Prajurit TNI Ini Tuntaskan Misi Sulit dari Prabowo, Pas Pulang Dijemput 20 Jenderal
Iwan bersama tim berhasil menjalankan misi sulit dari Danjen Kopassus kala itu Mayjen Prabowo Subianto.
Menuntaskan misi sulit menjadi sebuah kehormatan tersendiri bagi seorang prajurit TNI. Saat itu Iwan Setiawan yang berstatus perwira mengikuti tes dan lolos untuk menjalankan tugas mendaki Mount Everest.
Iwan bersama tim berhasil menjalankan misi sulit dari Danjen Kopassus kala itu Mayjen Prabowo Subianto. Saat kembali ke Tanah Air langsung dijemput 20 jenderal dan dipanggil Presiden Soeharto.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Di mana prajurit TNI AD ini berasal? Diungkapkan oleh pria asli Kaimana, Papua Barat ini bahwa sebelum memutuskan menikah, Ia sudah menjalin asmara atau berpacaran selama 3 tahun.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Bagaimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Apa yang menjadi ciri khas artileri di dalam satuan TNI? Perlu diketahui bahwa Artileri sebenarnya juga masuk dalam pasukan tentara yang bersenjata berat di satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) khususnya Angkatan Darat (AD).
Ingin tahu perjuangan dengan risiko kematian yang dihadapi sang prajurit TNI? Simak informasinya berikut ini.
Menaklukkan Mount Everest
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Komandan Korem 173/Praja Vira Braja, Brigjen Iwan Setiawan berhasil mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Sekian tahun belum pernah ada yang berhasil menaklukan Mount Everest, sebagai gunung dengan puncak tertinggi di dunia.
Misi sulit dari Prabowo untuk Tanah Air berhasil dilaksanakan Iwan bersama tim di tahun 1997. Saat itu masih muda dan bugar, usai lulus dari Komando, menerima tugas merupakan sebuah kehormatan luar biasa.
"Pendakian Mount Everest itu adalah pendakian seluruh pendaki di dunia. Dan saya saat itu belum tahu apa itu Mount Everest. Bayangkan kita naik gunung saja belum pernah, terutama gunung es," ujar Brigjen Iwan dilansir dari channel YouTube TNI AD.
"Saat itu saya baru lulus komando. Ya memang masih muda, ya memang fisiknya masih bagus. Kemudian ada pengumuman bahwa akan ada seleksi untuk pendakian Mount Everest. Jadi kalau Kopassus itu tugas adalah segala-galanya, tugas adalah suatu kehormatan," imbuhnya.
Risiko Kematian Jalankan Misi dan Izin Menikah Dulu
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Mendaki Mount Everest di perbatasan Nepal dan Tibet dengan ketinggian mencapai 8848 meter dari permukaan laut. Perbandingan seratus orang, hanya sepuluh persen yang selamat dan menyisakan kemungkinan tujuh orang yang bisa bertahan sehat. Sebelum menjalankan misi sulit tersebut, Iwan meminta izin dulu untuk menikah.
"Risiko untuk mendaki Mount Everest itu fifty-fifty. Dari seratus pendaki, kemungkinan sepuluh yang baru sampai, dari sepuluh kemungkinan tiga yang bisa selamat," kata Iwan.
"Sebelum berangkat saya izin menikah dan saya diizinkan sebelum berangkat," imbuhnya.
Curhatan Hati Istri Berusaha Rela
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Muncul kekhawatiran dari benak istri sang prajurit, Beti Iwan Setiawan yang kini menjabat sebagai Ketua Persit KCK Koorcab REM 173. Posisi tengah hamil, ditinggal bertugas dengan risiko kematian.
Beti takut bila suaminya kembali tinggal nama. Kekalutan yang menyelimuti, takut bila anaknya lahir tanpa seorang ayah. Iringan doa selalu dipanjatkan olehnya untuk keselamatan dan kepulangan sang suami.
"Kami waktu itu baru menikah, satu bulan saya ikut ke Cijantung, saya sudah hamil. Ditinggal bapak untuk melaksanakan tugas. Saya itu sempat aduh ini kalau suami saya enggak kembali, berarti anak ini tidak ada bapaknya," ujar Beti.
Sempat Sakit Saat Hendak Kibarkan Sang Merah Putih
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Perbedaan cuaca yang begitu ekstrem antara tropis di Tanah Air dengan Mount Everest, sontak dingin yang begitu menusuk. Iwan sempat sakit saat baru melewati 100 meter. Tubuh masih kaget sampai muntah-muntah, apalagi Iwan seumur hidup belum pernah melakukan pendakian gunung.
"Waktu berangkat ke Mount Everest, kita kan dari tim tropis dan enggak pernah naik gunung es. Jadi begitu sampai di sana, pelatih dari Kazakhstan itu membawa kita langsung ke gunung es. Saya baru jalan di gunung es seratus meter, saya muntah-muntah, kaget dan belum siap dengan cuaca dingin," jelas Iwan.
Tumpuan dari Prabowo
Doa Bersama Prabowo, Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Misi pendakian gunung Everest didukung dan diprakarsai langsung oleh Prabowo sebagai Komandan Jenderal Kopassus. Tim pendaki dari Indonesia terdiri dari anggota Kopassus, Wanadri, FPTI, dan Mapala UI pada 26 April 1997. Brigjen Iwan kala itu menerima amanah dari Prabowo sebagai Perwira yang memimpin seluruh tim pendaki Tanah Air.
"Dan saya satu-satunya Perwira Akmil yang memimpin. Tumpuan harapan Pak Prabowo saat itu termasuk negara, bagaimana saya bisa mengibarkan bendera Merah Putih. Tapi saya berdoa di situ, sekuat tenaga saya harus bisa, Alhamdulillah dua hari kemudian. Mungkin berkat doa kita dan doa istri, saya sembuh," imbuhnya.
Tepat di Puncak Mount Everest, Kehabisan Oksigen
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Menembus suhu minus 50 derajat, Iwan sempat terjatuh. Rasa khawatir mengingat gunung tertinggi tersebut telah banyak memakan korban. Kembali bangkit saat terbayang istri yang sedang hamil.
Sesampainya di puncak, tanpa matras dan sleeping bag, serta kehabisan oksigen. Begitu pasrah Iwan hanya bergantung pada kekuatan Tuhan melalui lantunan doa.
"Bayangkan, suhu Mount Everest sana minus 50 derajat. Sepanjang jalan banyak orang-orang meninggal. Kemudian saya terjatuh di ketinggian 8.500. Begitu terjatuh, saya terbayang, istri saya sedang hamil besar. Saya berdoa, untuk saya bisa selamat dan kembali untuk melihat istri saya melahirkan," papar Iwan.
"Saya di puncak itu saya kehabisan oksigen. Bayangkan ada orang bisa hidup di ketinggian 8.500 dengan suhu minus 50, tanpa matras, tanpa sleeping bag, hanya kekuatan doa. Saya di puncak tertinggi di dunia, impian seluruh warga Indonesia," jelasnya.
Dijemput 20 Jenderal
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Tak ayal keberhasilan luar biasa Iwan untuk mengibarkan bendera merah-putih di puncak gunung tertinggi di dunia, Mount Everest langsung dibanjiri pujian.
Sesampainya di Tanah Air, sebagai bentuk penghormatan ada 20 jenderal yang menjemput kedatangannya. Sebab dia menjadi perwakilan orang Asia pertama yang mampu menaklukkan Mount Everest.
"Begitu kembali, begitu berhasil, saya dijemput sama dua puluh jenderal waktu itu. Kemudian kita menjadi orang Asia pertama," tukasnya.
Terima Penghargaan Presiden
Channel YouTube TNI AD ©2020 Merdeka.com
Tak tanggung-tanggung, Iwan mendapat panggilan untuk bertandang ke tempat Presiden RI ke-2, Jenderal Besar TNI (Purn) Soeharto.
"Kemudian kita dipanggil sama Presiden mendapatkan penghargaan berupa bintang, saya disuruh sujud di Tanah Suci. Saya bersyukur bisa berhasil mengharumkan nama Indonesia dan bisa selamat kembali ke Indonesia, saya bisa bertemu dengan istri saya, anak saya langsung diberi nama Arya Everest Setiawan," tutupnya.
Video Wawancara Sang Jenderal Bintang Satu Jalankan Misi Sulit Prabowo
Mayjen Prabowo sebagai Danjen Kopassus tahun 1997 memprakarsai misi menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia, Mount Everest demi mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Keberhasilan Brigjen Iwan Setiawan menjadi orang Asia pertama yang mengagumkan.
(mdk/kur)