Letnan Untung.