15 Faktor Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
Ketidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.
Ketidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.
- Pekerja Indonesia Sangat Tidak Produktif, Kalah Saing dengan Malaysia
- Tingkat Pengangguran Jakarta Nomor 4 Terbesar se-Indonesia, Ini Solusi Ditawarkan Industri Keuangan
- Gara-Gara Eksploitasi Tanah, Produksi Beras Indonesia Terancam
- Jumlah Pengangguran di Indonesia Berkurang, Kini Tersisa 7,2 Juta Orang
15 Faktor Tingginya Angka Pengangguran di Indonesia
Indonesia terus bergulat dengan tingkat pengangguran yang tinggi.
Berdasarkan data Trading Economics yang mengacu pada Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran di Indonesia mencapai 5,45 persen per Februari 2023.
Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi kedua di kawasan ASEAN.
Tingginya angka pengangguran di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang kompleks.
Berbagai alasan, mulai dari pertumbuhan ekonomi yang tidak merata hingga ketidakcocokan keterampilan tenaga kerja dengan kebutuhan industri, berkontribusi terhadap masalah ini.
Dikutip dari laman Liputan6.com, Senin (27/5), berikut adalah beberapa penyebab utama pengangguran di Indonesia:
1. Pekerja yang Kembali ke Dunia Kerja
Pengangguran seringkali dialami oleh mereka yang kembali ke dunia kerja setelah berhenti untuk merawat anak, menikah, atau mengurus kerabat lanjut usia.
Fenomena ini menciptakan tantangan tersendiri, karena mereka harus bersaing dengan pencari kerja lain dan mungkin perlu mengasah kembali keterampilan mereka yang telah lama tidak digunakan.
2. Transisi Antar Pekerjaan
Pindah pekerjaan menjadi salah satu penyebab pengangguran di Indonesia.
Pekerja yang memutuskan untuk mencari peluang baru harus melalui masa transisi yang tidak menentu.
Selama periode ini, mereka berada dalam status menganggur hingga menemukan posisi baru yang cocok, yang bisa memakan waktu dan usaha yang cukup besar.
3. Masuknya Angkatan Kerja Baru
Setiap tahun, ribuan lulusan baru dari sekolah menengah, perguruan tinggi, dan program gelar lainnya memasuki pasar kerja.
Angkatan kerja muda ini sering kali menghadapi tantangan dalam menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan keterampilan mereka.
Kesenjangan antara ekspektasi lulusan dan kebutuhan pasar seringkali menyebabkan mereka menganggur lebih lama.
4. Dampak Revolusi Teknologi
Kemajuan teknologi dan otomatisasi telah mengubah lanskap pekerjaan secara signifikan.
Pekerjaan yang dulunya dilakukan oleh manusia kini digantikan oleh mesin atau robot.
Transisi ini menciptakan pengangguran struktural, di mana pekerja harus mengembangkan keterampilan baru untuk bersaing di industri yang semakin terotomatisasi.
5. Imobilitas Pekerjaan
Kesulitan dalam mempelajari keterampilan baru yang relevan dengan perubahan teknologi dan kebutuhan industri menjadi penyebab lain pengangguran.
Pekerja yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan ini seringkali terjebak dalam pengangguran jangka panjang, karena keterampilan lama mereka tidak lagi relevan.
6. Tantangan Geografis
Imobilitas geografis juga menjadi faktor signifikan dalam pengangguran.
Banyak pekerja kesulitan berpindah tempat untuk mencari pekerjaan karena alasan ekonomi atau sosial.
Daerah yang kurang berkembang dan letaknya jauh dari pusat industri seringkali tidak menyediakan cukup lapangan pekerjaan, membuat penduduk setempat sulit mendapatkan pekerjaan yang layak.
7. Perubahan Ekonomi Struktural
Perubahan dalam kebijakan ekonomi, seperti penetapan upah minimum, dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mempekerjakan tenaga kerja.
Kebijakan semacam ini seringkali menimbulkan pengangguran struktural, terutama jika perusahaan tidak dapat menyesuaikan biaya operasional dengan kenaikan upah.
8. Penurunan Permintaan Konsumen
Permintaan konsumen yang rendah dapat menciptakan pengangguran siklis.
Ketika perusahaan mengalami penurunan penjualan, mereka terpaksa mengurangi jumlah tenaga kerja untuk mengurangi biaya operasional.
Siklus ini bisa menjadi lingkaran setan, karena pengangguran yang meningkat menyebabkan daya beli konsumen menurun, yang pada gilirannya mengurangi permintaan pasar.
9. Ketidakseimbangan Antara Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja
Setiap tahun, jumlah tenaga kerja meningkat, tetapi pertumbuhan lapangan pekerjaan tidak sebanding.
Hal ini menyebabkan persaingan ketat di antara fresh graduate dan pekerja berpengalaman.
Ketidakseimbangan ini menimbulkan fenomena di mana banyak lulusan muda terpaksa menunggu lama sebelum mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
10. Ketidakcocokan Keterampilan dengan Kebutuhan Pasar
Banyak pencari kerja tidak memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Perusahaan seringkali mencari karyawan dengan keterampilan khusus yang tidak dimiliki oleh sebagian besar pelamar.
Ketidakcocokan ini menjadi kendala besar dalam proses rekrutmen dan menyebabkan tingginya angka pengangguran.
11. Kurangnya Pendidikan dan Keterampilan
Tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah merupakan masalah serius dalam pasar tenaga kerja Indonesia.
Banyak orang dengan latar belakang pendidikan rendah hanya bisa bekerja di sektor informal atau sebagai buruh kasar.
Kurangnya pendidikan tinggi dan pelatihan keterampilan mengakibatkan banyak orang sulit bersaing dalam pasar kerja yang kompetitif.
12. Dampak Kemiskinan
Kemiskinan memiliki dampak signifikan terhadap pengangguran. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa sebagian besar penganggur berasal dari orang-orang yang hidup di bawah kemiskinan.
Orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan sering kali tidak memiliki akses ke pendidikan dan pelatihan keterampilan yang memadai.
Mereka juga kurang memiliki sumber daya untuk mencari pekerjaan di luar daerah asal mereka, memperburuk situasi pengangguran.
13. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
PHK merupakan penyebab langsung pengangguran di Indonesia.
Perusahaan melakukan PHK untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ekonomi atau untuk mengurangi biaya.
PHK massal seringkali terjadi pada saat krisis ekonomi, yang meningkatkan angka pengangguran secara drastis.
14. Tantangan di Pasar Global
Globalisasi dan persaingan di pasar internasional menambah kompleksitas pengangguran di Indonesia.
Banyak perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia cenderung mempekerjakan tenaga kerja dari negara asal mereka.
Terciptanya keseimbangan antara pekerja asing dan pekerja asli merupakan penyebab pengangguran di Indonesia yang harus ditangani.
15. Tingginya Harapan Perusahaan dan Calon Pekerja
Perusahaan di Indonesia seringkali memiliki ekspektasi tinggi terhadap keterampilan dan kompetensi calon pekerja.
Di sisi lain, banyak pencari kerja tidak memenuhi standar tersebut karena kurangnya pelatihan dan pengembangan diri.
Ketidakcocokan antara harapan perusahaan dan kemampuan pencari kerja ini menjadi faktor penyebab pengangguran yang signifikan.
Reporter Magang: Nur Pangesti.