Potret Kedekatan Soekarno dengan Uni Soviet, Sampai Peluk Cium sama Nikita Khrushchev
Potret kedekatan Presiden pertama RI Soekarno dengan pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev.
Persahabatan antara Presiden pertama Indonesia Soekarno dengan pemimpin Uni Soviet, Nikita Khrushchev memang sudah dikenal luas. Kemiripan pola pikir di antara keduanya membuat hubungan diplomatik antara Jakarta-Moskow sempat terjalin sangat 'mesra'.
Dua kepala negara itu dulu disebut sering bertemu dan saling berkunjung. Momen kunjungan Soekarno ke Uni Soviet pada tahun 1961 sendiri terekam dalam video yang dibagikan oleh kanal Youtube Rizki TG.
-
Bagaimana KGB mengintai Jenderal TNI Sayidiman Suryohadiprojo di Moskow? Sejak mendarat di Bandara, Sayidiman digeledah dengan ketat. Semua dokumen, uang dan koper miliknya diperiksa dengan detil.
-
Siapa yang mengintai Jenderal TNI Sayidiman Suryohadiprojo di Moskow? Kedatangan pejabat tinggi Departemen Pertahanan dan Keamanan RI ke Moskow menimbulkan kecurigaan dinas rahasia tersebut. Dinas intelijen KGB Sangat Ditakuti di Era Uni Soviet dan Blok Timur KGB menjadi andalan negeri tirai besi ini untuk mengorek informasi hingga menahan orang yang dianggap membahayakan negara.
-
Kenapa KGB mengintai Jenderal TNI Sayidiman Suryohadiprojo di Moskow? Kedatangan Mayjen Sayidiman, sebagai jenderal yang memiliki posisi penting di Dephankam Indonesia pasti menimbulkan kecurigaan pihak Uni Soviet.
-
Bagaimana Bule Rusia tersebut diamankan? Bule tersebut, diketahui linglung di Lapangan Puputan, Badung, Kota Denpasar, pada Rabu (30/8) kemarin sekitar pukul 20:39 WITA.
-
Kapan Try Sutrisno menjadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto.
-
Apa yang berhasil ditanam oleh para ilmuwan Rusia di Antartika? Para ilmuwan telah berhasil menanam semangka di tempat yang tidak terduga: Antartika.
Dalam lawatannya itu, Soekarno pun tampak mendapat sambutan baik dari para pejabat hingga masyarakat Uni Soviet. Saat bertemu, Khrushchev juga tampak menyambut Soekarno dengan pelukan hangat. Berikut ulasannya:
Hubungan Indonesia dan Uni Soviet
Pada Februari 2020 lalu, tepat 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Rusia (dulu masih Uni Soviet) terjalin. Dalam kurun waktu tersebut, hubungan kedua negara ini tentu mengalami pasang surut.
Namun, di era kepemimpinan presiden Soekarno, hubungan antara Jakarta-Moskow bisa dibilang sangat dekat. Hal ini dipengaruhi karena hubungan baik antara dua pemimpin negara yakni Presiden Soekarno dan Nikita Khrushchev.
Melansir dari unggahan video di kanal Youtube Rizki TG, membagikan video lawas merekam momen kunjungan Presiden Soekarno ke Uni Soviet pada tahun 1961.
Youtube/Rizki TG ©2022 Merdeka.com
Persahabatan Soekarno dengan Pemimpin Uni Soviet
Dalam video yang dibagikan, terlihat kedatangan Soekarno ke Uni Soviet itu disambut baik oleh para pejabat dan masyarakat. Menyamut kedatangan Soekarno, Nikita Khrushchev pun tampak langsung memeluk dan mencium orang nomor satu di Indonesia pada saat itu.
Youtube/Rizki TG ©2022 Merdeka.com
Disebutkan jika kedua kepala negara itu memang sering bertemu dan saling kunjung. Presiden Soekarno sendiri disebut telah berkunjung sebanyak 4 kali ke Uni Soviet yaitu pada tahun 1956, 1959, 1961, dan 1964.
Sementara pemimpin Uni Soviet yaitu Kliment Voroshilov dan Nikita Khruschev pernah mengunjungi Indonesia masing-masing pada tahun 1957 dan 1960.
Youtube/Rizki TG ©2022 Merdeka.com
Hubungan Baik Indonesia dan Uni Soviet
Youtube/Rizki TG ©2022 Merdeka.com
Kemiripan pola pikir antara Soekarno-Khrushchev membuat hubungan antara kedua negara itu terjalin sangat 'mesra'. Uni Soviet pada saat itu disebut banyak membantu Indonesia baik dari sektor infrastruktur, keuangan, teknik militer, hingga pendidikan.
Salah satu peran penting Uni Soviet lainnya adalah dukungannya dalam proses kembalinya Irian Barat ke pangkuan Ibu Pertiwi pada tahun 1963. Meski begitu, hubungan dua negara itu bisa dibilang sempat 'menjauh' setelah Soeharto berada di tampuk kekuasaan sejak tahun 1966.
Tetapi, runtuhnya Uni Soviet dan berubahnya peta politik Indonesia setelah reformasi mengubah pola itu, bahkan hingga kini. Dikutip dari laman kemlu.go.id, Indonesia dan Rusia disebut memiliki banyak potensi dan peluang kerja sama di berbagai bidang, baik ekonomi, perdagangan, investasi, energi, pariwisata, iptek, pendidikan, sosial budaya, keamanan dan teknik militer.