Potret Yogyakarta Tempo Dulu, Masih Banyak Pepohonan & Alat Transportasi Gunakan Delman
Berikut potret Yogyakarta tempo dulu yang masih begitu banyak pepohonan dan delman.
Berikut potret Yogyakarta tempo dulu yang masih begitu banyak pepohonan dan delman.
Potret Yogyakarta Tempo Dulu, Masih Banyak Pepohonan & Alat Transportasi Gunakan Delman
Pesona Kota Yogyakarta memang selalu sukses membuat wisawatan terpukau.
Dari pesona tata kota, gemerlap lampu, budaya yang masih sangat kental hingga bangunan bersejarahnya. Tidak heran apabila, wisatawan selalu menyempatkan diri untuk berfoto di setiap sudut Kota Yogyakarta.
Seperti lainnya, Kota Yogyakarta juga mengalami perubahan yang semain signifikan. Salah satunya yakni mengenai bangunan dan tata kotanya.
- Dorong Transportasi Ramah Lingkungan, Transjakarta Tambah 22 Unit Bus Listrik
- Ada Demo Buruh di Patung Kuda, Transjakarta Arah Senen dan Koridor 1 Arah Kota Dialihkan
- Masyarakat Didorong Gunakan Transportasi Umum, Mampukah Tekan Polusi Jakarta?
- Simak Pengalihan Rute Transjakarta Imbas Demo Buruh di Depan Istana
Lantas bagaimana potret Yogyakarta tempo dulu yang masih begitu banyak pepohonan dan delman?
Melansir dari akun TikTok geminiranja, Jumat (20/10), simak ulasan informasinya berikut ini.
Potret pertama memperlihatkan suasana kawasan Tugu Yogyakarta pada tahun 1939. Tampak, kawasan tersebut masih begitu asri dan tidak banyak kendaraan yang memadati jalan seperti saat ini.
Potret kedua memperlihatkan suasana Jalan Malioboro pada tahun 1908. Berbeda dengan saat ini, kawasan Malioboro masih terlihat begitu sepi. Meskipun ada beberapa warga yang menghabiskan waktu di sana.
Potret ketiga memperlihatkan kondisi Gedung Agung Yogyakarta pada tahun 1895.
Terlihat, suasana Gedung Agung masih begitu asri dengan banyak pepohonan yang tumbuh mengelilinginya. Berbeda dengan sekarang, di mana bagian depan sudah dibuat lapangan cukup luas.
TikTok geminiranja
Salah satu rumah sakit legendaris Yogyakarta adalah Panti Rapih.
Tampak bangunan Rumah Sakit Panti Rapih pada tahun 1956 yang tak berbeda jauh dengan sekarang. Bedanya, dulu di area parkiran diisi oleh delman namun sekarang banyak mobil berjejer.
TikTok geminiranja
Pemandangan kontras terlihat pada area Gerbang Selatan Keraton Yogyakarta.
Di mana pada tahun 1900, kawasan tersebut masih dihiasi oleh pepohonan hijau sepanjang gerbang. Namun saat ini, kawasan ini sudah banyak berdiri bangunan kokoh.
TikTok geminiranja
Potret selanjutnya memperlihatkan suasana Stasiun Tugu Yogyakarta pada tahun 1890.
Tampak Stasiun Tugu sudah dibangun begitu megah. Meski begitu, di depan Stasiun masih berkibar bendera Belanda.
TikTok geminiranja
Salah satu tempat ikonik Kota Yogyakarta yang banyak diabadikan oleh wisawatan adalah Jembatan Kereta Api di atas Kali Code.
Pemandangan kontras pun terlihat pada kawasan ini. Di mana pada tahun 1928, area bawah Jembatan Keraton Api masih begitu hijau dan asri. Kini, area tersebut sudah dibuat jalan untuk mempermudah akses masyarakat.
TikTok geminiranja
Potret berikutnya memperlihatkan kawasan Jalan Jenderal Ahmad Yani pada tahun 1939.
Terlihat bahwa kawasan tersebut dulunya begitu asri dengan banyak pepohonan hijau yang tumbuh subur. Meski masih ada beberapa pohon tersisa, jalan menuju kawasan Titik Nol Kilometer ini kini sudah banyak dibangun.
TikTok geminiranja