2021 Dicanangkan Sebagai Tahun Pemulihan Ekonomi Terancam Pupus
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memperkirakan perkembangan perekonomian di Tanah Air akan terganjal dengan masalah berat dalam kebijakan mengatasi pandemi Covid-19. Sehingga dikhawatirkan akan berdampak krusial bagi perekonomian 2021.
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memperkirakan perkembangan perekonomian di Tanah Air akan terganjal dengan masalah berat dalam kebijakan mengatasi pandemi Covid-19. Sehingga dikhawatirkan akan berdampak krusial bagi perekonomian 2021.
Ekonom Senior INDEF, Didik J Rachbini, mengatakan tahun 2021 telah diprediksi oleh pemerintah sebagai tahun pemulihan ekonomi pasca pandemi. Itu semua merupakan harapan. Tetapi melihat apa yang dikerjakan pemerintah dalam hal penanganan Covid-19 ini, harapan tersebut bisa pupus.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kapan virus menginfeksi sel inang? Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Dalam kehidupan sehari-hari, virus tidak lagi terdengar asing bagi kita. Bermacam-macam virus dapat menimbulkan berbagai penyakit pada tubuh manusia yang tidak diinginkan. Jika tubuh kita dalam kondisi menurun (lemah), maka kita dapat dengan mudah terserang penyakit atau virus. Virus dapat bertindak sebagai agen penyakit dan agen pewaris sifat. Sebagai agen penyakit, virus memasuki sel dan menyebabkan perubahan-perubahan yang membahayakan bagi sel, yang akhirnya dapat merusak atau bahkan menyebabkan kematian pada sel yang diinfeksinya. Sebagai agen pewaris sifat, virus memasuki sel dan tinggal di dalam sel tersebut secara permanen.
"Harapan tersebut tertutup awan hitam karena tidak melihat perkembangan, tidak pasti kapan Covid bisa teratasi atau setidaknya memperlihatkan kecenderungan kasus yang semakin menurun," kata dia dalam pernyataannya yang diterima merdeka.com, Jumat (8/1).
Dari sejak outbreak di Maret 2019 sampai awal Januari 2021, masalah Covid-19 dan kasus hariannya di Indonesia terus-menerus meningkat dari hari ke hari. Kasus harian Covid-19 hanya ratusan beberapa bulan yang lalu, kini kasus hariannya sudah mendekati 10.000 kasus.
Sementara itu negara lain sudah memperlihatkan tanda-tanda penurunan atau relatif lebih rendah dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Dibandingkan dengan negara-negara tetangga dan negara-negara ASEAN, kebijakan dalam mengatasi covid-19 ini tertinggal dan gagal.
Dia menyebut akar masalah dan asal muasal dari resesi dan krisis ekonomi Indonesia dan global sekarang ini adalah faktor tunggal, pandemi Covid-19. Karena itu, kebijakan yang masuk akal dan harus bekerja di lapangan adalah kebijakan dan program mengatasi Covid-19 ini. Sedangkan kebijakan ekonomi yang lainnya nomor dua, sehingga prioritas utama adalah mengendalikan virus tersebut.
"Ini tidak berarti kebijakan ekonomi harus ditinggalkan. Tetapi mengatasi Covid-19 adalah prasyarat untuk mengatasi resesi ekonomi. Pemerintah harus bisa mengatasi pandemi Covid-19 lebih dahulu agar supaya Indonesia bisa lolos dari ancaman resesi ekonomi," jelas dia.
Dia menekankan, jika Covid-19 tidak bisa diatasi, maka pemerintah jangan bermimpi bisa mengatasi resesi. Tidak ada pertumbuhan ekonomi tanpa mengatasi pandemi. Apalagi perkembangan pandemi terus meningkat dan terlihat dari data kasus harian sampai sekarang, sehingga proses pemulihan ekonomi akan jauh lebih sulit dan resesi diperkirakan akan berkepanjangan.
Pertumbuhan Ekonomi 2021 3 Persen
Di sisi lain, pemerintah optimistis sekali memperkirakan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 4-5 persen. Perkiraan pertumbuhan itu, menurutnya, tidak berdasar pada fakta yang sebenarnya dari perkembangan Covid-19 yang buruk dan kapasitas kebijakan pemerintah dalam mengatasinya.
"Karena itu, pertumbuhan ekonomi tahun 2021 diperkirakan hanya sebesar 3 persen, kecuali ada perubahan kebijakan yang lebih baik dalam mengatasi pandemi," jelas Didik.
Adapun proyeksi INDEF ekonomi 2021 yang lainnya adalah nilai tukar Rp14.800 per USD, tingkat inflasi 2,5 persen, Tingkat Pengangguran Terbuka/TPT 7,8 persen, tingkat kemiskinan 10,5 persen.
Alasan-alasan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih realistis seperti di atas bisa tergambar pada sisi masyarakat, belanja domestik kelas menengah, sebagai motor penggerak ekonomi, belum maksimal karena kasus harian Covid-19 belum mereda, bahkan memburuk.
Kemudian dari sisi pemerintah, Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menyerap anggaran yang besar tetapi efektivitas dan penyerapannya tidak maksimal , bahkan terjebak dalam kasus korupsi yang buruk.
Selanjutnya, belanja kesehatan dan belanja sosial justru diturunkan tahun 2021, sehingga permintaan domestik terkendala oleh efektivitas program kesehatan dan belanja pemerintah di sektor ini.
Kredit perbankan masih lemah sekaligus sebagai indikasi pertumbuhan rendah. Dan vaksinasi sudah mulai tetapi masih terbatas dampaknya tidak pada tahun 2021.
(mdk/bim)