Pernah ke Indonesia, Youtuber ini Diduga Agen Propaganda Israel: Berdarah Palestina Malah Banggakan Zionis & Tertawakan Genosida di Gaza
Vloger keturunan Israel-Palestina jadi sorotan usai dituduh sebagai agen propaganda.
Vlogger keturunan Israel-Palestina, Nuseir Yassin atau lebih dikenal dengan Nas Daily, diduga menjadi salah satu agen propaganda yang sengaja menutup-nutupi aksi serangan Israel di Jalur Gaza.
Belum lama ini, dia bahkan mendapat protes dari sejumlah massa pro-Palestina saat menggelar pertemuan dengan penggemarnya di Tokyo, Jepang. Sekelompok aktivis memprotes hal-hal yang disampaikan Yassin mengenai konflik di Gaza.
- Tentara Israel Giring Ratusan Pria Palestina dengan Tangan Diborgol dan Mata Tertutup, Dibawa ke Dekat RS Indonesia, Nasibnya Tak Diketahui
- Videonya Saat Terbakar Hidup-Hidup Menyebar Luas di Internet, Ini Kisah Pilu Pemuda Palestina Korban Serangan Israel di Gaza
- Laporan Ekslusif: Israel Tipu Daya Rakyat AS dengan Propaganda Massif Soal Perang Gaza
- VIDEO Tentara Israel Kepung RS Indonesia di Gaza dengan Tank dan Tembak Mati Pasien, Mayat Bergelimpangan di Bangsal
"Dia bukan sekadar pembuat konten, dia bersedia menjadi alat brutal mesin propaganda Israel," kata salah satu demonstran seperti dikutip dari laman Middle East Eye (18/10).
Para demonstran memprotes karena menganggap Yassin sengaja mentertawakan aksi genosida yang saat ini masih berlangsung di Palestina. "Dasar kemanusiaan adalah tidak tertawa ketika seseorang sekarat. Dia (Yassin) membuat lelucon tentang hal itu," kata demonstran.
Melalui cuitan di akun X pribadinya, Yassin pun sempat menanggapi cuplikan dan narasi video yang beredar. Dia mengatakan, baru pertama kali mendapat protes dari massa pro-Palestina.
"Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya setuju dengan mereka. Saya juga ingin Palestina Merdeka dari Hamas. Bebaskan Palestina dari terorisme. Bebaskan Palestina dari agama radikal," cuit Yassin.
Demonstran menyebut, Yassin sengaja mempengaruhi orang-orang dan merampas kebenaran yang sesungguhnya terjadi di Gaza. Banyak netizen juga menganggap Yassin kurang berempati terhadap warga Palestina.
"Grifter pro-genosida @nasdaily mungkin akan terus menjadi kaya dan terkenal saat dia bekerja keras membela pembantaian kerabatnya, tapi dia juga akan terlupakan dan warisannya akan membusuk di tong sampah sejarah," tulis seorang pengguna X dikutip dari Middle East Eye.
Ini bukan pertama kalinya Yassin mendapat kecaman atas sikapnya terhadap Israel dan Palestina. Dia telah lama dituduh menutupi pendudukan Israel dan menyamakan pengalaman orang Israel dengan pengalaman orang Palestina yang berada di bawah pendudukan.
Sementara itu, Yassin membela dirinya sebagai pendukung perdamaian dan hidup berdampingan. Menyusul serangan yang dipimpin Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober 2024, konten kreator tersebut menyatakan dukungannya terhadap Israel.
Yassin juga mengatakan bahwa ia mengidentifikasi dirinya sebagai orang Israel-Palestina, bukan orang Palestina-Israel.
Sering Tuai Pro Kontra
Yassin sendiri memang dikenal sebagai seorang konten kreator yang cukup kontroversial. Di tahun 2018, dia pernah tak diizinkan untuk datang ke Indonesia karena permohonan visanya ditolak oleh otoritas RI.
"Bagi seorang Palestina-Israel seperti saya, itu tidak mudah. Anda harus melalui proses visa khusus dan satu ton kertas untuk diaplikasikan," tulis Nas Daily dalam statusnya, seperti dikutip dari Antara, Selasa (4/9/2018).
Setelah lima tahun berlalu, Yassin akhirnya bisa datang ke Indonesia. Dia bahkan sempat mengunjungi proyek pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS Terapung Cirata, Jawa Barat. Hal itu seperti terlihat di unggahan Menteri BUMN Erick Thohir.
"Thank you so much @nasdaily for exclusively reporting our nation’s project (terima kasih banyak telah melaporkan proyek nasional kami)!" ucap Erick Thohir dalam akun Instagram resminya @erickthohir pada Minggu, 12 November 2023.
Tak hanya itu, Yassin juga sempat dikritik karena menyebut Bali sebagai The Whitest Island in Asia atau pulau paling "putih" di Asia melalui sebuah unggahan Instagram-nya.
Titel itu disematkan Yassin karena ia melihat banyak orang kulit putih yang tidak hanya berlibur, tapi juga tinggal di Pulau Dewata. Pernyataannya itupun langsung menuai kritikan dari banyak pihak.