98 dari 109 Truk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Dijarah Gang Bersenjata atas Izin Israel
Orang-orang bersenjata melarang masuk truk bantuan kemanusiaan ke Gaza jika tidak membayar.
Setidaknya 98 kendaraan dari konvoi 109 truk bantuan makanan hilang hari Sabtu dalam salah satu insiden terburuk, kata badan PBB untuk Pengungsi Palestina UNRWA.
Sebuah konvoi yang terdiri dari 109 truk pengiriman bantuan dijarah dengan sadis setelah memasuki Gaza yang mengakibatkan hilangnya 98 truk pada hari Sabtu, (17/11) kata seorang pejabat dari UNRWA.
Penjarahan ini merupakan salah satu insiden terburuk di Gaza dan dibombardir tentara Israel, kata Louise Wateridge, pejabat darurat senior untuk UNRWA, pada hari Senin.
Dilansir Aljazeera, Senin (18/11), konvoi yang membawa persediaan makanan diperintahkan oleh Israel untuk berangkat dalam waktu singkat melalui rute dari perlintasan Karem Shalom. Wateridge mengatakan ada korban luka akibat insiden ini.
Kecaman dari Hamas
Hamas mengecam insiden tersebut dan mengatakan siapa pun yang tertangkap membantu penjarahan tersebut akan diperlakukan dengan “tangan besi”.
Surat kabar Israel Haaretz melaporkan tentara Israel telah mengizinkan penjarahan truk bantuan kemanusiaan oleh orang-orang bersenjata dan “kelompok” yang putus asa saat berusaha memasuki Jalur Gaza, pada (11/11).
Menurut laporan tersebut, orang-orang bersenjata telah memblokir jalan yang dilalui truk untuk memasuki Jalur Gaza melalui perbatasan Kerem Shalom yang sepenuhnya berada di bawah kendali tentara Israel.
Uang perlindungan
Sumber di Gaza menyebutkan serangan penjarahan itu terjadi hanya beberapa ratus meter dari pasukan Israel. Beberapa kelompok bantuan mengatakan bahwa pengemudi truk yang diserang meminta bantuan tentara Israel, tetapi mereka menolak untuk campur tangan.
Beberapa kelompok bantuan disebut menolak membayar uang perlindungan, karenanya bantuan tersebut seringkali berakhir di gudang-gudang yang berada di bawah kendali tentara Israel, tulis Haaretz.
Namun, Israel mengklaim pihaknya telah melakukan segala hal yang dapat dilakukannya untuk memastikan cukupnya bantuan dan tidak menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah tersebut, .
Meski begitu, seorang pejabat bantuan PBB mengatakan bahwa akses bantuan Gaza telah mencapai titik terendah dan pengiriman ke wilayah utara yang terkepung hampir mustahil dilakukan.
Sejak pasukan Israel melancarkan serangan darat dan menduduki wilayah utara khususnya di Jabalia, Beit Hanoun, dan Beit Lahia hampir tidak ada makanan yang diizinkan masuk selama lebih dari sebulan.
Larang UNRWA beroperasi dan ancaman kelaparan
Awal bulan ini, para ahli yang memantau keamanan pangan mengatakan kelaparan akan segera terjadi di wilayah utara atau mungkin sudah terjadi.
Israel melarang UNRWA beroperasi untuk mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza dan memutus hubungan dengan organisasi tersebut. Israel mengklaim UNRWA memiliki hubungan dengan Hamas, namun dibantah oleh UNRWA.
Organisasi tersebut memperingatkan bahwa penghentian kegiatannya di Israel dan Yerusalem Timur yang diduduki tentara Israel akan menghalangi mereka untuk mengkoordinasikan upaya bantuan besar-besaran di dalam Gaza.
Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini mengatakan satu-satunya alternatif bagi UNRWA di Gaza adalah mengizinkan Israel menjalankan layanan di sana. UNRWA telah memberikan bantuan kepada hampir enam juta pengungsi Palestina di Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Yordania dan Suriah.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti