Sosok Brigjen TNI Joao Xavier, Jenderal Bintang 1 yang Akan Membina Joni Si Bocah Merah Putih jadi Tentara 'Kita Akan Terapi'
Brigjen TNI Joao Xavier mengaku siap membina Joni si pemanjat tiang bendera untuk jadi prajurit TNI.
Yohanes Ande Kala alias Joni sempat viral dengan aksi heroiknya memanjat dan menyelamatkan Bendera Merah Putih saat upacara 17 Agustus tahun 2018 lalu.
Aksinya menjadi sorotan hingga kala itu Presiden Jokowi berjanji akan mewujudkan cita-cita Joni menjadi TNI sebagai bentuk apresiasi. Namun, belum lama ini viral curhatan Joni mengaku gagal mengikuti seleksi prajurit TNI AD.
- Joni Si Pemanjat Tiang Bendera Kembali Diundang ke Korem Wirasakti, Ini Ungkapan Bahagia Keluarga
- Menghadap Danrem Kupang, Joni si Bocah Merah Putih akan Diterapi Khusus untuk Tambah Tinggi Badan
- Jenderal Bintang Satu Turun Tangan Bantu Joni ‘Pemanjat Tiang Bendera’ Lolos Masuk TNI
- Jenderal TNI Angkat Bicara Bongkar Fakta di Balik Pria Berbaret Merah Kopassus Jadi Pesakitan
Kegagalan itu karena tinggi badan Joni kurang memenuhi persyaratan masuk TNI. Curhatan Joni lantas mendapat beragam reaksi dari berbagai pihak. Salah satunya sosok Brigjen TNI Joao Xavier, berikut ulasan selengkapnya, Kamis (8/8).
Akan Dibina Joao Xavier
Komandan Korem (Danrem) 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes mengaku siap memberikan pembinaan kepada Joni. Hal tersebut bertujuan agar pemuda asal NTT itu lolos dari seleksi prajurit TNI.
“Saya akan bina dia, saya akan mempersiapkan dia nanti kemudian kita tanya dia, dia mau tes dimana, kan kita ada Bintara, ada Tamtama dan ada Wamil, nah kalau mau Wamil kita akan arahkan ke Universitas Pertahanan Atambua, nanti akan kita arahkan,” kata Joao seperti dikutip dari Antara.
Joao dan Joni bertemu di Makorem 161/Wirasakti Kupang usai anak pemanjat tiang bendera Merah Putih itu dinyatakan tak lolos seleksi masuk TNI AD. Danrem mengatakan Joni memang bercita-cita ingin menjadi tentara, akan tetapi setelah terkenal justru tidak ada yang memberikan pembinaan sejak dini mempersiapkan semuanya.
Dia mengtakan selama 1,5 bulan terakhir Dandim Belu sudah melakukan usaha dan medidik Joni. Akan tetapi hasilnya masih belum maksimal.
“Memang kemarin masalahnya di tinggi badan, Joni tinggi badan hanya 155,8 meter, sementara ada juga yang tinggi badannya 162,9 meter tetapi tidak lolos juga, padahal syaratnya 163 meter, ya kita tetap berpegang teguh pada syarat yang ada,” imbuh dia memberikan keterangan.
Apabila tes Bintara Joni tak lulus karena tinggi badan, maka dia akan dipersiapkan lebih matang untuk mengikuti tes di Universitas Pertahanan lewat jalur khusus tes kejuruan atau keahlian pada akhir Agustus 2024.
Akan Terapkan Terapi pada Joni
Menurut Joao, agar bisa menjadi tentara kini tak perlu lagi berada di medan perang dan bisa di bidang lain seperti ragam kejuruan yang ada.
“Ada terapi yang akan diberikan, saya sudah tanya-tanya dan bisa untuk meningkatkan tinggi badan, nanti akan kita terapkan ke Joni,” imbuhnya.
Sedangkan Joni mengaku hal terpenting baginya adalah menjadi seorang tentara. Ia akan mempersiapkan untuk mengikuti tes masuk TNI berikutnya di Unhan di masa mendatang.
“Saya yang penting menjadi tentara, nanti saya akan mempersiapkan diri lebih baik lagi, sebagai persiapan untuk tes masuk nanti,” kata Joni.