Sosok Para Relawan MER-C Indonesia Berhasil Masuk ke Gaza, Ternyata Latar Belakangnya Bukan Orang Sembarangan
11 Orang relawan kemanusiaan MER-C Indonesia akhirnya berhasil menembus masuk ke wilayah Gaza di tengah bombardir zionis Israel.
11 Orang relawan kemanusiaan MER-C Indonesia akhirnya berhasil menembus masuk ke wilayah Gaza di tengah bombardir zionis Israel.
Sosok Para Relawan MER-C Indonesia Berhasil Masuk ke Gaza, Ternyata Latar Belakangnya Bukan Orang Sembarangan
Tim Medis MER-C tiba di Jalur Gaza Palestina
pada Senin (18/4) pada pukul 22.15 WIB atau 17.15 waktu setempat.
Kedatangan mereka pun cukup dinantikan mengingat beragam cara telah dilakukan dari segi diplomatis hingga administratif demi bisa masuk ke wilayah tersebut.
- RI Kecam Serangan Israel ke Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza, Tim Medis Indonesia Terpaksa Dievakuasi
- Begini Nasib Relawan MER-C Indonesia di Gaza Israel Serang & Bombardir RS Indonesia
- Kemlu Kecam Keras Tindakan Israel Bakar Rumah Sakit Indonesia di Gaza
- Lowongan Relawan Tenaga Medis ke Gaza Palestina Dibuka, Simak Cara Pendaftarannya
Kedatangan para relawan WNI itu pun mendapat sambutan hangat dari para pejabat Kementerian Kesehatan Palestina.
Sampai saat ini tercatat ada 13 orang relawan Mer-C Indonesia yang diterjunkan langsung ke Gaza dari berbagai latar belakang bidang.
Seperti apa ulasan selengkapnya? Melansir dari akun Instagram @mercindonesia, Jumat (22/3) simak informasi berikut ini.
Perjuangan Keras 'Tembus' Masuk Gaza
11 Anggota tim relawan MER-C Indonesia berhasil memasuki Gaza, Palestina.
Menurut informasi, Tim Medis MER-C Indonesia bisa mencapai Jalur Gaza berkat kolaborasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang mengkoordinir Tim medis dari berbagai negara di bawah payung Emergency Medical Team (EMT) untuk memberikan bantuan di wilayah Gaza yang masih membara.
MER-C atas kolaborasi dengan WHO berkomitmen untuk dapat mengirimkan Tim Medis yang berkelanjutan ke Jalur Gaza, Palestina.
"Kami juga berkooperasi dengan WHO, jadi MER-C bersama dengan WHO bareng-bareng di bawah tim EMT (Emergency Medical Team), bersama-sama kita menuju ke Gaza, Palestina," kata Sarbini Abdul Murad, Ketua Presidium MER-C, dalam konferensi pers "Tim Medis MER-C Indonesia Tiba di Jalur Gaza, Palestina" yang disiarkan secara daring di akun YoutTube resmi MER-C, Selasa (19/3).
MER-C secara khusus mengajak sejawat dari organisasi profesi, Lembaga medis, Fakultas Kedokteran dan instansi medis lainnya untuk dapat bersama-sama atas nama bangsa Indonesia mengirimkan Tim medis ke Jalur Gaza.
Bantuan-bantuan medis dan kemanusiaan akan terus disalurkan oleh MER-C secara bertahap menuju ke Jalur Gaza.
MER-C pun berkomitmen bila situasi sudah kondusif, mereka bisa membangun kembali Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza bagian Utara yang saat masih sulit untuk dijangkau karena situasi yang masih mencekam.
Adapun para relawan MER-C akan berada di Gaza selama dua pekan dan akan bekerja di fasilitas kesehatan yang ditunjuk oleh WHO dan Kementerian Kesehatan Palestina.
Wilayah penugasan mereka berada di Jalur Gaza Bagian Selatan karena terdapat rumah sakit yang masih berfungsi di daerah tersebut.
Latar Belakang 11 Relawan MER-C Indonesia
Dr. Sarbini mengatakan bahwa tim relawan yang dikirimkan ke Gaza berasal dari beragam bidang.
Kebanyakan mereka berasal dari bidang kesehatan dengan pengalaman yang tidak main-main.
Disebutkan setidaknya ada yang berasal dari ahli bedah orthopedi, dokter umum hingga perawat dan bidan.
"Mereka itu terdiri dari spesialis ortopedi, kemudian ada perawat bedah, ada perawat anestesi, ada juga bagian logistik. Jadi yang terlibat memang mereka-mereka yang ahli dalam bidang emergency (hal darurat)," tuturnya.
"Maka mereka adalah EMT namanya, Emergency Medical Team yang dibuka di beberapa negara, dan tugas mereka di sana adalah untuk membantu korban-korban yang sudah diketahui kebanyakan korban-korban yang terkena serangan bom, rudal, dan sebagainya. Dan diketahui ada banyak dokter ortopedi di sana yang mengalami kelelahan dan ada yang meninggal, dan ini bisa menjadi hal bahagia sepele yang bisa kita bantu untuk mereka," sambungnya lagi.
Sarbini pun memperkirakan akan ada rotasi tim relawan ke depannya.
"Prediksi kita dua minggu sampai dengan satu bulan. Nanti ada rolling, ya ada etape selanjutnya," imbuhnya.
Saat ini para relawan sudah berada di lokasi yang aman di Rafah, Gaza Selatan. Namun mereka tidak diberi aksees menuju Gaza Tengah atau Utara.
Mereka sedang berada di rumah sakit di bawah naungan MOHA (Ministry of Home Affairs) Palestina, yang berkoordinasi dengan MOHA, dan dengan lembaga-lembaga kesehatan lain yang ada di Palestina bersama untuk menangani krisis tenaga kesehatan di rumah sakit yang ada di Gaza," ucap Sarbini.