Pilunya Gadis Cilik Gaza Punya Luka Berat di Wajah Usai Serangan Israel, Didatangi Psikolog Sosoknya Ramai Disorot
Percakapan mendalam yang dilakukan seorang wanita yang berprofesi sebagai ahli psikologi dengan salah satu korban serangan Israel sukses mendulang atensi.
Percakapan mendalam yang dilakukan seorang wanita yang berprofesi sebagai ahli psikologi dengan salah satu korban serangan Israel sukses mendulang atensi.
Psikolog tersebut melontarkan ungkapan yang begitu menentramkan hati. Isinya soal dukungan mendalam agar kesehatan mental sang gadis cilik kembali pulih.
Dia pun kerap menyampaikan penjelasan dengan bahasa yang cukup mudah dipahami oleh anak-anak. Aksinya tersebut seketika justru mengundang tangis dan rasa empati yang begitu mendalam dari kalangan warganet. Berikut ulasan selengkapnya.
Gadis Cilik Gaza Alami Luka Berat
Hingga saat ini, pasukan Israel di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu diketahui masih terus melancarkan serangannya secara bertubi-tubi.
Seringkali, kawasan pengungsian yang diklaim aman menjadi target serangan hingga menewaskan banyak warga sipil di dalamnya.
Seperti halnya laporan yang disampaikan Kementerian Kesehatan Palestina, kaum wanita dan anak-anak merupakan kelompok yang paling banyak mengalami luka hingga menjadi korban tewas.
Jouri misalnya, dia menjadi salah satu korban dari keganasan serangan bom pasukan Israel. Meski akhirnya selamat, Jouri harus menerima keadaan jika dia menderita luka cukup parah di bagian kepala dan wajahnya.
Sosok Jouri yang tampak sendu dengan perban medis di bagian kepala hingga wajah yang memar seperti halnya yang diungkap dalam unggahan akun Instagram @merindink beberapa waktu lalu.
Bicara dengan Psikolog
Dalam video itu, gadis Palestina tersebut tampak didatangi seorang wanita dewasa yang belakangan diketahui berprofesi sebagai psikolog, Balqis.
"Jouri berbicara dengan Balqis, seorang psikolog, yang dengan sabar menenangkan dirinya," demikian dikutip dari keterangan unggahan.
Pada kesempatan itu, Balqis memberanikan diri untuk berbicara dan mengobati luka batin Jouri yang terjadi karena trauma pasca serangan pasukan Israel.
Menggunakan bahasa sederhana, Balqis mengungkap jika rasa takut merupakan bentuk reaksi ilmiah dari seorang manusia.
"Ketika Tuhan menciptakan manusia, Dia juga memberi kita emosi. Seperti apa? Contohnya rasa senang, kebahagiaan, rasa sakit, kesedihan, ada juga rasa takut seperti yang sedang kau rasakan. Semua orang pasti pernah takut, kan? Benar kan?" terang Balqis.
"Benar," jawab Jouri.
Di sana, Balqis seolah ingin membuat Jouri menjadi gadis cilik yang kembali pulih dan tangguh menghadapi situasi berat di Gaza saat ini. Sementara itu, beberapa kali Jouri tampak mengangguk mendengar Balqis berbicara dengan lembut di hadapannya.
"Aku pun juga takut. Kita semua takut. Tapi kita harus tahu cara menghadapi rasa takut itu," tambah Balqis.
"Contohnya dengan singa. Saat aku melihat singa dan takut, maka aku akan berlari menghindarinya. Sama halnya dengan saat kita mendengar suara bom, kalau kita berlari, kita bisa saja tidak akan terluka," imbuh Balqis.
Banjir Air Mata
Melihat momen tersebut membuat warganet ramai memberi beragam tanggapan. Banyak di antaranya yang tak kuasa menahan air mata melihat kondisi sang gadis cilik yang mengalami luka berat di bagian wajah hingga kepala itu.
"😢😢😢 Kalau saya ikut jadi relawan pasti gak kuat mental untuk menahan tangis yang dirasakan dari anak-anak dan pria dan wanita usia lanjut 😢😢," tulis akun @dombajantan13
"😭😭 Berikan mereka kekuatan serta mental baja ya rabb, hanya pada-Mu kami memohon. Semangat ya sayang," tulis akun @yuliana.thamrin80
"Ya Allah nakk, semoga Allah selalu melindungimu 💔," tulis akun @risee.hk
"😢😢😢 Mereka jauh lebih kuat dari kita, semoga Allah berikan pada mereka kebahagiaan akhirat kelak. Aamiin," tulis akun @justanti_tok
"Ya Allah naak, semoga segera sehat yaa😭😭," tulis akun @nanaaaliansyah
Israel Lakukan Serangan Brutal di Gaza
Sebelumnya, pasukan militer Israel dilaporkan oleh Kementerian Kesehatan Palestina setidaknya telah menewaskan lebih dari 1.150 petugas medis. Selain itu, Israel turut menahan 300 orang di Gaza.
Pasukan Israel bahkan disebut telah mencegah masuknya pasokan peralatan medis, obat-obatan bagi warga Palestina, tenaga kesehatan, dan banyak ahli bedah ke lokasi konflik.
Konflik di Gaza sendiri kembali memanas usai serangan militan Hamas di Israel Selatan pada 7 Oktober 2023 dilancarkan. Serangan itu dilaporkan telah berhasil menewaskan lebih dari 1.200 orang dan 250 orang ditahan.
Sementara serangan balasan Israel di Gaza justru lebih mengerikan. Pasukan militer di bawah pimpinan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu itu telah menewaskan lebih dari 45 ribu warga. Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari setengah korban tewas tersebut ialah kaum wanita dan anak-anak.
Meski demikian, Hamas sendiri justru ditetapkan sebagai kelompok teror yang terorganisir oleh pihak negara Amerika Serikat, Inggris, Uni Eropa, dan negara lainnya.
Di sisi lain, pihak Israel juga dituduh telah melakukan genosida alias pemusnahan suatu bangsa secara besar-besaran. Kecaman internasional pun kian meluas.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) pada Kamis (21/11) lalu bahkan diketahui telah mengeluarkan surat perintah untuk menahan Netanyahu hingga eks Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas nama kejahatan perang hingga kemanusiaan di Gaza.