Selain Gudeg, 14 Makanan Khas Yogyakarta ini Wajib Anda Cicipi saat Wisata Dijamin Ketagihan
Eksplorasi 15 kuliner khas Jogja yang menggoda selera, mulai dari sate klatak hingga bakpia.
Yogyakarta, yang dikenal dengan sebutan Kota Pelajar. Yogya tidak hanya menarik perhatian wisatawan melalui Malioboro dan Keraton, tetapi juga melalui kekayaan kulinernya yang menggugah selera. Meskipun gudeg menjadi simbol kuliner yang paling terkenal, masih banyak makanan khas Jogja lainnya yang patut dicoba. Setiap sudut kota ini menyimpan kisah kuliner yang menarik, mulai dari warung angkringan yang menambah kehangatan malam hingga restoran modern yang memadukan resep tradisional dengan sentuhan kontemporer. Keberagaman rasa ini menunjukkan bahwa Jogja lebih dari sekadar gudeg.
Jika Anda berniat untuk mengunjungi Yogyakarta atau mencari oleh-oleh yang tepat, berikut adalah daftar lengkap makanan khas Jogja yang harus Anda coba. Setiap hidangan memiliki keunikan tersendiri, yang mencerminkan kearifan lokal dan warisan kuliner yang beragam. Berikut adalah beberapa masakan khas Jogja selain gudeg legendaris yang wajib dicicipi, seperti yang telah dirangkum oleh Liputan6.com.
-
Kapan Ayam Kodok menjadi makanan khas Jakarta? Menurut kisah, menu ini sudah ratusan tahun digemari warga ibu kota, bersamaan dengan kuliner legendaris lainnya yakni ikan gabus pucung dan sup daging sapi.
-
Dampak apa yang ditimbulkan oleh hujan disertai angin kencang di Jogja? Hujan dan angin kencang yang terjadi pada Kamis (4/1) menyebabkan kanopi drop zone di sisi selatan Stasiun Yogyakarta roboh. Akibatnya lima unit mobil tertimpa kanopi itu dan mengalami kerusakan ringan.
-
Di mana kita bisa menemukan makanan khas Jawa? Kekayaan hayati di bumi Nusantara menjadi berkah untuk menciptakan ragam kuliner di Tanah Air.
-
Di mana kamu bisa menemukan makanan khas Bogor? Dari yang rasanya pedas, manis, gurih, hingga kuliner yang anti mainstream dapat kamu temui dengan mudah di Kota Bogor.
-
Kuliner apa yang menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta? Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling terkenal.
-
Kenapa kuliner Bogor patut dicoba? Sebab, cita rasa makanan yang ditawarkan di Kota Bogor pasti nggak akan mengecewakan lidahmu.Dari yang rasanya pedas, manis, gurih, hingga kuliner yang anti mainstream dapat kamu temui dengan mudah di Kota Bogor. Tetapi, apabila kamu bingung harus mencicipi mulai dari mana dulu, mungkin rekomendasi kuliner satu ini akan dapat membantu kamu. Yuk, intip apa saja makanan enak di Bogor yang wajib dicoba!
Sate Klatak adalah hidangan khas yang terbuat dari daging kambing yang ditusuk dan dibakar
Sate Klatak
Sate klatak merupakan contoh nyata dari kreativitas kuliner yang dimiliki Jogja. Hidangan ini menarik perhatian tidak hanya karena cita rasanya yang unik, tetapi juga karena cara penyajiannya yang berbeda, yaitu menggunakan jeruji sepeda sebagai tusukan. Berbeda dari sate umumnya, sate klatak hanya dibumbui dengan garam dan merica, tanpa tambahan kecap atau bumbu kacang. Daging kambing yang digunakan dibakar dengan jeruji sepeda, yang diyakini dapat menghantarkan panas secara merata, sehingga menghasilkan daging yang matang sempurna hingga ke bagian dalam. Anda dapat menemukan sate klatak di kawasan Imogiri Timur dengan harga sekitar Rp25.000 - Rp35.000 per porsi. Hidangan ini biasanya disajikan bersama kuah gulai bening yang gurih dan potongan cabai rawit, memberikan sensasi pedas yang menggugah selera. Pengalaman menikmati sate klatak ini menunjukkan bahwa kesederhanaan dalam bumbu dapat menghasilkan cita rasa yang sangat lezat.
Oseng Mercon
Oseng mercon kini telah menjadi fenomena di kalangan pecinta makanan pedas. Nama "mercon" menggambarkan betapa hidangan ini mampu memberikan ledakan rasa pedas yang membakar lidah, namun tetap membuat Anda ketagihan. Dalam hidangan ini, tetelan daging sapi, koyor, dan berbagai jeroan pilihan dimasak dengan bumbu rempah dan cabai yang melimpah, menciptakan perpaduan rasa pedas yang khas. Tekstur daging yang empuk berpadu dengan bumbu yang meresap sempurna, menjadikan oseng mercon sebagai makanan yang nyaman bagi penggemar rasa pedas. Oseng Mercon Bu Narti, yang menjadi pelopor hidangan ini sejak tahun 1977, menawarkan pengalaman autentik dengan harga Rp30.000 - Rp45.000 per porsi. Meskipun pedas, keseimbangan antara cita rasa gurih dan manis membuat hidangan ini tetap dapat dinikmati oleh mereka yang tidak terlalu tahan dengan pedas.
Bakpia
Bakpia telah menjadi simbol oleh-oleh khas Jogja yang tidak pernah pudar. Kue bulat ini memiliki tekstur kulit yang renyah di luar dan lembut di dalam, serta hadir dengan berbagai variasi isian yang menggoda selera. Awalnya, bakpia hanya dikenal dengan isian kacang hijau yang manis dan tidak terlalu kuat. Namun, kini inovasi telah memperkenalkan beragam pilihan isian seperti keju, cokelat, kumbu hitam, dan durian. Setiap gigitan dari bakpia menawarkan kombinasi sempurna antara kulit yang gurih dan isian yang manis pas. Dengan harga sekitar Rp25.000 - Rp50.000 per kotak, bakpia menjadi pilihan oleh-oleh yang terjangkau dan praktis. Toko-toko terkenal seperti Bakpia Pathuk dan Bakpia Kurnia Sari menyediakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan dengan beragam pilihan rasa. Yang lebih menarik, bakpia dapat bertahan hingga dua minggu pada suhu ruang, sehingga menjadikannya pilihan oleh-oleh yang ideal.
Nasi Kucing
Nasi kucing, yang juga dikenal sebagai "sego kucing", membuktikan bahwa kelezatan tidak diukur dari ukuran. Hidangan ini dinamakan demikian karena porsinya yang kecil, yang konon cukup untuk "porsi makan kucing", namun tetap memberikan rasa kenyang dan kepuasan. Disajikan dalam bungkusan daun pisang atau kertas, nasi kucing terdiri dari nasi hangat yang dipadukan dengan lauk sederhana seperti sambal teri, tempe, atau oseng-oseng. Meskipun terlihat sederhana, perpaduan nasi yang pulen dengan lauk yang gurih dan pedas menciptakan harmoni rasa yang membuatnya sangat menggugah selera. Anda dapat menemukan nasi kucing di berbagai angkringan di Jogja dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp2.000 hingga Rp5.000 per porsi. Nikmatnya hidangan ini semakin sempurna saat disantap bersama wedang jahe hangat, sambil menikmati suasana malam yang romantis di Jogja.
Mi Lethek
Mi lethek, yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kemendikbud, menawarkan keunikan tersendiri dalam kuliner Jogja. Ciri khas warna kusam atau "lethek" menunjukkan kealamian bahan yang digunakan. Terbuat dari tepung singkong tanpa bahan pemutih, mi ini memiliki tekstur kenyal dan rasa yang khas. Proses pembuatan yang masih menggunakan metode tradisional, dengan alat sederhana dan tungku kayu, memberikan dimensi rasa yang sulit ditiru oleh mi modern. Anda dapat menikmati mi lethek dalam bentuk mi goreng atau mi rebus dengan harga berkisar antara Rp15.000 hingga Rp25.000 per porsi. Beberapa warung terkenal, seperti Mi Lethek Mbah Mendes, menawarkan pengalaman autentik dalam menyantap hidangan warisan ini. Teksturnya yang kenyal dan kuahnya yang kaya rempah menjadikan mi lethek sebagai comfort food yang tak terlupakan.
- Sejarah Gudeg, Makanan Manis Gurih Legendaris Yogyakarta yang Menggugah Selera dan Bikin Ketagihan
- Intip Rekomendasi Kuliner Enak di Yogyakarta, Cita Rasanya Begitu Menggugah Selera
- 6 Wisata Malam Jogja yang Wajib Dikunjungi, Seru dan Menarik
- Tak Cuma Nasi Gudeg, Ini Menu Disantap Jokowi dan AHY saat Makan Bareng di Yogyakarta
Brongkos
Brongkos mungkin tampak mirip dengan rawon, tetapi hidangan berkuah hitam ini memiliki karakteristik yang unik. Dengan tambahan santan, kuah brongkos menjadi lebih kental dan gurih, sehingga menjadikannya sajian yang menghangatkan sekaligus mengenyangkan. Kelezatan brongkos terletak pada kombinasi daging sapi, kacang tolo, tahu, dan tempe yang dimasak dengan bumbu kluwek serta rempah-rempah pilihan. Santan yang ditambahkan memberikan dimensi rasa yang lebih kaya, sedangkan cabai rawit utuh menambah sensasi pedas yang dapat disesuaikan dengan selera. Di Warung Brongkos Bu Rini, yang telah beroperasi sejak 1973, Anda dapat menikmati hidangan ini dengan harga antara Rp20.000 hingga Rp35.000 per porsi. Dilengkapi dengan nasi hangat dan berbagai lauk pendamping seperti tempe goreng dan perkedel, brongkos adalah pilihan yang tepat untuk makan siang yang memuaskan.
Lele Mangut
Mangut Lele
Mangut lele memberikan pengalaman kuliner yang istimewa melalui teknik pengolahan ikan yang khas. Lele yang diasap sebelum dimasak dengan bumbu santan menciptakan rasa yang kompleks dan menggugah selera. Proses pengasapan tidak hanya menambah aroma yang unik, tetapi juga menjadikan tekstur daging lele lebih kenyal dan padat. Bumbu santan yang kaya akan rempah, dipadukan dengan cabai dan daun kemangi, menghasilkan kuah yang gurih dengan sedikit rasa pedas yang pas. Di Warung Mangut Lele Mbah Marto yang terletak di Bantul, Anda dapat menikmati hidangan ini dengan harga mulai dari Rp15.000 hingga Rp30.000 per porsi. Kelezatan mangut lele semakin sempurna ketika disajikan dengan nasi hangat dan lalapan segar. Pengalaman menikmati mangut lele membuktikan bahwa hidangan tradisional tetap relevan dan digemari hingga saat ini.
Jadah Tempe
Jadah tempe, yang berasal dari kawasan Kaliurang di lereng Gunung Merapi, adalah contoh kesederhanaan yang menawan. Hidangan ini pernah menjadi favorit Sultan Hamengkubuwono IX, menunjukkan bahwa makanan sederhana dapat dihargai oleh semua kalangan. Kombinasi jadah yang terbuat dari ketan putih dengan tempe bacem menciptakan harmoni rasa yang istimewa. Jadah yang kenyal dan gurih berpadu dengan tempe bacem yang manis dan beraroma rempah, memberikan pengalaman makan yang tak terlupakan. Cara menikmatinya pun beragam, bisa dihimpit seperti burger atau dimakan secara terpisah. Dengan harga yang sangat terjangkau, antara Rp10.000 hingga Rp20.000 per porsi, jadah tempe menjadi jajanan yang wajib dicoba saat berkunjung ke Kaliurang. Dikemas dalam daun pisang yang menambah aroma alami, jadah tempe tidak hanya mengenyangkan tetapi juga mengingatkan kita pada kesederhanaan kuliner tradisional di Jogja.
Kipo
Kipo adalah kudapan kecil yang berasal dari Kotagede dan menyimpan cerita manis dari daerah yang terkenal dengan kerajinan peraknya. Nama "kipo" konon berasal dari bahasa Jawa "iki opo?" (ini apa?), mencerminkan rasa penasaran orang-orang saat pertama kali melihat jajanan unik ini. Terbuat dari tepung ketan yang diberi warna hijau alami dari daun pandan, kipo diisi dengan parutan kelapa yang dicampur gula jawa. Proses pembuatannya yang masih tradisional, menggunakan wajan tanah liat yang dipanaskan dengan arang, memberikan cita rasa autentik yang sulit ditandingi. Di Kotagede, Anda dapat menemukan kipo dengan harga berkisar antara Rp5.000 hingga Rp10.000 per bungkus. Meskipun ukurannya kecil, setiap gigitan kipo menawarkan perpaduan sempurna antara tekstur kenyal kulit ketan, manisnya gula jawa, dan gurihnya kelapa yang membuat siapa pun ketagihan.
Tiwul dan Gatot
Tiwul dan Gatot
Tiwul dan gatot merupakan kuliner tradisional yang berasal dari Gunungkidul, yang mencerminkan kearifan lokal dalam pengolahan singkong. Kedua jenis makanan ini menunjukkan kreativitas masyarakat dalam mengubah bahan pangan lokal menjadi hidangan yang bernilai tinggi. Tiwul dibuat dengan cara mengukus tepung singkong hingga menghasilkan tekstur yang lembut, sedangkan gatot memiliki tekstur kenyal berkat proses fermentasi singkong. Umumnya, keduanya disajikan dengan parutan kelapa dan gula, baik gula pasir maupun gula jawa, yang menciptakan kombinasi rasa manis dan gurih yang khas. Harga tiwul dan gatot cukup terjangkau, berkisar antara Rp5.000 hingga Rp15.000 per porsi. Meskipun terlihat sederhana, kedua makanan ini kaya akan karbohidrat yang membuatnya menjadi alternatif pengganti nasi yang mengenyangkan. Tiwul dan gatot paling nikmat jika dinikmati dalam keadaan hangat, terutama di pagi hari atau menjelang sore.
Wedang Uwuh
Wedang uwuh, yang berarti "minuman sampah" dalam bahasa Indonesia, menyimpan kelezatan dan manfaat kesehatan yang luar biasa. Nama yang unik ini berasal dari penampilannya yang berisi berbagai rempah yang terlihat seperti "sampah" dedaunan. Kombinasi rempah seperti jahe, secang, cengkeh, kayu manis, dan daun pandan tidak hanya memberikan warna merah yang menarik, tetapi juga aroma yang sangat menggoda. Setiap tegukan wedang uwuh memberikan kehangatan yang menyebar ke seluruh tubuh, menjadikannya pilihan yang tepat untuk dinikmati di udara sejuk Jogja. Anda dapat menemukan wedang uwuh di sekitar tempat wisata seperti Hutan Pinus Mangunan, dengan harga berkisar antara Rp5.000 hingga Rp10.000 per gelas. Selain nikmat, minuman ini juga diyakini memiliki berbagai khasiat kesehatan, seperti menghangatkan tubuh dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Belalang Goreng
Meskipun terdengar ekstrem, belalang goreng telah menjadi salah satu camilan khas yang banyak dicari oleh wisatawan di Gunungkidul. Belalang kayu yang digunakan untuk camilan ini dipilih dari area perkebunan jati dan semak-semak di sekitar Gunungkidul. Belalang goreng dimasak dengan bumbu sederhana seperti bawang putih, ketumbar, dan garam, sehingga menghasilkan cita rasa gurih dan tekstur renyah yang mirip dengan udang goreng. Proses pengolahan yang higienis serta penggunaan bumbu yang tepat membuat camilan ini aman dan lezat untuk dinikmati. Dengan harga antara Rp10.000 hingga Rp25.000 per bungkus, belalang goreng menjadi oleh-oleh yang unik untuk dibawa pulang. Camilan ini tersedia di berbagai toko oleh-oleh di Gunungkidul dan dapat bertahan hingga seminggu jika disimpan dalam wadah kedap udara.
Mie khas Jawa
Bakmi Jawa dari Jogja memiliki ciri khas yang membedakannya dari bakmi yang ada di daerah lain. Dengan ukuran mi yang lebih besar dan cara memasak tradisional menggunakan arang, hidangan ini menawarkan pengalaman kuliner yang autentik. Keunikan bakmi Jawa terletak pada bumbu rempah yang khas dan berbagai topping yang melimpah. Dalam satu porsi, Anda akan menemukan potongan ayam yang besar, kembang kol yang renyah, serta taburan bawang goreng yang harum. Kuahnya yang gurih dengan sedikit rasa manis menjadi pelengkap yang sempurna.
Di Bakmi Pele, yang terletak dekat Alun-alun Yogyakarta, Anda dapat menikmati bakmi Jawa yang autentik dengan harga mulai dari Rp15.000 hingga Rp25.000 per porsi. Hidangan ini paling nikmat disajikan dalam keadaan hangat, terutama di malam hari sambil menikmati suasana romantis kota.
Tengkleng Gajah
Jangan tertipu oleh namanya, tengkleng gajah tidak terbuat dari daging gajah, melainkan merujuk pada porsi yang sangat besar. Hidangan berkuah ini merupakan hasil olahan dari berbagai bagian kambing, mulai dari daging, tulang, hingga jeroan yang dimasak dalam kuah gulai yang kental.
Bumbu rempah yang meresap hingga ke tulang menghasilkan cita rasa yang kaya dan mendalam. Kuah gulainya yang gurih dengan sentuhan rempah tradisional memberikan kehangatan di setiap suapan. Yang membedakan tengkleng gajah dari gulai kambing biasa adalah tekstur kuahnya yang lebih encer dan jernih. Anda dapat menemukan tengkleng gajah di berbagai warung di Jogja dengan harga sekitar Rp35.000 hingga Rp50.000 per porsi. Hidangan ini paling lezat dinikmati saat cuaca dingin atau hujan, disertai nasi hangat dan sambal pedas.
Kekayaan kuliner Yogyakarta tidak hanya terbatas pada gudeg. Setiap hidangan yang telah dibahas memiliki cerita dan cita rasa unik, mencerminkan betapa kayanya warisan kuliner kota ini. Dari jajanan tradisional hingga hidangan utama, baik yang manis maupun pedas, Jogja menyajikan petualangan rasa yang tak terlupakan. Saat berkunjung ke Jogja, pastikan Anda meluangkan waktu untuk mencicipi beberapa hidangan yang telah kami rekomendasikan. Setiap gigitan tidak hanya akan memanjakan lidah Anda, tetapi juga membawa Anda dalam perjalanan merasakan sejarah dan budaya kuliner yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.