Wihaji Eks Bupati Batang Calon Menteri Prabowo-Gibran, Ternyata Bukan Orang Sembarangan
Terungkap, ternyata Wihaji bukan berasal dari keluarga sembarangan. Berikut profil selengkapnya.
Presiden terpilih dalam Pemilu 2024-2029 Prabowo Subianto memanggil sejumlah politisi hingga menteri Kabinet Indonesia Maju ke kediaman pribadinya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin (14/10) lalu.
Total, terdapat 49 tokoh yang diproyeksi bakal jadi calon menteri dalam kabinetnya di masa mendatang.
- Keluarga Tagih Janji Polisi Ungkap Kasus Tahanan Tewas di Polsek Kumpeh Ilir Jambi: Kami Yakin Dibunuh
- Anggota Pansus Haji Mengaku Terima Tekanan Hebat dari Pihak Tak Bertanggungjawab
- Daftar Diam-diam, Nenek Tukang Pijat Bayi Berusia 100 Tahun di Probolinggo Ini Berhasil Wujudkan Impian Pergi Haji
- Mencicipi Kipang Kacang, Kudapan Asli Pariaman yang Masuk Daftar Warisan Budaya Tak Benda
Salah satunya yakni sosok eks Bupati Batang sekaligus kader Partai Golkar, Wihaji. Dia menjadi nama yang ikut disorot. Terungkap, ternyata Wihaji bukan berasal dari keluarga sembarangan. Berikut profil selengkapnya.
Wihaji Dipanggil Prabowo Subianto
Mantan Bupati Batang Wihaji menjadi salah satu dari deretan kandidat calon menteri kabinet presiden terpilih Prabowo Subianto.
Dia menjadi satu di antara lima anggota Partai Golkar lainnya yakni Bahlil Lahadalia, Meutya Hafid, Maman Abdurahman, Agus Gumiwang Kartasasmita, hingga Nusron Wahid yang mendapat perhatian dari Prabowo.
Saat tiba di lokasi, Wihaji kedapatan tampil rapi dalam balutan kemeja batik berwarna kuning. Di hadapan publik, dia mengaku baru saja diajak Prabowo berdiskusi mengenai masa depan generasi di tanah air.
Termasuk soal permasalahan stunting, ibu hamil, dan lain sebagainya.
Lantas, siapa sebenarnya Wihaji yang mendapat sorotan itu?
Sosok Wihaji di Politik Batang
Wihaji sebelumnya merupakan Bupati Batang yang menjabat pada periode 2017-2022. Waketum Partai Golkar itu dikenal sebagai sosok yang berkomitmen untuk memajukan Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
Wihaji lahir dan dibesarkan di Batang, di mana ia mengawali karier politiknya. Sebelum menjabat sebagai bupati, ia memiliki pengalaman di berbagai posisi pemerintahan lokal, yang membentuk pemahaman mendalam tentang kebutuhan masyarakat setempat.
Selama masa jabatannya sebagai Bupati Batang, Wihaji fokus pada beberapa di bidang pembangunan infrastuktur, dia mendorong pembangunan jalan dan fasilitas publik untuk meningkatkan aksesibilitas dan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, Wihaji merupakan sosok yang ikut memberi perhatian di bidang pendidikan. Saat menjabat, dia berusaha memperbaiki sarpras sekolah hingga kompetensi guru.
Di bidang kesehatan, dia turut memperhatikan sektor kesehatan dengan memajukan layanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit daerah.
Bukan Orang Sembarangan
Terungkap, Wihaji ternyata bukan orang sembarangan. Dia diketahui merupakan putra pertama dari empat bersaudara yang lahir dari pasangan bernama Parijiyo dan Parmiatun.
Wihaji yang lahir pada tanggal 22 Agustus 1976 itu rupanya merupakan cucu dari salah satu Abdi Dalem Mangkunegaran Solo.
Kader Partai Golkar itu pun diketahui memulai pendidikannya di SD Negeri Ngrombo 2 Plupuh Sragen, MTsN Plupuh Sragen, MAN 01 Surakarta, hingga STAIN Salatiga.
Selama menjadi mahasiswa, Wihaji kerap aktif di berbagai organisasi kampus.
Prabowo Undang 49 Calon Menteri
Sebelumnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto merampungkan pemanggilan terhadap orang untuk diproyeksikan menjadi menteri kabinetnya mendatang. Total ada 49 orang dipanggil Prabowo di kediamannya Jalan Kertanegara Nomor 4, Keboyaran Lama, Jakarta Selatan, Senin (14/10).
Pertemuan Prabowo dengan calon menteri itu berlangsung sejak pukul 15.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB. Mereka dipanggil Prabowo di antaranya politisi hingga menteri Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma'ruf Amin.
Adapun 49 orang calon menteri tersebut yakni sebagai berikut,
1. Prasetio Hadi (Ketua DPP Partai Gerindra)
2. Sugiono (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra)
3. Widiyanti Putri Wardhana (Pengusaha)
4. Natalius Pigai (Pegiat HAM)
5. Yandri Susanto (Wakil Ketua Umum PAN)
6. Fadli Zon (Wakil Ketua Umum Partai Gerindra)
7. Nusron Wahid (Politikus Golkar)
8. Saifullah Yusuf (Sekjen PBNU/Menteri Sosial)
9. Maruarar Sirait (Politikus Partai Gerindra)
10. Abdul Kadir Karding (Politikus PKB)
11. Wihaji (Wakil Ketua Umum Golkar)
12. Teuku Riefky Harsya (Sekjen Partai Demokrat)
13. Agus Harimurti Yudhoyono (Ketua Umum Partai Demokrat/Menteri ATR BPN)
14. Arifatul Choiri Fauzi (Muslimat NU)
15. Tito Karnavian (Mantan Kapolri/Menteri Dalam Negeri)
16. Zulkifli Hasan (Ketua Umum PAN/Menteri Perdagangan)
17. Satryo Soemantri Brodjonegoro (Akademisi)
18. Yassierli (Akademisi)
19. Yusril Ihza Mahendra (Pakar Hukum Tata Negara/Politikus PBB)
20. Bahlil Lahadalia (Ketua Umum Partai Golkar/Menteri ESDM)
21. Abdul Mu'ti (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah)
22. Muhaimin Iskandar (Ketua Umum PKB)
23. Raja Juli Antoni (Sekjen PSI/Wamen ATR)
24. Agus Gumiwang (Menteri Perindustrian)
25. Pratikno (Menteri Sekretaris Negara)
26. Iftitah Sulaiman (Orang Kepercayaan SBY)
27. Komjen Pol. Agus Andrianto (Wakapolri)
28. Ribka Haluk (Pj Gubernur Papua Tengah)
29. Maman Abdurahman (Politikus Partai Golkar)
30. Rachmat Pambudy (Akademisi)
31. Hanif Faisol Nurofiq (Dirjen KLHK)
32. Erick Thohir (Menteri BUMN)
33. Andi Amran Sulaiman (Menteri Pertanian)
34. Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal)
35. Dito Ariotedjo (Menpora)
36. Budi Gunadi Sadikin (Menteri Kesehatan)
37. Sultan Bachtiar Najamudin (Ketua DPD RI)
38. Raden Dodi Priyono (Kepala Bagian Administrasi Penganggaran, Biro Perencanaan Anggaran dan Kerja Sama Luar Negeri Sekjen PUPR)
39. Sakti Wahyu Trenggono (Menteri Kelautan dan Perikanan)
40. Budi Santoso (Sekjen Kemendag)
41. Dudy Purwagandhi (Dewan Komisaris PLN)
42. Airlangga Hartarto (Menko Perekonomian)
43. Sri Mulyani (Menteri Keuangan)
44. Veronica Tan
45. Supratman Andi Agtas (Menkum HAM/Politikus Gerindra)
46. Donny Ermawan Taufanto (Plt. Sekjen Kemenhan)
47. Rosan Perkasa Roeslani (Menteri Investasi)
48. M. Herindra (Wamenhan)
49. Meutya Hafid (Ketua Komisi I DPR/Politikus Golkar)