Ucapan Ketum PSSI saat Konpers Soal Tragedi di Kanjuruhan Dikritik, Bilang Begini
Ucapannya justru menimbulkan kritik dari publik.
Kerusuhan terjadi di stadion Kanjuruhan, Malang, usai laga Arema FC melawan Persebaya. Dari peristiwa itu sekitar 125 orang meninggal dunia.
Duka mendalam bukan hanya dirasakan oleh pihak keluarga korban, tapi juga semua pihak terutama para pecinta sepak bola Indonesia.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang sedang dilakukan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dalam video yang viral? Sebuah video memperlihatkan Panglima TNI dengan santai beli nasi di warteg.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
Ketua Umum PSSI, Mochammad Iriawan juga menyampaikan dukanya ketika melakukan konferensi pers, di kawasan stadion Kanjuruhan. Namun, ucapannya justru menimbulkan kritik dari publik. Berikut ulasannya.
Ucapkan Hadirin yang Berbahagia
©2022 Merdeka.com
Ucapan Ketum PSSI, menuai kritikan dari publik ketika melakukan konferensi pers di kawasan stadion Kanjuruhan. Saat diberikan kesempatan untuk berbicara di depan para wartawan, dia mengungkapkan kalimat yang dinilai tidak tepat untuk situasi saat itu.
“Terima kasih, Pak Menpora, Pak Kapolri yang kami hormati, Bu Gubernur, hadirin sekalian yang berbahagia,” kata Iriawan.
Ucapan tersebut dikritik berbagai kalangan di media sosial. Sebab, ucapan tersebut dinilai kurang tepat di tengah duka mendalam tragedi Kanjuruhan.
Reaksi Warganet
Ucapan tersebut mengundang kritik dan komentar dari warganet. Ketum PSSI dianggap tidak tepat menyampaikan kalimat itu pada hari di mana semua orang tengah bersedih.
“Lah berbagia dari mana pak, di sini suasana berkabung,” tulis akun Twitter @dapaduh**
“Ijin, Pak. Kita tidak sedang berbahagia, Pak,” tulis akun Twitter @Syarii***
"Bahagia gimna banyak orang yang meninggal," tulis akun Fatihah***
"Inna lillahi wa inna ilahi raji'un Turut berduka cita, Husnul khotimah untuk para korban, semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan atas musibah ini. Al Fatihah," tulis akun @Deddy***
PSSI Melakukan Investigasi
©2022 Merdeka.com
Iriawan mengatakan bahwa sudah melakukan langkah untuk melakukan investigasi di Malang.
Ia menerjunkan tim dari PSSI dan PT. LIB untuk menuntaskan dan mendalami apa yang sebenarnya terjadi di Malang saat pertandingan usai.
“Kami sudah melakukan langkah. Hari ini tim dari PSSI dan LIB ada di Malang untuk melakukan investigasi tentang pelaksanaan pertandingan yang kemarin dilakukan,” ujar Iriawan.
Sanksi untuk Arema
©2022 Merdeka.com
PSSI memberikan sanksi ke Arema FC buntut dari kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan korban.
Salah satu sanksi yakni Arema FC tidak akan diizinkan untuk menyelenggarakan pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Malang.
“Kami langsung mengambil langkah. Yang pertama adalah sudah dipastikan Arema tidak boleh lagi bermain di Stadion kanjuruhan selama musim ini berlangsung,” ujar Iriawan.
“Mohon doanya, semoga tim kita bisa berjalan dengan cepat, tuntas dan menghasilkan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan,” pungkasnya.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan
Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) yang menewaskan setidaknya 125 orang menjadi tragedi yang menelan korban jiwa terbesar kedua dalam sejarah sepak bola.
Peristiwa bahas terjadi usai pertandingan antara tuan rumah Arema FC yang kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3.
Suporter Arema FC yang kecewa dengan kekalahan itu melampiaskan dengan turun ke lapangan mengejar pemain dan ofisial sehingga polisi berupaya menghalau, termasuk menembakkan gas air mata.
Penonton yang panik berlari ke pintu keluar sehingga terjadi penumpukan. Akibatnya fatal, banyak penonton yang terinjak-injak, terhimpit dan sesak napas.
Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.