Waspada! ini 5 Jenis KDRT yang Sering Terjadi
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) mencakup lebih dari sekadar kekerasan fisik, tetapi juga berbagai bentuk lain yang merugikan.
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) merupakan isu serius yang mempengaruhi banyak orag di seluruh dunia, termasuk Indonesia. KDRT sering kali dipahami hanya sebagai kekerasan fisik, padahal masalah ini jauh lebih kompleks dan beragam. Berbagai bentuk kekerasan dapat muncul dengan cara yang berbeda, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi, sehingga penting untuk memahami perbedaannya.
Dengan pengetahuan yang tepat, orang dapat lebih waspada dan mampu mengenali tanda-tanda peringatan, sehingga dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitar mereka dari potensi bahaya. Dampak KDRT tidak hanya terbatas pada cedera fisik, tetapi juga dapat menyebabkan kerusakan mental dan emosional yang mendalam.
-
Kapan kejadian wanita tua jatuh ke dalam sumur terjadi? Insiden tersebut terjadi pada Minggu (29/10) sekira pukul 06.45 WIB.
-
Kapan sang suami meninggal? Dikabarkan, kesedihan yang amat dalam ini dikarenakan keduanya merupakan pengantin baru. Sang suami disebut meninggal tidak lama setelah mereka menikah.
-
Kapan Gurun Sahara menjadi hijau? Satelit baru-baru ini menangkap kehidupan tanaman yang mekar di atas Afrika di bagian Gurun Sahara selatan setelah pola cuaca yang tidak biasa membawa hujan lebat dan bahkan banjir, seperti dikutip dari laman KPTV, Rabu (18/9).
-
Siapa yang merasa jengkel dengan suaminya? Seorang istri sedang merasa jengkel dengan suaminya.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan kaki sering kram saat hamil? Kondisi kaki kram juga sering kali meningkat pada kondisi wanita hamil.
Korban sering mengalami trauma berkepanjangan, yang dapat berujung pada depresi dan masalah kesehatan mental lainnya. Sayangnya, banyak korban merasa terjebak dan kurang memiliki keberanian atau dukungan untuk melaporkan pengalaman mereka. Berikut adalah lima jenis kekerasan dalam rumah tangga, Jumat (11/10).
Bentuk-Bentuk KDRT
Tindakan Kasar
Kekerasan fisik merupakan bentuk KDRT yang paling umum dibicarakan. Jenis kekerasan ini meliputi segala tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik, seperti menendang, memukul, mencekik, mendorong, atau melukai menggunakan benda tajam. Selain itu, kekerasan fisik juga mencakup tindakan yang mengancam kesehatan fisik, seperti memaksa korban untuk mengonsumsi zat adiktif atau menghalangi akses korban terhadap perawatan medis yang diperlukan.
Jika kamu mengalami atau menyaksikan kekerasan fisik di lingkungan rumah tangga, sangat penting untuk segera mencari bantuan. Jangan ragu untuk melaporkan insiden tersebut kepada pihak berwenang, seperti polisi atau lembaga perlindungan perempuan dan anak. Kamu juga dapat meminta dukungan dari keluarga, teman, atau konselor.
Kekerasan Seksual
- Terungkap, Tahanan Kasus KDRT yang Tewas di Penjara Palu Ternyata Dianiaya 2 Polisi
- Benarkah Pelaku KDRT Bisa Memperbaiki Diri dan Berubah Lebih Baik? Ini Kata Psikolog
- Jenis-Jenis KDRT yang Perlu Diwaspadai, Bukan Hanya Kekerasan Fisik
- 10 Penyebab KDRT yang Sering Jadi Pemicu, Kenali Pula Jenis-Jenis Tindakannya
Kekerasan seksual mencakup semua bentuk aktivitas seksual yang dilakukan tanpa persetujuan dari korban. Ini termasuk pemerkosaan, pelecehan seksual, pencabulan, eksploitasi seksual, dan memaksa korban untuk melakukan hubungan seksual dengan orang lain. Kekerasan seksual juga meliputi tindakan yang tidak pantas, seperti mencium, meraba, atau mengintip tubuh korban tanpa izin.
Kekerasan seksual dapat menyebabkan trauma psikologis yang mendalam, gangguan kesehatan mental, dan bahkan kehamilan yang tidak diinginkan. Jika kamu mengalami atau menyaksikan kekerasan seksual, segera cari pertolongan. Melaporkan kejadian kepada polisi atau lembaga perlindungan perempuan dan anak sangat penting untuk menghentikan kekerasan seksual serta melindungi korban dari ancaman lebih lanjut.
KDRT Merugikan Korban
Kekerasan Ekonomi
Kekerasan ekonomi terjadi ketika pelaku KDRT menguasai aspek keuangan korban untuk mengendalikan dan merugikannya. Bentuk kekerasan ekonomi dapat mencakup: - Pembatasan akses korban terhadap sumber pendapatan - Pengendalian pengeluaran keuangan korban - Penolakan untuk memberikan uang kepada korban guna memenuhi kebutuhan dasar - Manipulasi korban agar terjebak dalam utang dan menanggung beban finansial yang tidak adil Kekerasan ekonomi dapat menyulitkan korban dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga menjadikan mereka tergantung pada pelaku KDRT. Situasi ini dapat memperburuk kondisi korban dan melemahkan posisinya dalam hubungan rumah tangga.
Kekerasan Emosional
Kekerasan emosional merupakan bentuk KDRT yang sering kali sulit dikenali, tetapi dampaknya tidak kalah berbahaya dibandingkan jenis KDRT lainnya. Kekerasan emosional mencakup tindakan yang bertujuan untuk merendahkan, menghina, menakut-nakuti, dan mengendalikan korban.
Beberapa contoh kekerasan emosional adalah: - Menggoda, mengejek, dan menghina korban - Menolak untuk berkomunikasi atau mengabaikan korban - Memanipulasi korban sehingga merasa bersalah dan tidak berharga - Mengendalikan korban melalui ancaman atau intimidasi Kekerasan emosional dapat mengakibatkan korban mengalami depresi, kecemasan, gangguan rasa percaya diri, serta kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat.
Kekerasan yang Terjadi di dalam Rumah Tangga
Kekerasan Emosional
Kekerasan emosional memiliki kesamaan dengan kekerasan psikologis, namun lebih fokus pada manipulasi mental dan pengendalian pikiran korban. Beberapa bentuk kekerasan psikologis meliputi: - Mencuci otak korban dengan menyebarkan informasi yang tidak benar atau bersifat manipulatif. - Mengisolasi korban dari lingkungan keluarga dan teman-temannya. - Mengontrol interaksi sosial korban. - Mengancam akan menyakiti diri sendiri atau orang lain jika korban berusaha meninggalkan hubungan tersebut.
Kekerasan psikologis dapat mengakibatkan korban kehilangan kepercayaan diri, kehilangan identitas, serta merasa tidak memiliki kendali atas hidup mereka. Korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) psikologis sering kali mengalami kesulitan dalam membedakan antara kebenaran dan kebohongan, serta sering meragukan diri sendiri. Kelima bentuk KDRT ini dapat terjadi secara terpisah atau bersamaan.
Penting untuk menyadari bahwa kekerasan dalam rumah tangga merupakan tindak kejahatan serius, dan setiap individu berhak mendapatkan bantuan serta perlindungan. Jangan ragu untuk mencari dukungan dari orang yang kamu percayai, lembaga perlindungan perempuan dan anak, atau pihak berwenang jika kamu mengalami atau menyaksikan KDRT.