Sosok 'Bidadari' Dokter di Gaza Tewas Dibom Israel Usai Mengobati Pasien di Rumah, Dikenali dari Cincinnya
Salah seorang dokter spesialis neonatalogi wanita menjadi korban tewas dari serangan pasukan Israel.
Kabar duka sekaligus mengejutkan kembali datang dari Gaza. Salah seorang dokter spesialis neonatalogi wanita menjadi korban tewas dari serangan pasukan Israel.
Bahkan, kehidupan dari sosok dokter berjiwa heroik nan cerdas tersebut berakhir dengan tragis. Jasadnya hanya bisa dikenali melalui cincin yang dikenakannya.
- Kisah Pilu Dokter Spesialis Jantung Palestina, 175 Anggota Keluarganya Dibunuh Israel Selama Perang Genosida di Gaza
- Pertanyaan Menyayat Hati Anak Gaza Sebelum Wafat Usai Dibom Israel: Apakah Saya di Surga?
- Kesaksian Dokter atas Kebiadaban Israel di Gaza: 500 Korban dalam 25 Menit
- Dokter Palestina: Tentara Israel Abaikan Bayi di Rumah Sakit Sampai Meninggal dan Membusuk
Bagi rekan seprofesinya sebagai ahli medis, sang dokter merupakan sosok pahlawan luar biasa. Dia disebut mampu membawa semangat baru bagi kehidupan seorang ibu dan bayi yang lahir di Gaza. Berikut ulasan selengkapnya.
Dokter Neonatalogi Gugur
Dokter Thabat Salim mungkin tak pernah menyangka, Minggu (5/1) lalu menjadi akhir dari kehidupannya. Dia menjadi satu di antara korban tewas dari serangan pasukan Israel saat Salim baru saja bertugas mengantar obat dan merawat pasien di sebuah rumah di lokasi pengungsian.
"Dokter Thabat Salim gugur setelah menjadi target IOF saat mengantar obat dan merawat pasien di rumahnya," demikian dikutip dari keterangan unggahan akun Instagram @hamza.tamimy_.
Nahas, jasadnya ditemukan bersama dengan dua wanita lainnya. Salim pun berhasil teridentifikasi melalui cincin yang dikenakannya pada salah satu jari tangannya.
"Beliau hanya teridentifikasi dari cincinnya," demikian dikutip dari keterangan unggahan akun Instagram @hamza.tamimy_.
Perjuangan Salim di Bidang Kesehatan Gaza
Sebelum tewas, Salim diketahui merupakan salah satu tenaga medis yang cerdas nan aktif memberi pertolongan ke masyarakat Gaza.
Sebagai dokter spesialis yang pernah menamatkan pendidikan kedokteran di Ukraina, Salim diketahui cakap dalam tiga bahasa yakni Ukraina, Rusia, dan Inggris.
Wanita cantik kelahiran tahun 1994 itu merupakan dokter relawan di RS Syuhada Al-Aqsa, Deir al-Balah. Selain itu, dia juga turut menjadi bagian dari organisasi kemanusiaan bertajuk Palestine Family Planning and Protection Association (PFPPA).
Di sana, Salim mendapat banyak pengalaman dan menjadi saksi atas beratnya perjuangan ibu dan bayi prematur di Gaza.
"Beliau adalah dokter spesialis neonatalogi atau dokter yang menangani bayi premature atau lahir kelainan,"
Dokter Salim di Mata Orang Terdekat
Melansir dari salah satu laporan kantor berita Jezebel, sosok Salim begitu memiliki kesan di hati rekan seperjuangannya di PFPPA.
Salim disebut mampu menghadirkan harapan baru bagi kaum wanita dan anak-anak di Gaza. Dedikasi luar biasa dari Salim yang seringkali datang dari tenda ke tenda membuat dia dihormati oleh masyarakat hingga rekan seprofesinya.
"Dia sangat dihormati oleh rekan-rekannya dan masyarakat, yang mengandalkan keberanian dan dedikasinya.” demikian tulis Jezebel.
“Dr. Thabat Salim, kamu adalah malaikat yang tak tergoyahkan setiap saat. Anda bergerak tanpa kenal lelah di antara reruntuhan perang, menggandakan upaya Anda untuk memberikan bantuan dan layanan kemanusiaan,” kata organisasi tersebut dalam keterangan Jezebel.
Gugurnya Salim tentu mengejutkan banyak rekan seperjuangannya. Dia pun dibanjiri doa dari berbagai kalangan.
“Dia adalah sumber penghiburan, menghapus air mata para ibu dan meringankan penderitaan anak-anak dan pasien yang menderita kengerian perang di Gaza. … Satu-satunya hiburan bagi kami adalah dia, bintang yang bersinar di langit Gaza, dan langit itu akan tetap diterangi oleh kontribusi dan warisan abadinya.” imbuh PFPPA dalam Jezebel.
Sempat Desak Organisasi Internasional
Melansir dari laman presstv.ir, Salim sebelumnya sempat melakukan perbincangan hingga berkirim email ke media.
Dalam pesannya, Salim mengungkapkan mengenai adanya peningkatan siginifikan dalam jumlah keguguran, kematian ibu, dan sederet risiko kehamilan di Gaza.
Dia menjelaskan detail bahwa rumah sakit yang kini masih beroperasi dengan kapasitas lebih dari 250 persen tengah kekurangan suplai antibiotik, inkubator, hingga perlengkapan steril.
Serangan Israel pun disebutnya membuat trauma mendalam bagi ibu dan membawa penderitaan terhadap bayi yang baru lahir di Gaza.
Salim pun meminta masyarakat internasional untuk bertindak dan menolak keterlibatan dalam genosida Israel.
“Tindakan internasional yang mendesak diperlukan untuk menjamin gencatan senjata, memberikan bantuan kemanusiaan, dan membangun kembali layanan-layanan penting. Situasi ini menggarisbawahi dampak bencana dari konflik berkepanjangan terhadap kelompok rentan.” tulis Salim.
Israel Bantai Tenaga Medis
Sebelumnya, pasukan militer Israel dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina setidaknya telah menewaskan lebih dari 1.150 petugas medis. Selain itu, Israel turut menahan 300 orang di Gaza.
Pasukan Israel bahkan disebut telah mencegah masuknya pasokan peralatan medis, obat-obatan bagi warga Palestina, tenaga kesehatan, dan banyak ahli bedah ke lokasi konflik.
Seperti diketahui, genosida pasukan militer Israel di bawah pimpinan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menewaskan lebih dari 45 ribu warga. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari setengah korban tewas tersebut ialah kaum wanita dan anak-anak.
Israel dituduh telah melakukan genosida alias pemusnahan suatu bangsa secara besar-besaran. Kecaman internasional pun kian meluas.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada Kamis (21/11) lalu bahkan diketahui telah mengeluarkan surat perintah untuk menahan Netanyahu hingga eks Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas nama kejahatan perang hingga kemanusiaan di Gaza.