Pemain Bola Tewas Usai Tersambar Petir di Lapangan, Begini Kondisi Pemain Lainnya
Seorang pesepakbola berusia 39 tahun meninggal dunia setelah tersambar petir.
Di berbagai bagian dunia, musim hujan telah datang. Meskipun membawa suasana yang lebih sejuk, musim ini juga menghadirkan tantangan tersendiri, seperti banjir dan risiko sambaran petir. Oleh karena itu, masyarakat perlu lebih waspada dalam menghadapi kondisi ini. Salah satu insiden tragis terjadi di sebuah lapangan di Peru. Dikutip dari Mothership, sambaran petir saat pertandingan pada 3 November di Peru mengakibatkan seorang pemain berusia 39 tahun meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka-luka.
Pertandingan yang berlangsung antara Juventud Bellavista dan Familia Chocca di provinsi Huancayo, Peru, terpaksa dihentikan setelah sambaran petir pertama. Diberitakan bahwa sambaran petir kedua terjadi saat pemain mulai meninggalkan lapangan. Dalam video yang diunggah oleh akun X @nexta_tv, terlihat para pemain sepak bola sedang berjalan di lapangan pada menit ke-22 pertandingan. Insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan saat beraktivitas di luar ruangan, terutama saat cuaca buruk melanda.
- 6 Pemain Bintang Gagal Dapat Ballon d'Or Gara-Gara 'Dirampok'
- Terjadi Lagi di PON 2024, Deretan Kasus Pemukulan Wasit di Sepak Bola Indonesia ini Pernah Fenomenal di Masanya
- Deretan Pemain Timnas Sepak Bola Indonesia yang Menikah dengan Seleb Terkenal, Ada yang Berakhir Cerai
- Memutus Mata Rantai Kekerasan Sepak Bola
Cahaya yang Menyilaukan dan Suara Gemuruh
Selama pertandingan, hujan lebat mengguyur lapangan sehingga wasit memutuskan untuk menghentikan permainan. Di tengah situasi tersebut, terdengar sebuah ledakan kecil, dan salah satu pemain terkena sambaran petir. Kedelapan pemain terjatuh bersamaan akibat kejadian tersebut. Beberapa di antara mereka mengalami kesulitan untuk bangkit kembali. Salah satu yang mengalami cedera parah adalah penjaga gawang. Dia bahkan harus mendapatkan perawatan intensif akibat luka bakar yang dideritanya. Tiga pemain lainnya, yang berusia 14, 16, dan 24 tahun, juga dirawat di rumah sakit dan dilaporkan dalam kondisi stabil.
Pemain yang kehilangan nyawanya adalah bek tim tuan rumah, yang diidentifikasi sebagai Hugo De La Cruz. Pemerintah kota setempat mengeluarkan pernyataan resmi yang menyebutkan bahwa De La Cruz meninggal dunia saat dalam perjalanan menuju rumah sakit setelah disambar petir, menurut CNN. Kejadian tragis ini telah mengejutkan banyak pihak, dan menjadi pengingat akan bahaya yang dapat terjadi di lapangan olahraga, terutama saat cuaca buruk. Masyarakat berharap agar insiden serupa tidak terulang di masa mendatang.
Pertandingan tersebut berlangsung di stadion Coto Coto yang terletak di Chilca, sekitar 70 km di tenggara Lima, ibu kota Peru. Di lokasi tersebut, terdapat sebuah titik di tanah yang menunjukkan bekas sambaran petir, meninggalkan penyok yang terlihat jelas. Banyak warganet yang mengungkapkan rasa ngeri dan kesedihan mereka atas insiden ini.
"YA AMPUN!! Mengapa dan Bagaimana semuanya jatuh dengan cara yang sama?" tulis salah satu pengguna media sosial.
Sementara itu, ada yang menambahkan, "Sangat mengerikan. Tapi selain 2 jatuh. Tampaknya tenaga listrik menyebar," ungkapnya.
Selain itu, seorang warganet lainnya mengekspresikan kepedihan dengan mengatakan, "Kejadian yang sangat menyedihkan. Saya berdoa kepada jiwa yang telah meninggal," dan menekankan betapa tragisnya peristiwa tersebut. Terakhir, ada yang menyatakan, "Benar-benar mengerikan! Saya tidak percaya ini terjadi di pertandingan sepak bola," menyoroti betapa mengejutkannya situasi ini bagi para penggemar olahraga.