Rekaman Pengakuan 2 Sandera Sebelum Tewas ini Ungkap Usaha Hamas Selamatkan Mereka, Sementara Israel Membiarkan
Kesaksian 2 sandera Hamas mengaku dilindungi Hamas dan justru dibiarkan tewas oleh Israel.
Hamas belum lama ini merilis video yang berisi kesaksian dua orang sandera Israel bernama Alexander Lobanov dan Carmel Gat. Kesaksian itu direkam sebelum keduanya ditemukan tewas di terowongan Gaza akibat bombardir Israel.
Video keduanya menyusul video lain dari sandera lain yaitu Ori Danino dan Eden Yerushalmi yang dirilis Hamas beberapa hari terakhir.
- Israel Sengaja Ingin Tawanan di Tangan Hamas Segera Tewas, Ini Tujuannya
- Tak Terima Pernyataannya Dipelintir Media Zionis, Eks Sandera Hamas Blak-blakan Israel yang Melukainya Bukan Pejuang Palestina
- Israel Sengaja Serang Tawanan yang Ditahan Hamas, Mereka Kelaparan dan Kondisinya Parah
- Warga Israel yang Disandera Hamas: Jangan Kirim Kami ke Neraka!
Kedua sandera tersebut memulai dengan memperkenalkan diri dan menyebutkan kondisi sulit yang dialami saat ditawan yakni kekurangan makanan, dan pemboman yang terus menerus dilakukan militer Israel.
Alexander Lobanov
Pengakuan pertama datang dari Lobanov (32) yang menjelaskan kondisinya selama dalam penawanan pejuang Al-Qassam, Hamas Palestina. Menurut pengakuannya ia sangat menderita karena kekurangan fasilitas yang memadai.
“Pada tanggal 7 Oktober, saya ditangkap dari partai “Re’im” ketika saya sedang bekerja. Keadaan kami sangat sulit. Tidak ada persediaan pokok seperti air, makanan, listrik, dan bahan pembersih. Kami takut dan mengalami kesulitan tidur," jelasnya.
Lobanov juga mengatakan bahwa demi menyelamatkan nyawanya, pejuang Al-Qassam sempat memindahkannya sebanyak sepuluh kali.
"Mereka memindahkan saya sepuluh kali untuk menyelamatkan hidup saya," tambahnya
Dengan wajah penuh kekesalan, Lobanov berupaya untuk menyampaikan pesan kepada Netanyahu dan pemerintah Israel yang lepas tangan terhadap para sandera Hamas.
Ia juga sempat meminta bantuan dari rekan-rekannya asal Israel namun tetap saja tak ada pertolongan datang.
"Netanyahu dan pemerintah Israel: Anda gagal dan mengabaikan kami pada tanggal 7 Oktober, dan sekarang Anda terus gagal dalam setiap upaya untuk melepaskan kami hidup-hidup," sambungnya.
"Anda hanya mencoba membunuh kami karena tidak membuat kesepakatan. Dan saya di sini meminta bantuan teman-teman saya dan rakyat Israel," ucapnya lagi.
Lobanov juga sempat merujuk pada kesepakatan Shalit yaitu pembebasan lebih dari seribu tahanan Palestina, menyinggung tuntutan Hamas agar Israel membebaskan tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan penyanderaan.
Lobanov tewas dengan meninggalkan seorang istri yang sedang hamil, seorang putra berusia dua tahun, dan orang tua yang sakit.
Sang istri, Michal, melahirkan anak keduanya saat dia ditawan. Anak itu kini berusia lima bulan.
Carmel Gat
Sandera Hamas kedua yang muncul di rilis video tersebut adalah warga asal Tel Aviv bernama Carmel Gat (29).
Carmel tinggal bersama orang tuanya di Kibbutz Be'eri, sebuah wilayah yang paling terkena dampaknya, ketika para pejuang Hamas masuk ke rumah mereka dan menculiknya pada pagi hari tanggal 7 Oktober.
Carmel Gat menyatakan bahwa dia "tidak mengetahui nasib keluarganya sejak disandera," dan meminta pemerintah untuk "menghentikan kelalaian dan pemboman ini dan bawa kami kembali ke rumah kami."
Seperti halnya para sandera sebelumnya, kedua sandera itu meminta warga Israel untuk melakukan protes dan berdemonstrasi di jalanan dan menuntut kesepakatan pelepasan sandera segera mungkin.
“Jangan biarkan siapa pun menutup pintu negosiasi,” kata Gat.
Kisah 6 Sandera Israel Tewas di Tangan Hamas
Militer Israel mengklaim menemukan jenazah enam sandera yang ditangkap pejuang Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.
Militer Israel mengidentifikasi keenam orang itu yaitu Goldberg-Polin, Eden Yerushalmi, Carmel Gat, Alexander Lobanov, Almog Sarusi dan Ori Danino.
Mayat mereka ditemukan di sebuah terowongan di bawah kota Rafah di Gaza selatan.
Kabar tersebut memicu seruan protes massal dari keluarga para sandera yang mengatakan bahwa mereka bisa saja dikembalikan hidup-hidup jika terjadi kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.